Tanah Datar, pasbana- Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi , beserta kedua keluarga besar, melaksanakan prosesi adat "Tasyakuran Aqiqah dan Turun Mandi" bagi cucu pertama dari anak pertama Irdinansyah Tarmizi. Cucu Pertama ini dari pasangan Dr. Berriandi dan Dr. Suci, yang diberi nama "Kanaya Alula Bersya" yang juga merupakan cucu ke tujuh dari Aristo Munandar Anggota DPDR Provinsi Sumatera Barat.
Acara Turun Mandi ini diselenggarakan di gedung Indojalito Batusangkar ( 1/10/16 ). Upacara turun mandi adalah salah satu upacara adat Minangkabau yang masih terlestarikan hingga saat ini. Tradisi turun mandi ini sudah menjadi sebuah tradisi turun temurun dan bahkan sudah berabad lalu dilakukan, kepada bayi-bayi yang baru lahir.
Upacara turun mandi merupakan upacara yang dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat atas bayi yang baru lahir. Sementara itu tujuan dari turun mandi adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa telah lahir keturunan baru dari sebuah suku atau keluarga tertentu. Sementara bagi si ibu bayi upacara ini sebagai ajang untuk keluar rumah pertama kali pasca pemulihan setelah melahirkan.
Prosesi Upacara Turun Mandi Di Minangkabau memiliki tahapan ritual yang unik dan istimewa. Sebelum sang bayi ini dimandikan ada banyak hal yang mesti dipersiapkan dan diperhitungkan, pertama adalah hari pelaksanaan turun mandi, jika bayi laki-laki maka acara turun mandi dilaksanakan pada hari ganjil dari hari kelahiran sang bayi dan jika bayinya perempuan maka hari turun mandinya adalah hari genap.
Setelah persiapan ditentukan, para Bundo Kanduang hadir pada upacara adat tersebut dengan membawa "dulang" yang berisikan beras, serta makanan yang akan di berikan kepada si penyelenggara acara. Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi selaku kakek dari Kanaya, menjelaskan tujuan dari acara tersebut.
" Prosesi Tasyakuran dan Turun mandi ini merupakan bentuk kita dalam melestarikan adat dan budaya minagkabau yang juga mempunyai makna cukup dalam, antara si anak dan bapaknya, sebaliknya juga demikian, karna diminang ini kan, kita menganut paham matrilineal, sehingga dengan acara ini juga kita mencoba untuk menginformasikan adat budaya kita kepada anak dan kemenakan serta masyarakat secara keseluruhan, kira kira itulah makna acara tasyakuran ini kita selenggrakan", jelas Bupati.
"Nantinya kita di provinsi akan ada dinas kebudayaan dan adat kita institusikan bagaimana pengembang adat itu secara terencana dan terarah, sehingga penjelasan dan sasarannya dapat semakin luas merata kepada masyarakat, budaya yang terpendam akan terus sama-sama kita gali sehingga akan lahir nilai nilai dan bentuk budaya, seni, tradisi dan seterusnya, dari berbagi sisi.
Itulah kekayaan yang kita miliki, sehingga apabila sudah terbentuk institusinya kita program kan ini secara mendasar sehingga bertahan, ini akan kita jalankan ke pada kabupaten kota . Dan kita implementasikan bentuk ini ke nagari-nagari sesuai adat istiadat di Nagari.
" Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi kita bersama untuk menyelamatkan adat budaya yang sudah mulai ditinggalkan", Tutup Aristo Muandar yang juga Kakek dari Kanaya.
Pada Kesempatan itu juga turut hadir Wabup Tanah Datar, Ketua DPRD, Dandim 0307/TD, Kapolres Tanah Datar, Kapolres Padang Panjanng, Niniak Mamak, Bundo Kanduang serta Tamu undangan lainnya.(putra)