Notification

×

Iklan

Iklan

RENCANA PENGURAI KEMACETAN DUA PASAR, TERBENTUR DI PEMBEBASAN LAHAN

18 Januari 2017 | 14:35 WIB Last Updated 2017-01-18T08:50:36Z

Jika Anda hendak bepergian dari Padang menuju Bukittinggi atau sebaliknya, pada hari-hari bertepatan dengan " hari pakan" maka bersiap-siaplah untuk terjebak di kemacetan hingga berjam-jam. Ada dua buah pasar penyebab kemacetan yang cukup terkenal bagi para pengguna jalan Padang - Bukittinggi atau sebaliknya, yakni Pasar Sayur Koto Baru di Kabupaten Tanah Datar dan Pasar Padang Luar di Kabupaten Agam.

Hari pakan adalah hari ramainya pasar ,  dimana penjual dan pembeli dari berbagai daerah tumpah ruah melakukan aktifitas jual beli. Untuk Pasar Koto Baru, memiliki hari pakan pada hari Senin dan Selasa. Sementara Pasar Padang Lua memiliki hari pakan pada hari Rabu dan Sabtu. Namun saat ini, hari Jum'at pun , aktivitas di Pasar Padang Lua juga cukup ramai.


Akibat melimpahnya aktivitas jual beli hingga ke jalan raya, mengakibatkan kemacetan panjang di Jalan utama lintas propinsi Sumatera Barat ini. Untuk mengatasi hal tersebut, berbagai solusi memang telah dilakukan termasuk memberikan jalur alternatif disaat terjadi kemacetan dan simulasi lalulintas. Namun kesemuanya belum memberikan hasil yang maksimal. Solusi akhirnya bertumpu pada dibangunnya Jembatan Fly Over.Solusi ini memang terbukti ampuh untuk mengurangi kemacetan dan carut marutnya lalulintas di Pasar Aur Kuning Bukittinggi. Sejak dibangunnya Jembatan Fly Over non tol diatas jalan Pasar Aur kuning, lalulintas di wilayah tersebut lebih baik.

Rencana pembangunan Fly Over di Pasar Koto Baru masih terus diupayakan oleh Pemkab Tanah Datar. Bahkan pada saat pelantikan Camat X Koto, Bupati Irdinansyah Tarmizi menekankan kepada Camat Baru Hendra Setiawan agar terus mengupayakan pembangunan jalan alternatif pengurai kemacetan di Pasar Koto Baru. Dan kendala utama dalam penyelesaian masalah ini adalah masalah pembebasan lahan.

Begitu pula halnya dengan Fly over Padang Lua, kecamatan Banuhampu, yang wacananya dibangun tahun 2016 lalu hingga awal 2017 ini masih belum dapat direalisasikan.

Rencana pembangunan jalur alternatif yang digunakan untuk pengurai kemacetan di ruas jalan Padang Lua juga terkendala masalah pembebasan lahan dengan masyarakat.

Menyikapi hal tersebut, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan, bahwa pihaknya akan membicarakan hal ini kembali dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan NasionaI II Sumatera Barat selaku pemrakarsa proyek tersebut.

“Harapan kita, fisiknya bisa kita mulai tahun 2017 ini, untuk itu kita berharap kepada masyarakat yg berada di wilayah sekitar lokasi, supaya mereka bisa memahami kondisi ini, dan mau kita lakukan negosiasi untuk pembebasan lahan,” ujar Nasrul Abit, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, alternatif pemecahan kemacetan di ruas Padang Lua ini harus dituntaskan. ”  Kita harus cari alternatif pemecahan masalah kemacetan di Padang Lua ini, kita sudah sejak lama malu dengan pengunjung, jalur menuju kawasan objek wisata macet begini,” jelasnya.(***/spc)


IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update