Tanah Datar-- Setelah lebih 10 tahun tidak duduk basamo, 39 Ninik Mamak Nagari Kotobaru, Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar bertemu dalam acara bertajuk “Ninik Mamak Saiyo Sakato Pangulu Nan Tigopuluah”. Ini alek menyatukan Ninik Mamak dari empat suku, sekaligus menyelesaikan silang sengketa dalam nagari.
Pertemuan yang berlangsung Sabtu (4/3) kemarin ini disambut antusias Anak Nagari. Bundo kanduang, pemuda dan tokoh masyarakat turut serta ambil bagian. Sebelum menuju balai adat, ninik mamak diarak dalam kampung.
Turut hadir tokoh masyarakat X Koto, H. Arnis, Kapolres Padang Panjang, AKBP Cepi Noval, SIK dan sejumlah undangan lainya. H. Sudirman Dt. Pangulu Rajo tokoh adat setempat juga tampak hadir.
Dalam pertemuan yang berlangsung dengan pepatah-petitih adat itu disepakati, penghulu yang ada bersepakat mendukung apa pun bentuk kegiatan nagari. Dalam pertemuan ini juga dilakukan kumuah disasah, panek baranti serta mangambang nan talipek.
Menjawab pertanyaan pasbana.com di sela-sela acara, H. Arnis menyatakan dukungan penuh terhadap langkah-langkah yang dilakukan ninik mamak dan anak nagari Koto Baru.
“Pertemuan ninik mamak seperti ini perlu dukungan dari segenap unsur. Seharusnya sudah sejak lama dilaksanakan. Apapun bentuk masalah yang ada di nagari dapat diselesaikan dengan masyawarah, “ kata pedagang emas asal Nagari Paninjauan tersebut.
Sementara H. Sudirman Dt Pangulu Rajo menjelaskan, pertemuan ini merupakan majelis tertinggi Ninik Mamak Nagari Kotobaru. Apapun bentuk masalah yang terjadi di kalangan pemangku adat dalam nagari, di sinilah wadahnya. Tokoh perantau ini mengakui pertemuan seperti ini sudah berbilang tahun tidak terlaksana.
“Alhamdulillah berkat dukungan dan kemauan segenap unsur yang ada, pertemuan dapat terlaksana. Semua hasil yang dicapai bertujuan untuk kepentingan nagari,” katanya.
Selain itu pertemuan ini membuktikan tinggi kepedulian ninik mamak terhadap nagari, ke depannya pertemuan semacam ini dapat saja dilakukan secara berkala, sehingga persoalan di nagari tidak menumpuk.
Ditanya tentang jumlah penghulu di Nagari Kotobaru saat ini, menurutnya kini ada 39 orang berasal dari empat suku, Koto, Sipisang, Sikumbang dan Guci. “Walau jumlah penghulu bertambah, tapi namanya tetap Pangulu Nan Tigopuluah,” tambahnya.
Berkumpulnya ninik mamak Kotobaru menambah semarak suasana nagari. Para pemangku adat didampingi anak kemenakan datang beramai-ramai. Tidak hanya yang ada berada di kampung, dari rantau pun sengaja pulang kampung.
Halaman balai adat yang bersebelahan dengan masjid, terasa sempit. Puluhan marawa merah-kuning-hitam menambah kemeriahan suasana.
Sebelum menuju balai adat, anak Nagari mengarak penghulu mereka di jalan-jalan seputar kampung , lengkap dengan bunyi-bunyian. Ada pupuik serunai dan gendang tasa. Halaman balai adat yang bersebelahan dengan masjid, terasa sempit. Puluhan marawa merah-kuning-hitam menambah kemeriahan suasana. Alek Nagari Kotobaru ini diakhiri dengan makan bersama. (PS/SD)