Padang Panjang-Meskipun Pemerintah Kota (Pemko) Padangpanjang telah menetapkan Lapangan Anas Karim Secata B Padangpanjang sebagai lokasi pelaksanaan Sholat Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah, yang akan dilaksanakan pada Senin (12/9) mendatang. Tetapi, pemko juga menyiapkan 6 masjid alternatif, jika cuaca tidak memungkin untuk melaksanakan Sholat Id di lapangan.
Kabag Humas Setdako Padangpanjang Ampera Salim ketika ditemui Kamis kemarin menyampaikan, sesuai dengan jadwal yang diterbitkan Bagian Kesra Setdako Padangpanjang, untuk pelaksanaan Sholat Id akan dipusatkan di lapangan Anas Karim dengan Khatib Sholat Id H.Yendri Junaidi,LC,MA dari Perguruan Diniyah Puteri Padangpanjang dan Imam Aswar Hadi,S.Ag dari Ponpes Kauman Muhammadiyah.
“Enam masjid yang telah disiapkan sebagai lokasi alternatif itu diantaranya Masjid Jihad, Masjid Tauhid Pasar Baru, Masjid Zua’ma Pasar Usang, Masjid Jihadu Walidaina Bukit Surungan, Masjid Nurul Amri Guguk Malintang dan Masjid Agung Asliyah Pasar Usang,” kata Ampera Salim.
Khusus untuk Khatib dan Imam, lanjut Ampera Salim, sama seperti pelaksanaan Sholat Hari Raya Idul Fitri lalu, Imam dan Khatibnya memang diambil dari perwakilan pondok-pondok pesantrena dan sekolah agama yang ada di Padangpanjang.
“Untuk Imam dan Khatib, setiap pelaksanaan Sholat Id akan digilir terus sesuai dengan kesepatakan antara Pemerintah Daerah, Kantor Kementrian Agama Padangpanjang dan perguruan/ ponpes yang ada di Padangpanjang,” jelas Ampera.
Sementara itu, untuk pelaksanaan Kurban di Lingkungan Pemerintah Kota Padangpanjang, juga telah disiapkan 6 ekor hewan kurban yang akan disemblih setelah pelaksanaan sholat id. Dimana, daging-daging hewan kurban itu akan disalurkan kepada pekerja harian dan masyarakat kurang mampu yang ada di Padangpanjang.
“Dari data yang kita terima, untuk pelaksanaan kurban tahun ini berkurang dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2015 lalu di Balaikota menyemblih 7 ekor hewan kurban dan tahun ini hanya 6 ekor hewan kurban. Dimana, untuk membeli hewan kurban tersebut berasal dari kelompok-kelompok, dimana satu ekor hewan korban berasal dari kelompok yang berjumlah 7 orang dengan biaya satu orang Rp.2,2 juta,” ungkap Ampera Salim. (Putra)