Notification

×

Iklan

Iklan

Tradisi Adat Rayo Anam Jorong Sikaladi

14 Juli 2016 | 21:18 WIB Last Updated 2016-07-16T03:42:48Z
Para Tokoh Masyarakat dan Orang Siak Sedang Melakukan Doa Bersama di Pandam Sipuan Raya


Tanah Datar - Mandoa katompat atau yang dikenal dengan ziarah kubur, hal ini masih kental Di Nagari Pariangan tepatnya Jorong Sikaladi. Berbeda dengan ziarah kubur biasanya, di Jorong Sikaladi hal ini dilakukan pada saat hari raya enam setelah hari Raya Idul Fitri di Bulan Syawal.

Tradisi ini sudah dilakukan sejak lama dan diperoleh dari nenek moyang secara turun temurun. Menurut M. Jamil Labai Sampono mandoa katompat ini sudah tradisi bagi masyarakat, selain untuk bersilarutahmi juga untuk meningkatkan keimanan, karena ziarah kubur ini megingatkan kita akan kematian, ungkapnya, Kamis (14/7) di Pandam Pakuburan Keluarganya.

Labai Sampono juga menceritakan, sebelum hari ziarah dilakukan tepatnya hari Kamis ini,  tradisi tersebut juga dilakukan setiap hari Kamis sehabis hari Raya Idul Fitri, para pemilik makam kaumnya masing memasak lamang dan membersihkan pandam pakuburan juga mendirikan tenda di masing-masing pandam. Setelah itu biasaya di pagi hari masing-masing kaum akan menuju pandam pakuburan untuk melakukan doa bersama sambil membawa dulang yang berisi makanan untuk disantap bersama usai berdoa.

Para Pemuda Sedang Melakukan Ratik Tagak


Yang hadir pada saat mendoa tersebut tidak hanya keluarga inti, namun sumando dan kerabat lainya, sehingga nuansa sakral dan kekeluargaan begitu kental terasa, selain itu keluarga dan karib dari rantau juga datang turut mendoakan keluarga yang sudah meninggal, keramaian semakin terlihat karena semua berkumpul.

Pada kesempatan tersebut juga dipungut sumbangan yang dikumpulkan masing-masing kaum dan ini nantinya akan diserahkan ke Masjid maupun Mushalla dan sebahagian juga  dipergunakan untuk membeli tikar maupun tenda yang dipergunakan untuk madoa katompat ini, jelas Lambai Sampono.

Usai mandoa katompat masing-masing kaum ini, pada sore harinya sehabis Sholat Ashar, semua kaum berkumpul pada satu pandam yaitu Pandam Sipuan Raya, di sinilah dilaksanakan doa bersama dan Ratik Tagak, ini merupakan puncak dari rangkaian prosesi adat. Acara yang penuh sakral ini dihadiri ribuan warga dan melakukan doa bersama.
Mulai Dari Bundo Kanduang Hingga Para Pemudi Membawa Jamba yang Berisikan Makanan Untuk di Santap Bersama


Pada saat melakukan Ratik Tagak para peserta juga dipandu oleh para Tokoh masyarakat dan juga orang siak (Alim Ulama) yang dilakukan secara bersama, tak heran mereka sambil menggoyangkan kepala dan mengayunkan tangan sambil bersolawat bersama sama hingga terkadang mengakibatkan tidksadarkan diri (pingsan), hal ini yang menjadi tontonan sekaligus hiburan bagi para perantau yang pulang kampung sekaligus melesratikan budaya adat nagari sikaladi yang hingga saat ini masih terus dilakukan.

Setelah selesai melakukan Ratik Tagak, seluruh peserta yang hadir dijamu makan bersama, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, memakanan makanan yang dibawa oleh para bundo kandung, sehingga terciptalah kebersamaan yang menjadi harapan dan tujuan acara tersebut. (ss)




Video : Mas Uda Yanto
×
Kaba Nan Baru Update