Padang Panjang - Menangkal radikalisme yang dikhawatirkan akan masuk di tengah masyarakat Kota Padang Panjang, Pemko melalui BPBD dan Kesbangpol menggelar forum koordinasi dan diskusi stabilitas daerah yang berlangsung di Hall Lantai III Balai Kota Padang Panjang , Rabu (28/12).
Acara tersebut dihadiri oleh para Kepala Sekolah Se Kota Padang Panjang, para Camat dan Lurah se Kota Padang Panjang, SKPD , Unsur TNI/ Polri beserta undangan lainnya.
Hadir sebagai narasumber, Walikota Padang Panjang Hendri Arnis, Dandim 0307 Tanah Datar Letkol Inf. Nandang Dimyati yang diwakili oleh Pasi Intel Dandim Yuliasman, Kapolres Padang Panjang AKBP Cepi Noval yang diwakili oleh Kasat Intel Asrul dan Ketua Pengadilan Negeri Kota Padang Panjang Dyah Sutji Imani yang diwakili oleh Hakim Pengadilan Alvin dan Kepala BPBD dan Kesbangpol Kota Padang Panjang, Erizal.
Dalam forum diskusi tersebut, Walikota Padang Panjang Hendri Arnis mengharapkan Kota Padang Panjang yang dikenal sebagai Kota Pendidikan jangan sampai terbawa arus oleh suhu politik yang tinggi saat ini di Indonesia ini. stabiltas daerah harus tetap kondusif.
“Guru sebagai pengajar disekolah harus bisa memberikan arahan agar murid murid mereka turut menjaga kenyamanan dan keamanan di tengah masyarakat “, katanya.
Menurutnya, Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah hendaknya lebih ditingkatkan agar murid tidak sibuk dengan kegiatan di luar sekolah yang dikhawatirkan akan menjerumuskan mereka ke arah yang negatif.
Wako Hendri Arnis juga meminta agar guru bimbingan konseling lebih aktif mengevaluasi dan memberikan bimbingan kepada murid-murid yang bermasalah. ” Anak-anak yang bermasalah, atau yang berpotensi akan bermasalah hendaknya sudah terdeteksi sehingga sedini mungkin kita bisa memberikan solusi untuk mereka”, katanya.
Kepada Lurah dan Camat, ia meminta agar terus mengaktifkan poskamling, serta papan tamu harap lapor 1x 24 jam benar benar terlaksana. “ Kita tidak mau ada indikasi kelompok radikal hadir di Kota Padang Panjang”, katanya.
Sementara, Dandim 0307 Tanah Datar Nandang Dimyati yang diwakili oleh Pasi Intel Dandim Yuliasman mengatakan bahwa radikal itu terdiri dari radikal kiri seperti kelompok komunis dan radikal kanan seperti terorisme yang membawa nama agama, kemudian kelompok kekerasan lain seperti begal termasuk kelompok radikal yang memanfaatkan situasi di negara kita.
“ Kelompok radikal kiri seperti komunis merupakan bahaya laten yang tidak mengenal kata kalah dan bubar, sekarang ini telah muncul ke permukaan, melalui jejaring sosial mereka sekarang telah menyusun kekuatan, hal ini patut kita waspadai,” katanya.
Kapolres Padang Panjang AKBP Cepi Noval melalui Kasat Intel Polres Padang Panjang Asrul mengatakan kelompok radikal kanan yang mengarah kepada terorisme muncul dari mereka yang awam tentang agama. Mereka dipenguruhi dengan dicuci otak melalui pengajian untuk melakukan teror kepada masyarakat.
“Kepada seluruh stake holder, terutama Lurah dan Camat agar tanggap terhadap pendatang baru, jika terindikasi orang tersebut mengarah kepada radikalisme, maka kita bisa cegah”, katanya. (Putra)