Notification

×

Iklan

Iklan

Cinta Sang Bintang Mahaputra, Untuk Kampung Halaman

28 Oktober 2016 | 21:52 WIB Last Updated 2016-10-28T15:14:46Z
Suasana Peringatan Sumpah Pemuda Di Sawahlunto
Memperingati Sumpah Pemuda, seuntai do’a dimunajatkan untuk Bintang Mahaputra RI Prof.Dr.M.Yamin oleh peserta upacara yang dipimpin langsung oleh Walikota Sawahlunto . Upacara berlangsung di Tapian Namba Talawi kota Sawahlunto tempat peristirahatan tokoh pencetus konsep Sumpah Pemuda.

Upacara penghormatan sekaligus ziarah di makam M.Yamin tersebut dilaksanakan tepat setelah usai Upacara Bendera di Lapangan Bola Kaki Talawi pada 28 Oktober 2016.

Walikota sendiri telah berkali-kali mengungkapkan kekagumannya dan kebanggaannya terhadap Mohammad Yamin,  tokoh yang telah berkiprah besar dalam melahirkan kemerdekaan dan membesarkan bangsa Indonesia. Ia pun berharap peristirahatan sang tokoh di kampung halamannya akan mampu menginspirasi pemuda-pemuda Kota Sawahlunto.

Dan mungkin harapan yang sama pernah terfikirkan oleh M.Yamin semasa hidupnya. Sehingga ia berkehendak dimakamkan di kampong halaman, di pelosok tanah Sumatera nun jauh dari tanah Jawa, jauh dari anak dan istri, jauh dari makam tokoh-tokoh pejuang Nasional.

Ia tidak meminta dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, meski semasa hidupnya ia sadar akan gelar Bintang Mahaputra RI yang pernah diserahkan Presiden RI atas jasa-jasanya.

Ia juga tidak meminta dimakamkan di tanah Jawa yang terbilang lebih dekat dengan istrinya anak dan cucunya. Ia tak meminta dimakamkan di pemakaman bangsawan, meski istrinya Ny.Siti Sundari adalah bukan perempuan dari keluarga biasa, tapi putri ningrat Jawa.  

Di tengah kiprahnya sebagai politisi nasional  yang harus memikirkan kemajuan negara yang besar ini, ia tak lupa memikirkan sebuah daerah kecil. Daerah kecil yang ia cintai, tempat ia menghabiskan masa kecil. Daerah kecil yang sering ia sebut-sebut dalam soneta-sonetanya.

Saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan Kebudayaan di tahun 1955, ia mengeluarkan kebijakan membangun sekolah rakyat hingga ke seluruh pelosok Kampung. Ternyata maksudnya adalah agar pembangunan sekolah tersebut sampai ke kampong halamannya, untuk kemajuan ‘urang kampuang’.

Bahkan ia pun mendirikan Sekolah Tinggi Pendidikan Guru, di tiap ibukota Provinsi. Dan saat tahun awal pendirian Sekolah Tinggi Pendidikan Guru tersebut, ia ingat kampong halamannya. 4 Sekolah Tinggi Pendidikan Guru yang pertama berdiri di Indonesia pada masa menjabat menteri P & K, salah satunya adalah di  Batusangkar (waktu itu Talawi masih masuk kedalam wilayah pemerintahan Batusangkar).

Pemikirannya untuk tanah kelahiran tercinta dan kehendaknya yang ingin berkubur di samping ayahandanya, mencerminkan keinginan Mohammad Yamin.  Mohammad Yamin tidak hanya mempersembahkan hidup, tapi juga mempersembahkan matinya untuk kampung halaman.

Ia mempersembahkan wafatnya untuk kampong halaman tercinta. Karena meski telah wafat, tapi makam yang terbilang cukup megah dinaungi atap gonjong di tepi jalan Sumatera ini, telah memberi  arti tersendiri bagi kampung halamannya, Kota Sawahlunto.

Keberadaan makamnya menjadikan Sawahlunto sebagai destinasi wisata sejarah, bagi peziarah yang menghormati  jasa-jasanya. Tapi mungkin saja, ia menginginkan lebih itu. Mungkin keinginannya sama dengan harapan Ali Yusuf, yaitu ia ingin hadir untuk menginspirasi pemuda kampungnya sepanjang zaman. (hms/bd)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update