Notification

×

Iklan

Iklan

PETANG PUISI KUBU GADANG : BERSATU PADUNYA PENYAIR DENGAN ALAM

24 Januari 2017 | 12:10 WIB Last Updated 2017-01-25T03:38:57Z

Seperti halnya dusun-dusun lain yang ada di Minangkabau, Desa Kubu Gadang masih kental nuansa dengan kehidupan alaminya. Meski hanya berjarak kurang lebih satu kilometer dari pusat kota Padang panjang, namun nuansa kampung alami begitu terasa.Dikelilingi oleh hijaunya persawahan, menjadikan desa ini memiliki magnet untuk dikunjungi. Wajar, jika pada medio 2016 lalu, desa ini resmi dinobatkan sebagai Desa Wisata sekaligus sebagai Desa Keluarga Berencana oleh Pemerintah Kota Padang Panjang.

Melihat keelokan dan keanggunan alam Desa Kubu Gadang, sejumlah penggiat sastra dan penyair berniat memadukan dua keindahan dalam satu balutan.  Seperti kata indah dari Firdaus Mimpi,

" Untuk mengerti tentang kehidupan kita harus menyatu dengan alam. Tidak ada yang boleh dipaksakan. Semua akan terjadi dengan sendirinya setelah hidup kita selaras dengan kehidupan. "

Untuk menyatukan nilai-nilai sastra yang terkandung dalam syair dengan keindahan alam.

Orang-orangan Sawah yang dipakai untuk memajang Puisi dari Para Penyair 

Maka diangkat lah sebuah tema dalam pagelaran puisi di desa Kubu Gadang itu,  " Petang Puisi Kubu Gadang" . Petang Puisi Kubu Gadang adalah sebuah kegiatan Baca Puisi di Kampung Wisata Kubu Gadang Padang Panjang yang melibatkan penyair dan masyarakat. Muhammad Subhan, yang merupakan novelis mumpuni dari Kota Padang Panjang cukup gencar mempromosikan even sastra dan budaya ini. Didukung oleh seorang doktor di bidang seni yang juga pendiri Komunitas Seni Puisi Kuflet ,  Sulaiman Juned atau biasa disapa Adun, even kegiatan seni ini menjadi lebih bertaji.

Dan sebagai tuan rumah yaitu Pokdarwis Kubu Gadang tak kalah sigap dalam menyiapkan acara ini. Dengan pendanaan yang diperoleh secara swadaya, Pokdarwis dibawah komando Yuliza Zen, generasi muda asli Kubu Gadang mereka berusaha keras mewujudkan even besar ini.

Dipilihlah hari Minggu 22 Januari 2017 sebagai waktu diadakannya acara Petang Puisi Kubu Gadang. Pecah... !!!

Semarak dan meriah acara seni dan sastra itu. Dihadiri oleh ratusan penyair dan seniman Sumatera Barat. Apresiasi dan kekaguman mengalir. Dengan dana yang bisa dikatakan minim.

Dalam sebuah pernyataan di medsos, Yuliza menyampaikan kunci suksesnya acara "Basamo Mangko Kajadi". Sebuah kegiatan lintas komunitas yang spektakuler. Berbagai potensi saling berkontribusi untuk mengharumkan nama Padangpanjang. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada FAM, Togok, kuflet, PMI Padangpanjang atas kontribusi dan kerja kerasnya mewujudkan even seni dan budaya yang spektakuler. Yuliza juga menyampaikan bahwa dengan bermodal tekad yang kuat. Dan nyaris tanpa modal awal, semua kesulitan dan kendala bisa diselesaikan.

Dan ada satu desain logo yang sangat eye catching dalam acara Petang Puisi Kubu Gadang tersebut. Ya...ada sebuah logo yang sangat menarik tergambar pada t-shirts yang dipakai banyak orang saat acara berlangsung.  Sebuah  Identitas untuk Desa Wisata Kubu Gadang Kota Padangpanjang telah dilaunching  dengan lancar . Dan tak kalah prestise nya, Identitas tersebut diresmikan oleh Kementrian Kebudayaan Indonesia dan Walikota Padangpanjang. Dialah Yendra Berga Amerta , desainer muda alumni ISI Padang Panjang yang cukup eksis dengan slogannya "MERDEKAVE" . 

Dalam satu status medsosnya , ia menyampaikan "Inilah salah satu wujud kepedulian desainer kepada kemajuan pariwisata kota Padangpanjang, semoga bermanfaat dan maju terus Kubu Gadang, Maju Pariwisata Padangpanjang, " ungkapnya dengan bangga.


Silek Lanyah Didaftarkan Ke UNESCO

Kubu Gadang merupakan desa yang mempunyai beragam kebudayaan dan kesenian yang tetap eksis. Contohnya adalah Pencak Silat, randai, saluang, dan puisi. Mengenai pencak silat (silek lanyah) Kubu Gadang  memiliki keistimewaan yang khas.

Salah satu atraksi Silek Lanyah yang ditampilkan pada event Petang Puisi Kubu Gadang 

Melihat hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI saat ini tengah menyusun dan mengusulkan nominasi Silek Lanyah dan mendaftarkannya ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB atau yang lebih dikenal United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

“ Silek Lanyah merupakan salah satu ilmu beladiri yang masih bertahan dan berkembang di masyarakat saat ini, dan masih dilakukan dengan semarak di Sumatera Barat ini,” papar Peneliti dan Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Damardjati Kun Marjanto, dalam sambutannya di Petang Puisi Kubu Gadangr, Minggu (22/1).

Inilah momen dimana penyair menyatu padu dengan keelokan alam Minangkabau. Semoga event-event seperti ini bisa terus berkelanjutan dan menjadi agenda tahunan.

Bravo Petang Puisi Kubu Gadang!

Inyong Budi

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update