Otak manusia disusun oleh triliunan sel otak yang mampu menyimpan memori dan mengolah data dengan canggih. Apabila diisi oleh ilmu pengetahuan dan wawasan positif, otak akan semakin terasah dan mampu meningkat kinerja nya. Seorang Albert Einstein mengaku baru menggunakan 1% dari kemampuan otaknya untuk menghasilkan karya-karya spektakuler.
Namun sebaliknya, jika otak diisi oleh hal negatif akan berefek pada kerusakan dini. Saat pikiran kotor ( piktor ) telah merasuk wilayah otak manusia, segala proses akan diterjemahkan menjadi serba porno.
Segala hal yang menempel di benak pikirannya hanya porno dan porno tidak ada yang lain. Jika dianalogikan, dalam satu kedipan mata, ada 17 kali dengan 1001 momen pikiran yang berfluktuasi. Orang yang berpikiran seperti ini tergolong pecandu.
Sigmund Freud seorang teoritikus besar di bidang psikologi berpandangan tentang dorongan seksual manusia. Ia berpendapat mengakui ada dominasi hasrat seksual dalam perilaku manusia. Hasrat inilah yang harus dikendalikan dan diberikan pagar pembatas. Pagar pembatas bisa dalam bentuk aturan, norma, sangsi sosial, bahkan jika perlu sangsi pidana.
Pikiran kotor yang berlanjut kepada tindakan cabul , biasanya diawali oleh paparan materi pornografi secara terus menerus. Pornografi dapat mengganggu fungsi otak dan kemampuan intelegensia pecandu. Pornografi memicu kekerasan seksual dan menurunkan mutu sumber daya manusia. Otak merupakan pusat pengaturan perilaku, terdiri dari banyak sirkuit, melibatkan beberapa area yang terbentuk dari proses belajar.
Orang yang sudah kecanduan pornografi akan mengalami gangguan perilaku dan kemampuan intelegensia. Merasa senang bila melihat materi pornografi, kecanduan mengakibatkan otak bagian tengah depan ( ventral tegmental area ) mengecil. Penyusutan sel otak yang memproduksi dopamine, zat kimia pemicu rasa senang itu mengacaukan kerja neurotransmiter pengirim pesan.
Kecanduan pornografi serupa prosesnya dengan pecandu kokain dan zat adiktif lainnya. Yang dalam tahap akut, akan mendorong pada aksi cabul. Dan kerusakan otak yang cukup Parah telah terjadi pada pelaku cabul.
Prof Dr. Hilton dari AS mengatakan pelaku cabul butuh terapi, metodenya adalah memotivasi pelaku sehingga mau berupaya terbebas dari pikiran kotor, membentuk group konselor sebaya, dan memperkuat spiritualitas dan ibadah. Dengan spiritualitas akan mendatangkan ketenangan pikiran.
Dan perlu diketahui, pikiran labil dapat memicu kecemasan dan ketidakstabilan emosional. Yang bersangkutan tidak punya kontrol lagi. Tidak mampu mengenali gejolak-gejolak batin ( self- awareness ). Salah satu pemicu labilnya pikiran seseorang adalah himpitan dan kesulitan ekonomi. Sementara di sekitar nya budaya hedonis ( bermewah-mewah) semakin menyeruak.
Akumulasi permasalahan di masyarakat meliputi menurunnya kualitas keimanan dan ketaqwaan, maraknya pornografi, budaya hedonis yang semakin meluas, dan himpitan ekonomi di sebagian masyarakat bisa berakibat maraknya tindakan cabul .
Apa hubungan himpitan ekonomi dan tindakan cabul ?
Himpitan ekonomi yang mendera sebagian masyarakat merupakan faktor pemicu stres. Ditambah dengan perilaku hedonis di lingkungan sekitar nya, memperparah tingkat stres orang yang dalam kesulitan ekonomi.
Ketegangan dan kejenuhan akibat stres perlu terapi " instan " untuk meredakannya. Aktifitas seks menurut penelitian adalah cara efektif dalam menghasilkan beberapa hormon rileksasi dan penenang. Beberapa hormon yang dihasilkan dari aktifitas seks antara lain adalah oksitosin ( hormon rileksasi), enkefalin ( hormon penenang) , dan endorphin ( hormon penenang dan pengendur otot-otot).
Fatalnya, cara " instan" ini tidak disalurkan dengan cara yang benar dan halal. Permasalahan keimanan dan ketaqwaan yang mulai memudar, menjadi penyebabnya. Dan sebagian besar pelaku cabul memilih korban yang dalam benaknya, cenderung lebih lemah dibanding dirinya. Dalam hal ini, anak-anak lah yang sering menjadi korban.
Jadi, untuk menghentikan tindakan cabul butuh langkah yang komperhensif dan simultan. Meliputi pembinaan imtaq, memperkuat unsur-unsur budaya dan tradisi di masyarakat, bimbingan dan konseling, dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Semoga hal ini bisa terealisasi dalam program pemerintah di setiap daerah. Karena menekan dan memberantas tindakan cabul adalah tanggung jawab kita bersama. Tindakan cabul adalah kelakuan masyarakat jahiliah. Dan cara-cara Rasulullah SAW dalam mencerdaskan masyarakat jahiliah bisa kita terapkan.
Oleh : Tim Litbang Pasbana.com