Agam - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Bambang Warsito mengatakan, jumlah bencana yang terjadi di Agam meningkat tajam pada tahun 2016.
"Pada tahun 2014, terjadi 104 bencana, turun menjadi 94 bencana di tahun 2015. Pada tahun 2016 kembali meningkat tajam dengan 144 kejadian," kata Bambang Warsito dalam diskusi Agam Tangguh Bencana yang diselenggarakan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Agam, Jumat 20 Januari 2017.
Diskusi ini merupakan kali pertama diselenggarakan oleh FPRB dengan tujuan menyatukan persepsi dalam mitigasi bencana. Selain Bambang Warsito, dalam diskusi itu juga hadir Ketua FPRB Agam, Harmen yang sekaligus bertindak sebagai moderator, Dirut BPR Pembangunan Nagari, Peri, Kabag Humas Agam Dita Wedia, media (Komuniyas Wartawan Siaga Bencana) dan LSM.
Bambang menyebut, Kabupaten Agam merupakan daerah yang memiliki potensi bencana paling lengkap. Untuk itu, berbagai program dan upaya telah dilakukan untuk penguatan kapasitas kebencanaan.
"Untuk pengurangan risiko bencana ini, tidak bisa hanya dilakukan oleh BPBD saja. Tapi harus dilakukan secara bersama-sama," ujarnya.
Bambang juga menyinggung peran media dalam pengurangan risiko bencana. Menurutnya, melalui media, masyarakat bisa memahami mitigasi bencana, peringatan dini dan belajar lebih banyak tentang kebencanaan.
"Selama ini media cenderung memberitakan saat terjadi bencana. Tapi kurang dalam memberitakan pemulihan (rehabilitasi dan rekonstruksi), serta mitigasi. Kita berharap, hubungan kemitraan dalam penyebaran informasi kepada masyarakat ditingkatkan. Untuk informasi kita sudah ada pusdalops," katanya.
Sementara itu, Kabag Humas Agam, Dita Wedia mengatakan, sosialisasi mitigasi bencana bagi masyarakat melalui media sangat perlu ditingkatkan. Karena media memiliki peran sebagai mitra pemerintah dalam meminimalisir permasalahan yang timbul karena bencana. Sehingga, korban jiwa bisa ditekan dengan pemberitaan yang mengedukasi masyarakat.
"Bencana bisa timbul karena ketidakpedulian masyarakat, seperti dengan membuang sampah ke selokan. Ini bisa memicu bencana besar. Nah, peran media adalah menyajikan berita yang memberikan pemahaman kepada masyarakat, sehingga bisa meminimalisir risiko bencana," katanya.
Sumber: klik positif.com