TANAH DATAR - Ranah Minangkabau adalah tanah para pandeka yang terkenal tangguh dalam setiap pertempuran yang pernah terjadi di Nusantara. Dan ketangguhan serta ketangkasan beladiri para pandeka Minangkabau Sabtu (15/10/2016) ditampilkan oleh enam perguruan silat yang berasal dari Lintau, Sungayang dan Kabupaten 50 Kota.
Para pandeka dari enam perguruan silek tersebut mendatangi Jorong Balai Janggo Koto Padang - Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Tanah Datar. Hal ini dalam rangka menggelar atraksi dan ketangkasan silek masing masing perguruan.
Tersebutlah 6 perguruan Silat Tuo yang hadir yaitu :
- Perguruan Silek Gunuang Kasumbo,
- Perguruan Silek Tangkok Guluang Ula,
- Perguruan Silek Kuciang Bapaluak,
- Perguruan Silek Garuda Sati,
- Perguruan Silek Lintau Pangian, dan
- Perguruan Silek Kuciang Bagaluik Lintau , yang merupakan tuan rumah dan bertempat di Jorong Balai Janggo, Pagaruyung.
Masing-masing perguruan Silek memperagakan atraksi dengan kekhasan gerakan dan jurus-jurus mematikan yang menjadi andalannya.
Menurut Nurhamdi Zahari yang merupakan salah seorang pencetus dari kegiatan ini, mengatakan bahwa gelaran atraksi pandeka-pandeka dari Silek Tuo Minang dimaksudkan untuk membangun serta menghidupkan kembali kejayaan Silek di Luhak Nan Tuo. "Kegiatan seperti ini hendaknya dapat menjadi alat untuk mempererat silaturrahni sesama "Pandeka", serta sebagai upaya untuk mempertahankan dan memperkenalkan tradisi budaya khususnya Silek Tuo kepada masyarakat, "ucap Nurhamdi Zahari
Salah seorang Penggerak Silek Lintau 9 Koto, Jhon Wismar yang hadir dalam gelaran tersebut menyampaikan bahwa pertujukan Silek Tuo dalam rangka untuk memajukan seni budaya dan tradisi di Ranah Minangkabau. "Kita berupaya memperkenalkan Silat yang Beradat dan Beradab, kegiatan seperti ini di harapkan dapat menghidupkan kembali marwah Silek Tuo Minang, hingga nantinya perguruan Silek Tuo yang ada di Minangkabau dapat dikenal, hingga muncul ke permukaan dan merambah pentas Nasional dan Internasional," tutur Jhon Wismar.
Sajian Atraksi Jurus Dari Silek Tuo " Kucing Bagaluik "
Sebagai tuan rumah Perguruan Silek "Kucing Bagaluik" Balai Janggo aliran Lintau Tanah datar Sumatera Barat berkesempatan menampilkan jurus- jurus silat malam itu (15/10/2016). Perguruan silat yang memiliki lebih 100 orang anak didik ini memiliki sejarah dan filosofi mendalam dalam penerapan nya.
"Silek Tuo" asal Lintau asuhan Usman M (Doncin) memiliki dua lokasi perguruan, yang pertama berada di Pagaruyuang Jorong Balai Janggo Koto Padang dan satunya berlokasi di Lintau Tanjung Bonai Jorong Tabek Akiang.
Menurut cerita Doncin , Silek ini pada awalnya di perkenalkan oleh Almarhum Ayahnya Mahyudin, dan telah lama ada di Lintau dan dikenal oleh berbagai komunitas Silek Tuo Minang. Bahkan perguruan Silek Kuciang Bagaluik telah terkenal hingga ke negeri Jiran , Malaysia.
Doncin mengatakan , Silat yang "beradat" ini dalam mendalaminya bukan hanya sekedar melatih kemampuan raga saja, namun juga melatih kemampuan bathin bagi yang ingin memiliki ilmu silat kuciang bagaluik sebagai pakaiannya (pegangannya).
Doncin menambahkan bahwa untuk memiliki Silek Tuo Kuciang Bagaluik ini para murid sebelum mempelajarinya harus memenuhi syarat yang di tentukan yang dalam pepatah minangnya "Adaik baisi limbago batuang".
"Setiap murid yang berkeinginan mempelajari Silek ini sebelumnya harus menyediakan dan menyerahkan syarat yaitu sebilah pisau, pitih sapiak (uang seiklasnya), satu gantang Beras, Cabe merah tiga biji dan Garam segenggam, "ucap Doncin.
Sementara beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon murid yaitu di bilas badannya dengan mengunakan Minyak "Tanak" panas yang telah di ramu dengan berbagai jenis rempah rempah.
"Ada tiga tingkatan minyak Tanak Panas yang akan dibilas kepada tubuh murid murid perguruan ini, yang pertama minyak tanak lunak, dan jika kemampuan si murid semakin meningkat maka seluruh badannya akan di lumuri minyak Tanak Sedang, dan yang terakhir adalah minyak Tanak kareh (keras), "cerita Doncin.
Itulah sebuah kearifan lokal yang telah menjadi bagian dari Kebudayaan dan tradisi di Ranah Minangkabau.( Budi /Romeo AMOI )