Tanah Datar – Satu lagi, situs cagar budaya Goa Ayia Lului tantang
para pencita alam untuk menikmati keindahan alamnya yang terletak di ketinggian
kurang lebih 1000 meter dari permukaan laut yang terletak di Kabupaten Tanah Datar,
tepatnya di Kecamatan Sungayang Nagari Sungai Patai, selain Treknya yang
menantang, tempat tersebut sangat cocok bagi para bagi kaula muda dalam menguji
nyali dan fisinya.
Goa Ayai Lului ini
merupakan salah satu cagar budaya yang letaknya di tengah hutan belantara dan
juga berbatasan langsung antara Tanah Datar dengan kabupaten Limapuluh Kota,
Gao ini terkenal dengan nilai sejarahnya, pada tahun 1958 Goa ini merupakan
tempat persembunyian para tentara PDRI pada masa penjajahan.
Kaur Pembangunan Nagari
Sungai Patai, Defrianto (42) mengatakan, Gao yang ditemukan masyarakat sejak beberapa
tahun lalu, merupakan tempat persembunyian para pahlawan kita jaman dulu,
selain tempatnya yang masih asri, jarak tempuh dari perkampunganpun tidak
terlalu jauh, sehingga para wisatawan yang ingin melihat dan menyaksikan
keindahan Stalakmit dan Stalaktit dalam
Goa dapat dengan mudah melihatnya.
“Kalo jarak tempuh normal
biasanya dari perkampungan, memakan waktu kurang lebih 2 jam, setelah itu kita
kan menemukan 4 Goa disana, dengan satu Air terjun yang berada di tengah
perjalanan menuju ke Mulut Goa,” jelas Defrianto yang juga didampingi Ariswandi
(35) selaku Kasi Kesenian dari Dinas Pendidikan dan Kesenian Tanah Datar, saat
melakukan exspedisi melihat Goa tersebut, Minggu (29/10).
Tambah Defrianto, area
seluas kurang lebih 10 hektar ini, selain letaknya di perbatasan, destinasi
wisata yang satu ini masih belum banyak di ketahui orang, sehingga untuk
mengangkat tempat ini menjadi sebuah tempat wisata baru, perlu dukungan
pemerintah setempat untuk sama-sama bisa melestarikan tempat bersejarah ini,
sehingga tempat pariwista di Tanah Datar bertambah dengan hadirnya, Goa Ayia
Lului ini.
“Kita berharap kepada
pemerintah agar mau memberikan dukungan dalam mengembangkan destinasi wisata
Goa Ayia Luluih ini sehingga Nagari Sungai Patai selain terkenal dengan budaya Sileknya,
juga terkenal dengan desa Wisatanya, guna menambah nilai ekonomi bagi masyarakat yang
nota benenya sebagai petani, sehingga Nagari ini juga bisa maju seperti Nagarai
lainnya yang ada di Luar Tanah Datar,” tutur Defrianto.
Lebih lanjut Defrianto
juga mengatakan, selain masyarakat di sekitar, Goa Ayia Luluih juga pernah di
kunjungi oleh tim BPBD Tanah Datar guna menyaksikan keindahan alam dan uji
fisik aggotanya, selain itu juga para mahasiswa dari IAIN Tanah Datar juga
pernah berkunjung kemari dalam rangka mengisi kegiatan Mapala Kampus Islam
tersebut. Didengar dari komentar para tamu yang datang di kesini, pada umumnya
mereka puas dan senang, sehingga ini bisa menjadi catatan tersendiri bagi kami
selaku pengurus Nagari dalam mengembangkan daerah ini.
Semetara itu salah satu
Wartawan Senior Harian Singgalang, Musriadi Musanif yang ikut pada tim Exspedisi
itu, mengatakan, bagi saya selain menguji fisik, pendaikian menuju Goa ini juga
menyehatkan raga, keringat kita keluar, Fikiran kita Fres dan udara yang kita
hiruppun bersih, sehingga apabila tempat ini dibangun seperti layaknya tempat
wisata di Bukittinggi yang kita kenal dengan Janjang seribu Koto Gadang, wah
saya rasa tempat ini juga tidak kalah menarik. Nah bagi para pencinta alam yang
suka akan tantangan coba trek ini, dijamin kepuasan akan kita dapatkan, kalau yang tua saja mampu kenapa yang muda tidak bisa, ajak
Musriadi sambil menghela nafas di sela-sela istirahat saat melaksanakan
pendakian.
Tambahnya, dirinya sangat
takjub dengan keindahan Goa Ayia Luluih ini, sehingga dengan usia yang sudah
tidak muda lagi ini, dirinya ampu menyelesaikan misi dari mulai Star hingga Finish untuk dapat melihat langsung salah satu keindahan ciptaan
tuhan ini.
“Kalau dilihat dari
treknya sepertinya saya tidak sanggup untuk menyelesaikan perjalanan ini, mengingat
usia yang sudah tidak muda lagi, namu karena semangat yang kuat dan suport dari
teman-teman akhirnya Empat Goa dan satu air terjun dapat saya saksikan degan nyata,
ini sangat luar biasa dan perlu di lestariakan agar destinasi wisata di Tanah
Datar tidak hanya sebatas Istano Basa Pagaruyung saja,” jelas Wartawan Utama
itu. (Put)