Liburan lebaran 1437H masih beberapa hari lagi, salah satu momok yang menghantui para pemudik adalah macet. Belajar dari kejadian adanya keracunan karbon dioksida setelah mobil yang ditumpangi para pemudik terjebak macet selama berjam-jam menjelang pintu keluar tol Brebes Timur. Perlu dipahami mengenai kewaspadaan dan penanggulangan ketika seseorang diduga keracunan gas CO2.
Apa itu Gas CO2 ?
Karbon dioksida atau CO2 merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan termasuk salah satu jenis gas yang jumlahnya paling berlimpah di atmosfer. Gas yang dipakai juga dalam minuman bersoda (berkarbonasi) ini memiliki nama lain 'carbonic acid gas' atau gas asam arang.
Dalam konsentrasi rendah, karbon dioksida sebenarnya tidak beracun. Namun saat seseorang berada dalam ruangan tertutup tanpa sirkulasi udara yang baik, konsentrasi gas ini akan terus mengalami peningkatan. Sistem pernapasan manusia secara terus menerus akan mengubah oksigen atau O2, menjadi gas karbon dioksida.
Dalam kendaraan yang pengap, tanpa sirkulasi udara yang baik, peningkatan konsentrasi karbon dioksida akan terjadi. Ini berarti kadar oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh menurun . Kemampuan fisik untuk bertahan dengan kadar oksigen yang semakin sedikit Setiap orang tidak sama. Banyak faktor yang berpengaruh, termasuk kondisi kesehatan dan fungsi paru-parunya. Dan efek yang terjadi bisa lebih parah bila kondisi tersebut terjadi pada anak-anak, orang-orang lanjut usia, serta pemudik dengan riwayat penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes mellitus, maupun gangguan jantung.
Gejala Yang Dirasakan Akibat Keracunan CO2
Saat terjebak macet dan udara yang pengap dalam kendaraan, maka dalam situasi seperti ini biasanya akan muncul gejala pusing, serta pernapasan cepat (hiperventilasi) untuk menetralkan darah yang perlahan menjadi lebih asam karena menghirup karbon dioksida.
Saat terjebak macet dan udara yang pengap dalam kendaraan, maka dalam situasi seperti ini biasanya akan muncul gejala pusing, serta pernapasan cepat (hiperventilasi) untuk menetralkan darah yang perlahan menjadi lebih asam karena menghirup karbon dioksida.
Penyebab keracunan yang lain adalah emisi gas dari kendaraan yang mengandung karbon monoksida atau CO. Gas CO sangat beracun karena bisa 'membajak' hemoglobin di dalam darah. Akibatnya, terjadi kerusakan fungsi organ karena hemoglobin gagal mendistribusikan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Kurangnya ventilasi akan menambah peningkatan konsentrasi karbon monoksida di sebuah ruangan.
Kronologis Terjadinya Keracunan Karbon CO2 dan CO
Hemoglobin yang merupakan pigmen merah dalam sel darah merah bertugas membawa oksigen ke berbagai jaringan tubuh.
Saat seseorang menghisap karbon monoksida, alih-alih oksigen, hemoglobin justru mengikat karbon monoksida dan mengalirkannya ke seluruh tubuh.
Hemoglobin yang berikatan dengan karbon monoksida lantas membentuk senyawa yang disebut carboxyhemoglobin. Ini adalah senyawa yang diyakini menjadi penyebab utama keracunan karbon monoksida.Hemoglobin yang justru berikatan dengan karbon monoksida membuat tubuh perlahan-lahan kekurangan oksigen.
Segala macam proses kimia pada jaringan tubuh yang kekurangan oksigen akan terhambat. Hal ini menciptakan kondisi yang dikenal sebagai cedera hipoksia pada jaringan. Ditandai dengan mati dalam kondisi lemas.
Keracunan gas ini dapat dideteksi dengan gejala-gejala sebagai berikut:
Sakit kepala, Pusing,Mual, Nyeri dada, Sesak napas, Muntah, Nyeri perut, Kantuk, Pingsan, dan Kejang .
Pengobatan
Individu yang mengalami keracunan gas CO2 atau CO harus pindah dari daerah tersebut ke tempat dengan cukup pasokan udara segar.
Jika seseorang berhenti bernapas, CPR (cardiopulmonary resuscitation) mungkin harus diberikan.
Setiap orang harus dites dan diperiksa apakah benar mengalami keracunan karbon monoksida untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penanganan medis yang bisa diberikan adalah memberikan oksigen dosis tinggi menggunakan masker wajah dari tabung oksigen. Oksigen kadar tinggi akan membantu hemoglobin bisa bekerja normal kembali.
Pertolongan Pertama pada keracunan CO2 adalah :
- Membawa penderita ke tempat berudara segar dan hangat.
- Bila penderita tidak bernapas, segera lakukan pernapasan buatan ( CPR )
- Berikan inhalasi oksigen bila memungkinkan.
- Penderita diistirahatkan dan diusahakan tenang.
- Carilah masjid atau musholla, berwudhu dan lakukan sholat 2 rekaat.Aktifitas dan gerakan sholat membantu mengalirkan Udara segar ke Otak. Hal ini mencegah terjadinya pingsan ataupun kejang akibat kurang Oksigen.
- Berikan minuman jeruk hangat atau jus buah. Karena buah mengandung zat flavonoid yang tinggi sebagai antioksidan dan penghancur radikal bebas akibat keracunan gas CO2 tadi.
Demikian tips saat Anda terjebak macet dan tubuh merasakan seperti gejala keracunan gas CO2 tadi. Semoga bermanfaat. (nyong)