Padang - Minangkabau Book Fair akan dibuka dengan kolaborasi yang dimeriahkan 300 orang seniman tradisi dari Kota Sawahlunto yang tergabung dalam Forum Seni Anak Nagari (FSAN). Pameran buku terbesar ini di Sumatera Barat ini digelar di halaman Masjid Raya Sumbar Kota Padang, pada 24 Februari 2017.
"Kolaborasi seni tradisi ini menampilkan gabungan seni tarian "Galombang" yang diangkat dari unsur pokok tradisi randai terdiri dari galombang, dendang, gore, tapuak galembong, silek dan tari piriang yang digarap menjadi satu paket seni pertunjukan menarik," kata Indra Gunawan, Ketua FSAN di Sawahlunto, Jumat (27/1/2017).
Syukri, koreagrafer tari seni massal ini mengatakan, untuk tahap persiapannya, sudah dimulai sejak 19 Januari 2017.
"Tari massal ini melibatkan sebanyak 16 kelompok seni tradisi atau sasaran randai di Sawahlunto," kata Syukri, yang juga Kepala Seksi Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Kepariwisataaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto.
Dijelaskan Syukri, sebelumnya FSAN juga telah berpartisipasi pada prosesi penyambutan peserta Tour de Singkarak 2016 di Sawahlunto itu.
Saat pembukaan Minang Book Fair, menampilkan jenis musik tradisional lainnya seperti . "talempong pacik", yang dikemas sambil memainkan tradisi "galombang randai dan tapuak galembong" diiringi gurindam atau dendang dengan total peserta sekitar 400 orang dari 14 sasaran.
"Lalu pada tahun yang sama mereka juga menampilkan atraksi 'Tapuak Galembong Rami' pada kegiatan Gelar Budaya Multikultural yang dilaksanakan pada 31 Januari 2016," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisatan dan Kebudayaan setempat, Efri Yanto menjelaskan kehadiran kelompok seniman tersebut merupakan salah satu bentuk aplikasi dari sub program pembinaan ekonomi kreatif berbasiskan seni budaya yang gencar dilakukan pihaknya sejak beberapa tahun belakangan ini.
"Pada tahun ini, kami terus mendorong dan mempromosikan kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi perangakat daerah (OPD) yang baru, agar dapat tumbuh menjadi salah satu ikon pariwisata di kota ini," kata Efri Yanto
Sebelumnya Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya, telah menegaskan pariwisata yang berbasis budaya akan menjadi masa depan ekonomi nasional sehingga diperlukan dukungan dari semua pihak termasuk dunia pendidikan untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan yang memahami budaya bangsa. (***/Kcc)