Notification

×

Iklan

Iklan

BUPATI IRDINANSYAH : TANGGUNG JAWAB BERSAMA MELESTARIKAN DAN MEWARISKAN ADAT DAN BUDAYA

02 Februari 2017 | 13:32 WIB Last Updated 2017-02-02T06:38:56Z

Tanah Datar - Pelestarian nilai-nilai adat dan budaya sekaligus mewariskan ke generasi penerus adalah menjadi tanggung jawab bersama. Semua unsur mempunyai peran dan andil menyelamatkan anak kemenakan harapan nusa dan bangsa.

Hal ini yang dipesankan Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi saat peresmian Balai-balai Adat Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo di Tigo Jangko, Rabu (1/2).

Peresmian yang juga dihadiri Wakil Bupati Zuldafri Darma ini, kepala daerah berharap Balai-Balai Adat Tigo Jangko tidak hanya sebatas tempat musyawarah ninik mamak, melainkan dapat juga digunakan untuk pelatihan-pelatihan adat dan pembinaan generasi muda.


Dikatakan, keberadaan Balai-balai Adat dinilai sangat strategis untuk kehidupan masyarakat nagari. “Sangat beruntung masyarakat Tigo Jangko yang memiliki balai-balai adat yang bagus, untuk itu manfaatkanlah semaksimal mungkin untuk kemaslahatan masyarakat,” kata Irdinansyah.

Selain itu, bupati harapkan adanya penguatan lembaga adat di tengah-tengah masyarakat. Peran ninik mamak dibutuhkan menjaga masyarakat tetap hidup dalam nilai-nilai syara’ dan adat.

Begitu pentingnya lembaga adat serta ninik mamak, bupati ajak gala-gala adat yang selama ini tidak terpakai untuk dihidupkan kembali. Ninik mamak sebagai pemangku adat akan menjadi tauladan dan pemimpin di kaumnya, kaum akan merasa terlindungi dengan keberadaan ninik mamak.

Di kesempatan itu Bupati juga sampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirjen Kebudayaan. “Aspirasi masyarakat Tigo Jangko memiliki balai-balai adat dibantu diwujudkan melalui program Revitalisasi Desa Adat,” kata bupati.

Tidak hanya itu bupati apresiasi masyarakat Tigo Jangko yang memilki semangat tinggi, dibuktikan dengan rasa gotong royong dan swadaya mengumpulkan dana untuk membangun kembali balai-balai adat.

Seperti yang dilaporkan Ketua Panitia yang juga Ketua KAN Tigo Jangko H. MY. Dt. Paduko Kayo. Balai-balai Adat dibangun dengan biaya Rp. 335 juta. Kemendikbud melalui programnya menggelontorkan dana sebesar Rp. 223 juta hanya diperbolehkan untuk pembelian material.
Setelah melalui musyawarah dan koordinasi dengan Kemendikbud jelas Ketua KAN yang akrab dipanggil Haji May mengatakan masyarakat sepakat membangun baru yang awalnya hanya seluas 70 m2 menjadi 126 m2.

“Mengingat bangunan lama sudah 40 tahun, maka masyarakat sepakat membangun baru dan berkat rasa gotong yang tinggi, melalui iuran ninik mamak, swadaya masyarakat dan donatur terkumpulah dana sebesar Rp. 112 juta,” jelas H. May.

Atas nama masyarakat Tigo Jangko, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengabulkan permohonan masyarakat Tigo Jangko.


Direktorat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi melalui Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumbar Suarman berpesan keberadaan dan fungsi balai-balai adat harus dimaksimalkan dan disandingkan dengan masjid atau surau yang ada.

“Bangunan yang sudah bagus ini akan semakin bagus jika dapat memberi manfaat untuk pelestarian nilai-nilai adat dan budaya,” ucapnya.

BNPB juga mempunyai program menggali nilai-nilai adat dan budaya untuk menjadi muatan lokal yang penekanannya pada kearifan lokal untuk siswa SD, SLTP, SMA, PT dan Umum.

Peresmian Balai-Balai Adat Nagari Tigo Jangko ini turut dihadiri Anggota DPRD Asrul Jusan, Camat Lintau Buo Zulkifli Idris, Ketua LKAAM Tanah Datar Irsal Veri Idrus Dt. Lelo Sampono, Forkompinca, Walinagari Tigo Jangko Indra Gunalan serta tokoh-tokoh masyarakat. (Hp-wn)

×
Kaba Nan Baru Update