![]() |
Wabup Zuldafri Darma saat meninjau saluran irigasi Batang Selo di Kecamatan Tanjung Emas |
Tanah Datar - Wakil Bupati Zuldafri Darma didampingi dengan Plt. Kepala Dinas Distanbunhut Khairuddin, Camat Tanjung Emas Elvi Sandri, Kabid PSDA Dinas PU Januar Pempri, Senin (18/7) tinjau saluran irigasi Batang Selo di Kecamatan Tanjung Emas.
Kunjungan lapangan ini dilakukan dikarenakan banyaknya laporan masyarakat bahwa sudah beberapa tahun terakhir ini kondisi saluran Irigasi Batang Selo yang selama ini mensuplai air untuk areal persawahan seluas 1400 Ha di wilayah Kecamatan Tanjung Emas tepatnya di sekitar Nagari Pagaruyung, Saruaso, Tanjung Barulak dan Koto Tangah ini sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan air bagi areal persawahan masyarakat yang ada.
Menurut informasi yang kami peroleh dari Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Tanjung Emas Yugfar Vilantrop, kondisi seperti ini sudah berlangsung beberapa tahun terakhir. Menurutnya banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi di antaranya di saluran irigasi Batang Selo sepanjang 35 Km yang berada di sekitar lereng perbukitan ini kondisinya landai sehingga kecepatan air tidak maksimal, hal ini mengakibatkan banyaknya pendangkalan akibat penumpukan sendimen.
Selain itu menurut Yugfar, ada beberapa bekas material longsor yang masuk ke dalam saluran irigasi dan ada juga sebagian pintu tersier yang kondisinya lebih tinggi dari debit air sehingga air tidak bisa mengalir dari pintu tersebut. Dari beberapa permasalahan yang terjadi di lapangan ini akibatnya sekitar 300 Ha areal persawahan masyarakat di Nagari Koto Tangah dan Tanjung Barulak terancam kekeringan.
Plt. Kepala Distanbunhut Khairuddin mengatakan sebenarnya para petani di Kecamatan Tanjung Emas bisa melakukan tanam padi dua kali dalam setahun, namun karena persoalan air irigasi yang tidak merata sehingga petani yang sawahnya berada di ujung irigasi hanya bisa tanam satu kali setahun.
"Kita akan membuat kalender tanam dan pola tanam untuk mengatasi persoalan keterbatasan air irigasi ini", katanya.
Dijelaskannya bahwa pembuatan kalender tanam ini nantinya dapat mengatur waktu kapan petani harus menanam padi antara satu nagari dengan nagari lainnya, sehingga air irigasi bisa kita bagi dan kebutuhan air bisa kita penuhi.
Sedangkan pengaturan pola tanam kita harapkan bisa membiasakan petani menanam tanaman selain padi (palawija), seperti ubi, jagung, kedelai dan lainnya, tanaman palawija ini tidak terlalu banyak membutuhkan air sehingga air irigasi bisa dibagi ke petani yang sedang menanam padi, tambahnya.
Sementara itu Wakil Bupati Tanah Datar, Zuldafri Darma dalam persoalan ini meminta kepada petani untuk tertib dan sesuai kebutuhan dalam menggunakan air irigasi Batang Selo ini.
"Air irigasi Batang Selo ini seharusnya mampu mengairi ratusan hektar sawah sampai ke Nagari Tanjung Barulak, namun sekarang airnya tidak sampai karena disebabkan banyaknya petani yang tidak tertib dan berlebihan dalam menggunakan air tersebut", kata Wabup.
Untuk itu pada kesempatan itu Wabup menghimbau para petani yang memakai air irigasi Batang Selo tersebut agar adil dalam memakai air dan sesuai kebutuhan saja, sehingga seluruh petani dapat menggunakan air untuk mengairi sawahnya, apalagi di musim kemarau.
Ia menyebutkan irigasi ini akan terus dibenahi setiap tahun dan anggarannya tetap disediakan, namun yang lebih penting masyarakat harus bisa tertib dan dapat mematuhi aturan dalam pemakaian air.
"Bila irigasi ini dapat mengaliri seluruh sawah masyarakat sampai ke ujung maka produksi padi sudah pasti akan meningkat sehingga mampu mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat" pungkasnya. (ss/hp)