Arosuka - " Kami tidak ingin anak kemenakan kami rusak akibat pengaruh prostitusi liar di kedai itu, " ujar Buyung penuh harap. Itulah sepenggal harap yang disampaikan oleh masyarakat menyikapi dugaan kembalinya aktifitas prostitusi liar di warung pinggir jalan raya Sungai Lasi - Solok.
Sesuai dengan pemberitaan pasbana.com ( 26/8 ) mengenai penggerebekan prostitusi liar berkedok warung, di Nagari Sungai Jambur, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi - Kabupaten Solok yang pada waktu itu di pimpin langsung oleh Wakil Bupati Solok Yulfadri Nurdin, bersama tim gabungan dari TNI, Polri, SatPol PP serta Pemuka dan Tokoh Masyarakat. Didapati aktifitas prostitusi liar yang selama ini memang membuat resah masyarakat sekitar warung tersebut.
Dari penggerebekan tersebut diamankan 4 orang mucikari dan 9 orang pelaku prostitusi.Kesemuanya telah menandatangani Surat pernyataan di Kantor Satpol PP Kabupaten Solok bahwa tidak akan mengulangi perbuatannya lagi dan bersedia untuk menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah warung tersebut.
Namun, berdasarkan pengamatan sejumlah warga sekitar warung diduga aktifitas prostitusi liar tersebut berjalan kembali. Mereka menyayangkan hasil dari pengrebekan itu, yang belum membuat jera para pelaku prostitusi liar tersebut.
Buyung salah satu warga mengatakan "Hingga saat ini warung tersebut masih ber operasional layaknya kedai-kedai lain yang berada di sepanjang jalur provinsi, padahal jelas kedai tersebut pernah digrebek dan tertangkap basah oknumnya, jika berulang sekali lagi , saya berharap warung ini dapat dibongkar secepatnya", pinta Buyung (bukan nama sebenarnya) yang tinggal di dekat lokasi warung.
Wakil Bupati Solok Yulfadri Nurdin ketika dihubungi via WhatsApp mengatakan "Insya Allah kita akan lanjutkan program pembinaan berkelanjutan, termasuk didalamnya pemberdayaan UMKM dan Rohani Islam", janji Wabup Solok .
Sementara itu Camat IX Koto H.N Efyardi menjelaskan di tempat terpisah "Saat ini saya juga masih memantau perkembangannya, memang pantauan dari beberapa warga warung tersebut masih beraktivitas dan di curigai masih melakukan praktek prostitusi . Dan hal ini sudah saya sampaikan kepada Pak Wabup", jelasnya.
Masyarakat juga berharap kepada PT. Kereta Api selaku pemilik lahan dari warung-warung tersebut, untuk meninjau kembali ijin kontrak lahan dengan pemilik warung. Karena setahu warga, ijin kontrak diberikan untuk pemukiman bukan untuk warung. Apalagi warung yang didalamnya terdapat aktifitas prostitusi liar.
Sejumlah masyarakat berharap bisa diambil tindakan tegas, agar aktivitas prostitusi liar ini tidak muncul kembali bahkan berkembang hingga susah untuk dihentikan dikemudian hari.
Reporter: putra
Editor: Budi