Tanah Datar - Wakil Bupati Zuldafri Darma membuka secara resmi Sosialisasi dan Pengaplikasian Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah bagi Pemangku Adat se-Tanah Datar di Aula Kantor Bupati Tanah Datar, Rabu (12/10).
Dalam sambutannya Zuldafri menyampaikan "agama Islam dan adat istiadat merupakan dasar dan pondasi yang kokoh dalam membentuk kepribadian masyarakat minangkabau yang tertuang dalam filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK)"
"ABS-SBK merupakan “sumpah sati” yang diikrarkan oleh para pendahulu kita yang terdiri dari alim ulama, niniak mamak dan cadiak pandai di bukik Marapalam Puncak Pato. Ikrar tersebut adalah dasar dan landasan hidup masyarakat Minangkabau dari dulu sampai sekarang" ujar Wabup.
Wabup juga menyampaikan bahwa melihat kondisi masyarakat Minangkabau hari ini telah terjadi kemunduran dari segi penanaman nilai-nilai agama dan adat istiadat, hal ini dapat kita lihat dan rasakan dengan beberapa indikasi seperti hubungan kekerabatan keluarga/suku mulai menipis, peran niniak mamak kebanyakan hanya sebatas seremonial, belum lagi pengaruh negatif dari perkembangan teknologi dan informasi.
Akibat situasi dan kondisi tersebut maka akan kita temui maraknya penyakit masyarakat, hal ini dibuktikan dengan terjadinya beberapa kasus penyakit masyarakat seperti, pergaulan bebas, pencabulan, KDRT, Narkotika dan sejenisnya, semua ini jika kita biarkan maka akan merusak tatanan masyarakat Minangkabau secara utuh "abih minang tingga kabau" ujar Wabup.
Menyikapi hal tersebut saya menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada LKAAM Tanah Datar yang mempunyai inisiatif untuk melaksanakan kegiatan ini melalui DPA Bagian Kesra Sekretariat Daerah tahun 2016. Ada beberapa hal yang ingin tekankan.
Pertama, bagaimanapun juga Tanah Datar yang merupakan "Pusek Jalo Pumpunan Ikan" di Minangkabau, kita harus berikhtiar secara maksimal agar nilai-nilai agama dan adat istiadat dapat dibangkitkan kembali.
Kedua, Terkait dengan kepemimpinan di nagari yang dimotori oleh "Tungku Tigo Sajarangan, Tali Tigo Sapilin" yakni niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai serta didukung oleh Bundo Kanduang serta unsur lembaga lainnya, marilah kita tumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi, partisipasi dan nilai ketauladanan karena bapak-bapak dan ibuk-ibuk merupakan garda terdepan dalam mengatasi segala permasalahan sosial yang yang terjadi di nagari.
Ketiga, kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam mengatasi permasalahan sosial di tengah-tengah masyarakat, berbagai rumusan dan masukan dari kegiatan ini diharapkan dapat disampaikan kepada pemerintah daerah untuk selanjutnya menjadi bahan kajian dan pertimbangan untuk dilaksanakan dan disingkronkan dengan berbagai program pemerintah daerah sesuai dengan RPJMD Kab. Tanah Datar 2016-2021 "terwujudnya kabupaten Tanah Datar yang madani, berbudaya dan sejahtera dalam nilai-nilai ABSSBK"
Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Yuhardi dalam laporan kegiatannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kerjasama LKAAM Tanah Datar dengan pemerintah daerah dengan tujuan membuka cakrawala peserta dengan nilai-nilai Islam dan adat istiadat Minangkabau dan sebagai sarana pembahasan berbagai problematika kehidupan masyarakat di Tanah Datar Khususnya.
Sosialisasi berlangsung selama 1 hari dengan jumlah peserta 210 orang yang terdiri dari 63 orang pengurus LKAAM Kabupaten, ketua dan sekretaris LKAAM kecamatan, 32 orang pengurus MUI kabupaten dan kecamatan, 75 orang ketua KAN nagari, 30 orang Bundo Kanduang kabupaten dan kecamatan, 5 orang anggota P2TP2A dan 5 orang pengurus KNPI kabupaten.
Dalam Sosialisasi ini menghadirkan 3 narasumber, ketua MUI Sumatera Barat H. Gusrizal Gazahar, Barat MA, dengan tema konsep penolakan Islam terhadap KDRT, pelecehan seks, narkoba dan LGBT. Ketua LKAAM Kab.Tanah Datar Irsal Feri Idrus Dt. Lelo Sampono, SH dengan tema penerapan hukum adat dalam kehidupan masyarakat yang berlandaskan ABSSBK, ketua P2TP2A Tanah Datar Dra. Hj. Mursyidah dengan tema bentuk-bentuk kasus KDRT dan pelecehan seks terhadap anak. (Putra-aris)