Tanah Datar – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakili Direktur Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial Wiratno yang didampingi Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi membuka secara resmi Festival Parimbo oleh Ir. Wiratno di Gedung Serba Guna Nagari Malalo, Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Selasa (16/5/2017)
Turut hadir dalam rombongan, Staf Kepresidenan RI, Subdit Penanganan Konflik Ternurial dan Hutan Adat KLHK, Subdit Bina Usaha KLHK, Kepala Bidang PPHA Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat.
Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa Festival Parimbo merupakan salah satu perwujudan perjuangan masyarakat ke Nagarian Malalo. Sebagaimana yang telah kita ketahui ekonomi masyarakat Malalo bergantung pada danau Singkarak yang saat ini tidak begitu baik karena sedang tercemar. Festival Parimbo merupakan salah satu perwujudan perjuangan masyarakat kenagarian Malalo.
“Masa depan masyarakat memanfaatkan hutan adat yang perlu kita apresiasikan dan perlu kita pelihara bersama melalui festival parimbo ini tentu mewakili itu semua,” ujarnya.
Bupati tanah Datar Irdinansyah Tarmizi juga menyampaikan bahwa fungsi hutan itu bermacam-macam ada hutan lindung, hutan produksi, hutan konservasi dan hutan Adat Nagari. Sedangkan pada saat ini hutan Nagari berstatus sebagai hutan lindung menjadi hutan nagari dan adat.
"Bersama dapat kita wujudkan cita-cita yang telah rencanakan dan mudah-mudahan ini akan terelisasi karena ini akan kita perjuangkan ke tingkat nasional nantinya untuk itu kita perlu dukungan dari berbagai pihak," ujarnya dalam kesempatan tersebut.
Bupati berharap Hutan Nagari dapat penetapan hukum yang jelas yang itu akan dikelola oleh Propinsi atau Nagari itu sendiri yang bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata atau hal lainnya yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat banyak.
"Mari kita dorong secara bersama hutan nagari nantinya berkembang untuk memberikan manfaat kepada masyarakat banyak yang mana sebagian masyarakat ada bergantung hidup dari sana dijalankan sesuai dengan peraturan adat setempat," ujarnya dalam sambutan.
Dalam sambutannya Dinas Kehutanan Sumatera Barat, yang disampaikan oleh Yonefis mengatakan bahwa melalui festival ini adalah wadah untuk saling bersilaturahmi, memberikan take and give yang berkaitan dengan hutan.
"Kita patut bangga kepada pemuda Malalo yang tergabung dalam pokja Timbalun yang telah mengadakan Festival Parimbo yang akan memunculkan ide dan gagasan bagaimana mendorong kemajuan masyarakat berbasis adat nagari, untuk kami akan mendukung kegiatan ini sepenuhnya," ujarnya.
Perwakilan Ketua Pokja Timbalun, Nora Hidayati, mengambarkan arti pentingnya hutan oleh masyarakat adat di dalam kehidupan khususnya masyarakat kenagarian Malalo, Festival Parimbo merupakan hasil kolaborasi Masyarakat Hukum Adat Malalo Tigo Jurai dengan Pokja Timbalun yang didukung penuh oleh Pemerintah Kabupten Tanah Datar.
"Festival Parimbo adalah ajang promosi dari masyarakat Sumatera Barat dalam melakukan inovasi pengelolaan hutan yang merawat dan keberlangsungan hutan untuk masa depan dengan ini didukung penuh oleh Pemerintahan Kabupaten Tanah Datar dan Kepulauan Mentawai," tuturnya.
Festival Parimbo dilaksanakan selama dua hari yakni pada tanggal 16 sampai 17, selama dua hari akan dilaksanakan rangkaian kegiatan berupa diskusi publik yang membahas inisiatif pengelola hutan dan penyelesaian konflik, berbagai pengalaman terkait penyelesaian konflik antar masyarakat hukum adat serta dilanjutkan pada hari berikutnya derngan kegiatan diskusi tematik selain itu kegiatan ini juga dimeriahkan dengan penampilan kesenian dan kebudayaan Minangkabau.
“Masih banyak lagi kegiatan yang akan ditampilkan pada ajang Festival Parimbo ini dan juga ada pemutaran Flim bertemakan kebudayaan yang bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang kebudayaan kepada Masyrakat banyak,” ujarnya. (Hp/rhn)