“Padang Panjang adalah kota yang berbahagia,” demikian tulis Ali Akbar Navis, pengarang Robohnya Surau Kami yang fenomenal itu.
Sebuah kota dengan hanya 2 kecamatan ini, memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang pendidikan dan keagamaan. Sehingga Kota ini pun memiliki julukan sebagai Kota Serambi Mekkah. Dengan jumlah penduduk sebanyak 104.499 jiwa menurut data statistik BPS tahun 2010, Padang Panjang kini terus tumbuh dan berkembang seiring tuntutan zaman.
Meski Kota kecil, Padang Panjang adalah barometer di bidang pendidikan, keagamaan, dan aktifitas intelektual di Ranah Minangkabau. Tak sedikit tokoh-tokoh intelektual yang hebat terlahir maupun menimba ilmu di Kota Yang Sejuk dan romantis ini.
Sebut saja Tokoh Kharismatik yang penuh kedalaman ilmu, Buya Hamka. Hamka sebagai seorang Ulama yang juga sastrawan, mengenalkan Padang Panjang sebagai salah satu latar novel romantisnya yang tragis yaitu Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.
Padang Panjang yang tumbuh dengan aktifitas pendidikan yang cukup pesat, mendorong pemikiran-pemikiran pembaharu tumbuh di kota ini. Bergairahnya iklim pendidikan di Padang Panjang di masa pasca kemerdekaan, menjadikan kota ini sangat kondusif untuk berkembangnya pemikiran baru. Terbukti, Muhammadiyah berkembang dengan pesat di kota ini melalui tangan dingin Haji Abdul Karim Amrullah pada tahun 1925.
Tersebut lah lembaga pendidikan khusus wanita, Diniyah Putri. Sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ibu Rahmah El Yunusiah . Padang Panjang juga memiliki Sumatera Thawalib. Lembaga pendidikan yang didirikan oleh H. Abdul Karim Amrullah, ayahanda Buya Hamka sebagai kelanjutan dari Surau Jembatan Besi yang diasuhnya selama ini. Dari pesantren Thawalib Padang Panjang ini terlahir intelektual muda Islam terbaik.
Padang Panjang pun memiliki tokoh seni yang bertalenta tinggi, beliau adalah Hoerijah Adam. Kreatifitas dan inovasi di bidang seni, mengantarnya meraih berbagai penghargaan dari pemerintah RI. Sehingga namanya diabadikan sebagai nama Gedung Kesenian di Komplek ISI Padang Panjang.
Keberadaan Diniyah Putri, Thawalib, dan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah dan ISI semakin mengukuhkan Padang Panjang dikenal sebagai Kota Pendidikan.
Dalam perkembangannya, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memutuskan membangun Sekolah Super Unggul di Kota Padang Panjang , SMA Unggulan Sumbar. Ini adalah wujud nyata bahwa kota ini adalah kota pendidikan yang kondusif.
Menimbang betapa mendominasi nya iklim pendidikan, tak salah jika potensi dan keunggulan ini yang lebih diutamakan untuk Kota Padang Panjang kedepan. Mengumpulkan dan menggabungkan berbagai potensi intelektual dan kreativitas dalam bingkai Kota Pendidikan.
Seperti layaknya manjapuik Nan Tatingga dari Kota Padang Panjang. Momen Hari Jadi Kota Padang Panjang yang ke 226 ini bisa dijadikan sebagai momentum. Momentum untuk berkembang lebih baik lagi. Karena potensi itu sudah tersedia di Padang Panjang.
Aktifitas literasi salah satunya. Yang lebih membahagiakan, saat ini gairah untuk mendorong Kota Padang Panjang sebagai Kota Literasi di Propinsi Sumatera Barat semakin bergelora. Aktifitas literasi yang sejalan dengan substansi dari sebuah Kota Pendidikan menjadi kombinasi yang sempurna untuk manjapuik Nan Tatingga dari sebuah marwah kota pendidikan .
Membaca dan menulis adalah kerja utama dari aktifitas intelektual. Semoga di Hari Jadi Kota Padang Panjang yang ke 226, seluruh elemen masyarakat di Kota Padang Panjang mau bergerak mendorong terwujudnya cita-cita luhur, menjadikan Kota Padang Panjang sebagai Kota Pendidikan Berbasis Literasi Yang berkualitas dan produktif.
Inyong Budi