Notification

×

Iklan

Iklan

Mengamalkan Nilai Kehidupan Ber-Nagari Di Minangkabau

06 Oktober 2016 | 09:04 WIB Last Updated 2016-12-14T09:01:42Z


Hubbul watan nisfun iman...
Cinta kepada negeri adalah sebagian dari iman

Kecintaan ke nagari adalah perekat yang sudah dibentuk oleh perjalanan waktu dan pengalaman sejarah. Menjaga dari pada melewati batas-batas yang patut dan pantas, jangan terbawa hanyut materi dan hawa nafsu yang merusak. Suatu bentuk persembahan manusia kepada Maha Pencipta, menghendaki keseimbangan antara kemajuan dibidang rohani dan jasmani.
“Jiko mangaji dari alif, Jiko babilang dari aso, Jiko naiak dari janjang, Jiko turun dari tanggo”.
Hubungan Kerabat di Minangkabau telah berlangsung harmonis sejak lama dan terjaga baik. Hal tersebut terjadi karena perasaan kekeluargaan dan perasaan malu kalau tidak membina hubungan dengan keluarganya dengan baik. Seseorang akan dihargai oleh sukunya atau keluarganya apabila ia berhasil menyatu dengan kaumnya dan tidak membuat malu kaumnya.

Hubungan kekerabatan masyarakat Minangkabau yang kompleks senantiasa dijaga dengan baik oleh ninik mamak dan penghulu di Nagari. Seseorang akan dianggap ada apabila ia berhasil menjadi sosok yang diperlukan di kaumnya dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kelompoknya.




Nilai-nilai ideal dalam kehidupan yang mesti dihidupkan terus dalam menata kehidupan bernagari, antara lain adalah ;

1.   Raso Badunsanak , yaitu  rasa memiliki bersama
2.   Raso Mamiliki , yaitu kesadaran terhadap hak milik
3.  Ikatan kaum, yaitu  kesadaran terhadap satu ikatan
4.  Saciok bak ayam, yaitu kesediaan untuk mengabdi.
5. Sahino samalu, yaitu rasa saling membantu/takaful
Kelima  nilai di atas tumbuh sebagai dampak positif dari satu ikatan perkawinan, seperti mengurangi sifat-sifat buruk turunan serta mempererat mata rantai antar kaum.

Oleh :
M. Jamil, SAg
Penulis Buku-buku Minangkabau
Sekretaris GenPro Padang Panjang

PILKADA 50 KOTA




×
Kaba Nan Baru Update