Catatan Perjalanan Sang Photografer
Tanah Datar- Pemanfaatan teknologi tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kehidupan manusia, diawali dengan penggunaan teknologi sederhana dan kemudian manusia mengembangkan teknologi tersebut dengan menciptakan teknologi yang lebih maju.
Sore itu, rombongan Photographer mengunjungi Pengrajin Saka Tradisional di Pandai Sikek, satu pengrajin tradisional yang tetap bertahan di tengah persaingan bisnis makanan saat ini. Mereka adalah sebagian keci pelaku industri gula tebu tradisional yang masih tersisa di Minangkabau.
Bertempat di lereng Gunung Singgalang, tepatnya di Jorong Luhuang - Nagari Pandai Sikek – Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat , aktifitas pengolahan saka ( istilah Minangkabau untuk Gula merah) diproses. Di tempat penggilingan tebu ini, masih menggunakan tenaga kerbau sebagai penggerak mesin penggiling . Hasil perasan tebu adalah air tebu yang terasa manis. Air tebu itulah yang langsung diolah menjadi "gulo saka".
Cara memasaknyapun masih sangat tradisional, yaitu menggunakan tungku yang dibuat dari tumpukan tanah liat dengan desain sedemikian rupa.
Begitulah keseharian pak Malin bersama istri dengan dibantu oleh seorang temannya. Kemajuan teknologi tidak menjadi kendala, mereka tetap memproduksi "gulo saka" yang nantinya akan dijual di pasar-pasar tradisional di wilayah seputaran Sumatera barat.
Menurut penjelasan Pak Malin, ia bersama istri dan seorang temannya, hanya mampu memproduksi 2 kali dalam seminggu. Hal ini dikarenakan, masa persiapan bahan baku yaitu tanaman tebu yang lahannya agak jauh dari tempat itu. Dan karena masih menggunakan kayu bakar, diperlukan persiapan kayu bakar untuk memasak air tebu hasil menggilingnya.
Dengan keramah tamahan pak Malin menyambut kedatangan kami yang diantar rekan sesama Pecinta Photography di Minang Kabau ini , Saudara Mevi Rosdian.
Walau saat itu Kami datang, rombongan tidak dapat mengabadikan secara langsung proses menggiling tebunya. Karena kedatangan kami memang sudah terlalu sore ke tempat itu. Dan hujan juga mengiringi dalam perjalanan kami.
Saat kami tiba di lokasi,kerbau milik Pak Malin juga sudah dikandangkan. Ada satu pengharapan dari Pak Malin, beliau mengharapkan bila masih ada umur, tahun depan Kami bisa berkunjung lagi ke Pandai Sikek. Dan kalau bisa, pada saat beluau sedang memproduksi gula saka.
Catatan Perjalanan Ditulis Oleh Marsuki
Photo oleh : Marsuki
Terima kasih untuk :
Simon Satria
Mevi Rosdian
Riv
Editting Oleh Inyong Bee