SAWAHLUNTO - Alam takambang jadi guru, falsafah itu benar-benar terasa bagi seorang Sukri Rahmat. Lajang kelahiran Sawahlunto, 20 November 1996 lalu itu, justru mengembangkan seni mural, dengan hanya belajar dari youtube.
Bak lepas dari sumbatan, Sukri bersama rekan senimannya Rizaldi Rizky, kini bisa menuangkan karya mereka, ketika mendapatkan tawaran dari Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf.
“Alhamdulillah, Bapak Ali Yusuf mau memberikan kesempatan untuk kami menampilkan karya, yang dituangkan di tiga petak dinding,” ujar Sukri bersama Rizky.
Kedua seniman muda itu sangat senang diberikan kesempatan untuk menuangkan seni muralnya dengan tema ‘Sawahlunto dan Semangat Pemimpinnya’ itu, pertengahan pekan lalu.
Selama ini, Sukri dan Rizky mengaku hanya bisa menuangkan kreasi seni mural yang mereka miliki secara liar, tanpa izin dan persetujuan dari masyarakat maupun pemerintah. Karena itulah, ketika mendapatkan kesempatan dan tawaran dari Walikota Ali Yusuf, Sukri dan Rizky langsung menerima dan tidak menyia-nyiakannya.
“Selama ini kami hanya bisa berkreasi secara liar memang. Namun, hasil karya kami tampak tetap dinikmati masyarakat maupun pemerintah. Sebab, karya yang dihasilkan tidak dihapus masyarakat,” ujar Sukri dan Rizky.
Sukri sendiri mengaku mempelajari seni mural melalui internet secara otodidak. Semenjak mengenal seni mural, secara perlahan Sukri mulai menuangkannya ke beberapa dinding. Mulai dari dinding rumah, hingga dinding-dinding di ruang terbuka.
Sedikit berbeda dengan Sukri, Rizky justru termotivasi mengembangkan seni mural dari bangku kuliah. Melalui jurusan Pendidikan Seni Rupa, pria yang kini duduk di semester lima itu, berkeinginan mengembangkan seni mural di Sawahlunto.
Menurut kedua seniman muda itu, di Sawahlunto sendiri begitu banyak seniman muda, khususnya seni mural. Hanya saja, para seniman muda itu masih terkesan takut-takut untuk menuangkan kreasi dan seni yang mereka miliki.
Kini Sukri dan Rizky berkeinginan mendirikan komunitas seni mural, guna menyalurkan kemampuan dan potensi yang dimiliki, sehingga dapat dinikmati masyarakat. Di kota-kota besar, layaknya Bandung, Jakarta, Jogja, mural sudah mendapatkan tempat dan dikembangkan.
“Kami akan berusaha membangun wadah komunitas, untuk menghimpun seniman yang mural yang ada di Sawahlunto. Mengembangkan seni, mendukung sektor pariwisata Sawahlunto,” ujar Sukri dan Rizky.
Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf memberikan penawaran terhadap kedua seniman muda itu mengatakan, semua masyarakat memiliki potensi untuk mendukung pembangunan Sawahlunto ke depan.
Dukungan terhadap pembangunan, dapat dilakukan di berbagai bidang, termasuk pelaku seni, yang memiliki tempat dalam mendukung pengembangan pariwisata kota. Mural sendiri, dapat dikembangkan untuk mendukung pariwisata.
“Mural dapat hadir di setiap sisi-sisi kota, dengan beragam tema, yang mampu menjadi daya tarik mata dan motivasi bagi wisatawan untuk datang dan kembali berkunjung ke Sawahlunto,” katanya.
Namun demikian, Ali Yusuf, juga melihat setiap seni yang ada untuk berkembang dan berpotensi menjadi ekonomi pelakunya. Salah satu kesempatannya dengan menggelar iven seni terkait di Sawahlunto.(put/hms)