Pada hari ini, tanggal 29 Desember 2016 akan dilaksanakan acara pembukaan Musyawarah Besar Alumni Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang di kampus MTI Canduang, Pakan Kamih, Canduang. Musyawarah Besar Alumni MTI Canduang akan dibuka secara resmi oleh Bupati Kabupaten Agam, Indra Catri. Juga akan hadir dalam acara pembukaan tersebut Kakandepag Kabupaten Agam, Hendri, M.Pd., Ketua Umum Alumni MTI Canduang, Prof Dr. Makmur Syarif, SH., Ketua Yayasan Syekh Sulaiman Arraruli, Dr. Syukri Iska, dan Rais ‘Am MTI Canduang, H. Badra Sahruddin, SH.
Setelah pembukaan akan dilanjutkan dengan seminar nasional dengan tema “Sosok dan Pemikiran Inyiak Canduang” dengan menghadirkan empat orang narasumber, yaitu : Dr. Drs. Fakhori Umar (Wakil Gubernur Jambi), Prof. Dr. Alaidin Koto (Guru Besar Fakultas Syariah UIN Suska, Pekanbaru, Riau), Prof. Dr. Nashruddin Baidan (Guru Besar Ilmu Tafsir IAIN Surakarta), dan Zulkifli, MA (Kepala Aliyah MTI Canduang).
Seminar ini diharapkan dapat dijadikan ajang untuk merefleksi kembali sosok dan perjuangan Inyiak Canduang di bidang pendidikan, dakwah, sosial dan politik. Dengan langkah itu diharapkan semangat dan gerakan pendidikan inyiak canduang dalam rangka memajukan kehidupan bangsa dan agama tetap dapat dijaga dan terus diwariskan kepada generasi muda yang sudah terpaut jauh dengan sang pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah itu.
Lebih lanjut, Mubes II ini sengaja memilih tema “memperkuat ukhuwah, mempertegas khittah”, karena berangkat dari realitas internal dan eksternal tarbiyah islamiyah yang ada saat ini. Secara internal, tarbiyah islamiyah yang berbasis di madrasah-masdrasah tarbiyah islamiyah perlu secara terus-menerus meningkatkan hubungan dan memperkuat jaringan.
Berbagai tantangan penyelenggaraan khittah (pendidikan, dakwah dan sosial) tarbiyah islamiyah sebagaimana diamanat pendirinya mustahil dapat dijawab dengan baik jika tarbiyah islamiyah tidak mengkonsolidasikan dirinya secara rapi.
Jaringan madrasah tarbiyah tersebut juga akan sulit dijaga apabila alumni-alumni masrasah tarbiyah islamiyah tidak memberikan dukungan signifikan melalui upaya terorganisir pula. Peran alumni-alumni madrasah tarbiyah islamiyah menjadi amat penting guna mendukung kemajuan pendidikan dan dakwah tarbiyah islamiyah. Oleh karena itulah mengapa upaya memperkuat ukhuwah antar alumni, khususnya alumni madrasah tarbiyah islamiyah Canduang ini perlu atau penting dilakukan.
Sedangkan secara eksternal, bangsa Indonesia yang dihuni oleh mayoritas umat Islam terus mendapatkan ujian, terutam soal keberagaman. Negara Indonesia yang sejak awal proklamasi dideklarasikan sebagai bukan negara islam dan juga bukan negara sekuler, saat ini berada dalam tarik-menarik dua kutub ekstrim, sekulerisme versus negara agama.
Kelompok sekulerisme menghendaki agar dilakukan pemisahan urusan agama dari negara, sedangkan kelompok pro negara agama mendorong agar negara dijalankan sebagai mandaris titah illahi. Perdebatan sengit terus terjadi, bahkan makin memanas ketika bersentuhan dengan ranah politik. Realitas itu tentu harus disikapi oleh gerakan tarbiyah islamiyah sesuai dengan khittah dan eksistensi sebagai bagian dari Islam (ahlus sunnah wal jama’ah). Tarbiyah islamiyah sebagai gerakan yang memilih jalan tengah harus hadir sebagai bagian ummat islam yang memiliki semangat menjaga keutuhan NKRI dalam bingkai menjalankan perintah Allah. Dalam konteks itu, eksistensi orang-orang yang lahir dari rahim tarbiyah, seperti alumni-alumni madrasah tarbiyah menjadi sangat penting.
Pada saat yang sama, Mubes ini juga hendak menjadi ajang refleksi terhadap jalan sejarah yang telah ditorehkan tarbiyah islamiyah, di mana, pada tahun 1968 Inyiak Canduang mengamanatkan agar tarbiyah islamiyah kembali ke khittah pendidikan, dakwah dan sosial. Tarbiyah islamiyah tidak lagi aktif dalam dunia politik praktis, melainkan lebih fokus pada tataran politik etis melalui pengimplmentasian khittah tersebut.
Dalam rangka menjalankan dan mempertegas khittah itu, tarbiyah islamiyah harus memperkuat jaringan pendidikan dan dakwah. Pendidikan tarbiyah islamiyah harus terus dibangun dan diperkuat melalui sebuah jaringan yang saling menguatkan satu sama lain. Madrasah tarbiyah yang saat ini terkesan berjalan sendiri-sendiri sudah harus saling bergandengan tangan agar misi menjalankan khittah pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik.
Begitu juga dengan khittah dakwah. Perkembangan masyarakat modern yang cukup mengkhawatirkan dari aspek perubahan perilaku generasi muda patut menjadi perhatian warga tarbiyah islamiyah. Berbagai penyakit masyarakat dan penyimpangan terhadap norma agama yang berkembang demikian cepat haruslah dijawab secara tepat oleh tarbiyah islmiyah melalui gerakan dakwahnya. Dengan khittah dakwah, diharapkan moralitas masyarakat di mana tarbiyah itu ada tetap terpelihara dari berbagai virus buruk perubahan zaman yang terus terjadi.
Dalam semangat itu, Mubes II Alumni Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi apik terkait peran alumni tarbiyah islamiyah untuk mendukung dan melaksanakan khittah pendidikan, dakwan dan sosial tarbiyah sebagaimana diamanatkan Inyiak Canduang. Pada saat yang sama, Mubes ini juga diharapkan mampu mengkonsolidasikan kekuatan alumni sehingga menjadi sebuah kekuatan besar yang bermanfaat bagi kemajuan tarbiyah islamiyah dan agama Islam tentunya.
Demikian kami sampaikan.
Salam hormat,
Panitia Musyawarah Besar
Alumni Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang.
Ttd.
KHAIRUL FAHMI, SH., MH.