Notification

×

Iklan

Iklan

Tanah Datar Masuk Lima Besar Temuan Kasus HIV/AIDS

28 September 2016 | 18:04 WIB Last Updated 2016-09-28T11:04:45Z

Tanah Datar, Kendati berjuluk Luak Nan Tuo, namun tidak jaminan bagi Kabupaten Tanah Datar bebas dari beragam penyakit masyarakat (Pekat). Faktanya, kini banyak ditemukan kasus-kasus narkoba, perzinaan, perkosaan, pencabulan, bunuh diri, dan prilaku amoral lainnya.

Sejak beberapa tahun belakangan, daerah ini masuk ke dalam lima besar kabupaten/kota di Sumbar temuan kasus-kasus HIV/AIDS, bersama Kota Padang, Bukittinggi, Agam, Padang Pariaman, dan Kota Payakumbuh. Sementara tingkat nasional, Sumbar masuk sepuluh besar: Papua, Bali, Jakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Maluku, Sumatera Barat, Papua Barat, dan Bangka Belitung.

Data-data itu dilansir Bappeda Sumbar, sebagai hasil penelitian yang dilakukan Yulfira Media bertajuk Kajian Pengembangan Strategi Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Pendekatan Sosial Budaya, tahun 2014 lalu.

Sementara data tahun 2013 yang dilansir Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, menempatkan Kabupaten Tanah Datar bersama Pesisir Selatan pada peringkat lima, sesuai dengan temuan kasusnya yang dilayani rumah sakit. Padang ada 378 kasus HIV/AIDS, Bukittinggi (151), Agam (60), Padang Pariaman (37), Tanah Datar (28), Pesisir Selatan (28), Payakumbuh (27), Padang Panjang (20), Kota Solok (20), Kota Pariaman (20), Limapuluh Kota (18), Pasaman Barat (12), dan Dharmasraya sebanyak 10 temuan.

Kabupaten/kota lainnya, temuan kasus HIV/AIDS berkisar pada satu dijit, yakni Pasaman (8), Kabupaten Solok (6), Solok Selatan (6), Mentawai (5), dan Kabupaten Sijunjung sebanyak tiga kasus.

“Melihat perkembangan angka-angka kasus HIV/AIDS yang terpantau melalui rumah sakit di Sumbar, sebenarnya daerah ini sudah patut pula dinyatakan Darurat HIV/AIDS, menyusul Darurat Narkoba yang dinyatakan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu,” ujar M. Sampurno AK dari Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Sumbar, di Nagari Baringin, beberapa waktu lalu.

Dikatakan, penularan HIV/AIDS terbilang masif lantaran seorang penderita dapat menyebarkan virus kepada seratusan orang melalui berbagai sarana dan media, terutama hubungan seks beresiko semisal heteroseksual, Lelaki Seks Lelaki (LSL), perpelacuran, ibu positif HIV, dan penggunaan jarum suntik tidak steril.

Kepala Dinas Sosnaker Tanah Datar Sri Lestari menegaskan, fakta-fakta dan angka-angka yang dilansir kepada publik menyangkut temuan kasus-kasus narkoba dan kasus Penyakit Menular Seksual (PMS) itu, memang sudah amat merisaukan.

“Kita memang risau dengan fakta demikian. Tapi risau saja tentu tidak cukup. Kini dibutuhkan adanya aksi masif dan intensif segenap elemen masyarakat, sehingga peluang penyebaran masalah sosial tersebut bisa terus dipersempit. Melalui berbagai program, kami berupaya melakukan pencegahan dan pelayanan,” tegasnya.

Sri menyebut, hal apapun yang dilakukan unsur-unsur masyarakat dalam mempersempit ruang gerak penyebaran narkoba dan PMS, itu sudah memberi arti dan berkontribusi untuk menyelamatkan umat manusia dan generasi muda bangsa ini.

Dapat dibayangkan, tegasnya, betapa dahsyatnya serangan narkoba dan PMS akhir-akhir ini yang korban meninggalnya setiap hari, hampir sama dengan korban meninggal akibat kecelakaan sebuah penerbangan sipil dengan muatan penumpang penuh.(Putra-MM)


IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update