Notification

×

Iklan

Iklan

Seminar Nasional FUAD IAIN Bukittinggi: Dakwah Solusi Islam Keindonesiaan Dan Tantangan Global

19 Desember 2016 | 19:45 WIB Last Updated 2016-12-19T12:49:05Z

Bukittinggi - Islam di Indonesia saat ini memiliki tantangan baik di tingkat lokal, Nasional maupun Internasional. Untuk itu perlu solusi dalam menjawab permasalahan umat sesuai dengan teori rahmatan lil alamin.

Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Bukittinggi menyikapi hal tersebut mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Islam Keindonesiaan dan Tantangan Global” pada (19/12) di Aula Student Center IAIN Bukinttinggi.

Pemateri pada acara ini yaitu Dr. Arief Subhan Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. H. Abdullah, M.Si. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sumatera Utara.

Rektor IAIN Bukittinggi Dr. Ridha Ahida menjelaskan Islam menjadi spirit dalam menghadapi kondisi globalisasi saat ini. Untuk itu mulai muncul pertanyaan bagaimana Islam keindonesiaan dan Islam Nusantara, maka sebagai institusi Islam , FUAD mengambil peran sebagi aplikasi keilmuan. "  Dengan menyikapi itu hendaknya bisa menjadi solusi bersama pemecahan tantangan global dengan teori keislaman, " jelasnya.

Dr. Ghazali Dekan FUAD IAIN Bukitinggi mengungkapkan bahwasanya tema saat ini berkaitan dengan Surat An-Nahl 125 yaitu “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” 

Maka Islam keindonesiaan melalui perspektif ini dikerucutkan dari sudut pakar dakwah dengan menghadirkan pemateri dengan keahlian dakwah.


Pemateri pertama Dr. Arief Subhan Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merumuskan materi besar seminar nasional ini dengan multikulturalisme dalam konteks; Islam, Keindonesiaan dan tantangan global. Sebagai jawaban atas penduduk Indonesia yang beragam menurutnya pentingnya ada persatuan dalam kebhinekaan.

Dalam tradisi Islam, menjaga dan memberi perlindungan kebhinekaan merupakan bagian dari tujuan ditetapkan hukum (maqashid syari’ah). Maka menurutnya konsep kebhinekaan, kultur pluralis dan multikulturalisme merupakan konsep-konsep yang tidak hanya sejalan dengan Islam, tetapi juga memiliki pendasaran yang bersifat built-in dalam ajaran Islam.      

Prof. Dr. H. Abdullah, M.Si. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sumatera Utara pemateri kedua memaparkan analisis SWOT dakwah di Indonesia :  Upaya Merumuskan Peta Dakwah.

Menurutnya Letak kekuatan dakwah Islam secara umum dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu dari segi  konsep dakwah, potensi umat dan peranan organisasi dakwah.

Pertama, dilihat dari segi konsep, dakwah merupakan watak yang inheren dari ajaran Islam, yaitu antara Islam dengan dakwah tidak dapat dipisahkan.

Kedua, kekuatan dakwah dilihat dari segi kuantitas dan kualitas serta potensi umat Islam di Indonesia. Mayoritas penduduk Indonesia, yaitu 87% adalah beragama Islam, bahkan bangsa Indonesia merupakan pemeluk agama Islam terbesar di muka bumi.

Ketiga,  kekuatan dakwah di lihat dari segi keberadaan organisasi keagamaan di Indonesia yang bergerak dalam bidang dakwah.

Menurutnya secara umum ada dua hal yang menjadi peluang bagi pelaksanaan dakwah Islam di Indonesia. 

Pertama; keberadaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), yang memberikan peluang bagi pemeluk agama, termasuk Islam untuk meyakini, beribadah dan mengembangkan agamanya masing-masing. 

Kedua, peluang akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi dan media massa, baik media cetak maupun media elektronik.


Dakwah sebagai kegiatan sosialisasi Islam harus berlangsung secara terus menerus, dari satu generasi kepada negeri berikut, dari  zaman ke zaman hingga akhir zaman. Oleh karena itu, dakwah harus dirumuskan dan direncanakan untuk jangka panjang. “Da‘i dan oraganisasi dakwah memegang peranan penting dalam upaya perencanaan, pelaksanaan dan eveluasi serta mengatasi berbagai persoalan dakwah dan persoalan umat semakin komplek di era globalisasi, yang menuntut kegiatan dakwah secara profesional. Kegiatan dakwah harus mempertimbangkan berbagai faktor pendukung dan  penghambat serta kemampuan menjadi penyeimbang dalam kehidupan yang terus berubah.” tutupnya. 
( IM )

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update