Dr. Sulaeman Juned |
Pasbana.com - Jum'at tanggal 28 April 2017 diperingati sebagai Hari Puisi Nasional. Terpilihnya tanggal tersebut sebagai Hari Puisi Nasional berlatar belakang kiprah Penyair Kondang Chairil Anwar. Apresiasi masyarakat terhadap puisi sebenarnya masih cukup besar, hal ini ditunjukkan dengan masuknya hastag #hari puisi Nasional menjadi trending topic di Twitter nasional hari itu.
Dr. Sulaiman Juned, seorang maestro puisi yang bermukim di Kota Padang Panjang menyampaikan kesan dan harapannya kepada pasbana.com sekaitan dengan diperingatinya tanggal 28 April sebagai Hari Puisi Nasional.
Penyair yang juga Dosen di ISI Padang Panjang menambahkan bahwa sudah selayaknya memang diadakan hari Puisi Nasional, sebab para penyair (sastrawan) juga pasti memberikan sumbangsih kepada kemajuan bangsa . " Hal ini tentu dilakukan, pertama sekali penyair merupakan penyumbang kosa kata bagi kemajuan bahasa Indonesia , dan selanjutnya penyair juga mengkritisi tentang kehidupan sosial dan berbangsa, " jelas Adun , panggilan akrab Pendiri sekaligus Pembina Komunitas Puisi Kuflet ini, Jum'at ( 28/4).
Sulaiman Juned juga menerangkan bahwa Puisi dapat merubah karakteristik tentang pembacanya, apalagi puisi itu dibaca dan dipahami makna yang terkandung di dalamnya. Dan ia berharap, puisi tidak hanya dijadikan sekedar seremonial belaka untuk ruang pendidikan sejak dari SD sampai perguruan tinggi. " Para guru Bahasa dan Sastra Indonesia serta Guru kesenian hendaknya benar-benar mampu memberikan pemahaman yang benar kepada siswa agar tidak salah, termasuk benar dalam mengajarkan tekhnik menulis dan membaca puisi, " jelasnya.
Ia berharap Guru Bahasa dan Sastra Indonesia haruslah terlebih dahulu memahami bahkan bila perlu harus tahu benar menulis dan baca puisi agar anak didiknya dapat memahami pula dengan benar. Dikalangan anak muda dan pelajar, berpuisi memang harus terus digalakkan. Saat ini, hanya segelintir anak muda kita yang mau belajar lebih jauh tentang puisi.
Terkait dengan berbagai permasalahan sosial ( narkoba, free sex, kriminalitas) , isu sara, dan arus radikalisme , puisi memang tidak serta merta dapat menyelesaikan masalah ini. Namun menurut Sulaiman Juned, setidaknya puisi melalui menulis dan membaca dapat menghindari hal ini terjadi karena generasi muda kita telah disibukkan dengan ruang sosial yang memiliki karakter ini.
" Ini yang membuat puisi dapat meminimalisir kondisi ini, " pungkasnya.
Inyong Budi