Assalamu'alaikum Bpk Bupati, Bapak Haji Gusmal. Pertama saya mendo'akan semoga Bapak beserta seluruh jajaran pemerintahan Kabupaten Solok selalu dalam lindungan Allah SWT. Alhamdulillah kembali pada periode ini Bapak beserta wakil dipercaya oleh masyarakat Kabupaten Solok untuk memimpin kami hinga empat atau lima tahun kedepan dan tentu ini merupakan kehendak Allah yang berlaku Buat Bapak dan wakil untuk menjalankan Amanah yang akan dipertanggung jawabkan dunia akhirat. Kami selalu mendoakan semoga amanah ini bisa Bapak jalankan sebaik mungkin. Amiin ya Robb
Bapak Bupati yang saya cintai karena Allah, pertama saya perlu memperkenalkan diri kepada Bapak bahwa saya adalah salah satu anak nagari yang ada diwilayah kepemimpinan Bapak, tepatnya Muaro Pingai. Melalui surat terbuka ini saya ingin menyampaikan ke ibaan hati saya kepada Bapak terkait kondisi kampung kami terutama jalan yang ada didalam nagari. Sebenarnya perasaan iba hati ini sudah lama terpendam dalam hati, baru sekarang saya mengungkapkannya dalam bentuk surat terbuka. Tentu ada alasan Pak kenapa akhirnya saya tuliskan iba hati melalui media ini.
Bapak Bupati yang dirahmati Allah, setiap kali kaki ini hendak melangkah menuju kampung halaman,Muaro Pingai, seketika itu juga saya selalu berdialog dengan pikiran saya tentang ini nagari yang seolah-olah kondisi jalannya terbiarkan. Sewaktu mata ini menatap jalanan utama yang ada di dalam nagari, seolah-olah saya melihat Muaro Pingai 30 tahun yang lalu, masa pada waktu itu saya berusia SD. bermain bersama teman di jalanan nagari yang berlumpur, berlobang-lobang dan berluluk persis seperti saat ini. Dahulu untungnya Pak Bupati, kondisi jalanan seperti itu boleh dikatakan tidak ada dilewat oleh truk-truk yang hilir mudik mengangkut barang. namun sekarang hampir setiap hari mobil-mobil truk pengangkut pasir galian tambang melewati jalanan nagari. Hal seperti ini semakin memperparah kondisi kerusakan jalan dan yang paling berbahaya Pak Bupati, kabut yang berterbangan dan bersebaran membuat udara dikampung itu terkotori oleh debu yang kemudian terhirup oleh warga nagari dan sudah ada yang jatuh korban mendapatkan penyakit ispa. Kemudian kondisi ini juga berdampak secara serius terhadap kondisi perekonomian masyarakat disana. Biasanya Pak Bupati kalau pagi dan sore tepi jalan nagari itu ramai dengan masyarakat yang berjualan dan berbelanja namun sejak kondisi jalan yang seperti itu banyak kedai-kedai yang tutup, tidak lagi ditemukan keramaian pagi dan sore
Pak Bupati akan kah kondisi ini akan seperti ini terus, akan kah masyarakat Muro Pingai dibiarkan mati secara perlahan-lahan akibat kabut yang setiap hari terhirup, akan masyarakat Muaro Pingai dibiarkan anak-anak mereka putus sekolah akibat matinya perekonomian mereka. Negeri ini betul-betul berkabut dan merasai suasananya Pak Bupati akibat kondisi jalan yang rusak parah serta ketidak pedulian pengusaha tambang terhadap permasalahan ini. kami ini juga anak kemenakan Pak Bupati, kami ini adalah juga rakyat pak Bupati.
Pak Bupati saya sudah bertanya kepada pemerintahan nagari sudah berapa lama kondisi ini seperti ini jawabannya sudah 8 tahun kondisi jalan ini rusak parah seperti itu. Bukankah ini menjadi pertanyaan besar bagi kami. Apakah nagari ini bahagian dari kabupaten solok atau tidak, atau nagari itu dianggap tidak ada saja dalam peta kabupaten solok hingga kondisi itu begitu lama terbiarkan DELAPAN TAHUN jalan dalam nagari itu rusak parah. Betul bahwa ada sebahagian yang di perbaiki tapi ini tidak sebandinng dengan perbaikan jalan yang ada di dua nagari bersebelahan dengan nagari ini.
Dan saya juga bertanya selama ini apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah nagari. Jawabannya bahwa semua jalan sudah ditempuh mulai dari menyurati Pemerintah Kabupaten Solok dan surat nya juga disampaikan ke SKPD-SKPD terkait, tokoh masyarakat juga sudah mendatangi pak Bupati kususnya Bupati sebelumnya dan itu tidak sekali dua kali sudah sering dilakukan oleh pemerintahan nagari artinya jalur formal itu sudah ditempuh oleh masyarakat nagari Muaro Pingai namun maaf Pak Bupati jalan itu dan kondisi itu masih seperti itu. Kenapa? Apakah karna di Nagari ini tidak ada orang berpengaruh atau orang besar di pemerintahan Kabupaten, provinsi atau tingkatt nasioanal yang akan mendesak supaya keadaan ini segera diselesaikan.Muaro Pingai memang Pak tidak punya orang-orang besar, kami memang tidak punya orang-orang yang bergelar profesor atau pun doktor seperti yang ada di dua kampung sebelah tapi pak perasaan yang merasakan adanya ketidak adilan melampaui kebesaran kebesaran seperti itu. Ini persoalan ke Ibaan hati, kesedihan, kegalauan, perasaan terzolimi orang-orang nagari yang sebagian besar secara kehidupan tidak terlalu beruntung.
Lihatlah Pak di dua nagari yang bersebelahan dengan kampung kami, jalanan nagarinya mulus, kondisi udaranya bersih dan dua foto dibawah sebagai bukti Pak. saya pulang seminggu yang lalu di dua kampung bersebelahan sedang berlansung perbaikan jalan semakin iba dan miris hati ini Pak, kenapa dikampung kami tidak ada pebaikan seperti itu, SUDAH DELAPAN TAHUN,, SUDAH DELAPAN TAHUN PAK. Surat Terbuka ini saya buat karna jalur formal dan prosedural itu menyedihkan kami.
Hendrison
Anak Nagari Muaro Pingai