Notification

×

Iklan

Iklan

YANG BERNILAI DI FESTIVAL SITI NURBAYA 2017

16 April 2017 | 19:49 WIB Last Updated 2017-04-16T12:49:46Z

PADANG - Eksistensi Pemerintah Kota Padang untuk terus menggelar Festival Siti Nurbaya (FSN) setiap tahun mendapat apresiasi. Kali ini, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementrian Pariwisata RI Raseno Arya yang memberi apresiasi.

"Kementerian Pariwisata salut pada Pemko Padang, Festival Siti Nurbaya yang telah dimulai semenjak tahun 2010 lalu hingga sekarang masih eksis digelar,“ ujar Raseno saat pembukaan FSN 2017 di Pantai Cimpago, Padang, Sabtu (15/4).

Dituturkan Raseno, FSN merupakan salah satu ajang untuk menggaet wisatawan. Baik lokal maupun mancanegara."Ajang (FSN) ini mampu menggaet wisatawan datang ke Padang," ungkapnya.

Ditambahkannya, FSN adalah salah satu upaya untuk mengembangkan pariwisata di ibukota Provinsi Sumatera Barat. Padang menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan ke Sumatera Barat.
"Padang pintu masuknya wisatawan. Jika sudah datang ke Padang, wisatawan dapat menikmati keindahan alam dan budaya Sumatera Barat," jelasnya.

Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo menyampaikan, kegiatan FSN 2017 merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Padang untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni dan budaya di Minangkabau.

Sebagai Ajang Kreatifitas Anak Muda

Selain itu, FSN sebagai ajang meningkatkan kreatifitas pemuda dan pemudi Kota Padang dalam mengenalkan beragam makanan dan permainan tradisional anak nagari.



“Kita terus memberikan pemahaman dan pengenalan berbagai makanan dan permainan tradisional anak nagari melalui berbagai ivent-ivent, baik daerah, nasional maupun internasional,“ ujar Mahyeldi.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi mengatakan, FSN 2017 telah dimulai sejak tanggal 13 April hingga 16 april 2017  FSN digelar di tiga lokasi yakni kawasan objek wisata Muaro Lasak, Hotel Ibis dan pendestrian wisata Jembatan Siti Nurbaya Muara Padang.

“FSN ini akan melibatkan pesertanya dari para generasi muda, organisasi, mahasiswa dan masyarakat. Semuanya berasal dari sebelas kecamatan di Kota Padang. Lomba yang diadakan di antaranya, malamang, memakai sandal tempurung, tari minang dan lagu minang, manggiliang lado, baju kuruang basiba, dan banyak lagi,” terang Medi.



Dijelaskan Medi Iswandi, ivent FSN 2017 akan memperebutkan hadiah menarik. Juara umum mendapatkan satu ekor sapi dan satu ekor kambing, juara umum 2 mendapatkan 6 ekor kambing, dan juara umum 3 mendapatkan 4 ekor kambing.

Iven yang melombakan kebudayaan Ranah Minang yang dinamai Festival Siti Nurbaya (FSN) resmi ditabuh Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo bersama Wakil Walikota (Wawako) H. Emzalmi serta pejabat terkait, Sabtu (15/4/2017) sore di Pantai Padang.

1000 Wanita Babaju Kuruang Basiba

Kegiatan tahunan yang ke-7 kali dihelat Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) kali ini terlihat meriah. Itu pun salah satunya dengan ditampilkannya 1000 orang perempuan berbaju kurung "Baju Kuruang Basiba" di dalam pawai karnaval pembukaannya. Tak ayal, aksi tersebut berhasil menorehkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Sehingga, Walikota Mahyeldi bersama Wawako Emzalmi menerima langsung piagam penghargaan dari Ketua Umum MURI, Jaya Suprana melalui perwakilannya pada kesempatan itu. 



Walikota menyampaikan, selaku warisan budaya Minangkabau, Baju Kuruang Basiba merupakan pakaian yang mesti dilestarikan karena cocok dan baik sesuai budaya kaum perempuan di Ranah Minang.
“Semoga, dengan penampilan 1000 Baju Kuruang Basiba kali ini, dapat menginspirasi kaum perempuan Minang untuk senantiasa membudayakan pakaian khas bagi "gadih Minang" ini ke depan,” imbuh Wako kepada wartawan usai kegiatan tersebut.

Mahyeldi juga mengatakan, ia pun bersyukur Baju Kuruang Basiba sejauh ini masih cukup terlestarikan secara baik khususnya di Padang.

“Alhamdulillah, di sekolah-sekolah di kota ini serta pegawai perempuan di Pemko Padang sudah mengagendakan untuk hari pemakaiannya. Kita tentu berharap, Baju Kuruang Basiba ini akan menjadi pakaian favorit di kalangan kaum wanita di Ranah Minang,” harapnya.

Selanjutnya salah seorang Perwakilan MURI pada kesempatan itu mengatakan, penampilan 1000 lebih perempuan memakai Baju Kuruang Basiba tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa. Terlebih, aksi itu tidak hanya diikuti kaum ibu, namun juga diikuti dipara siswi SD/SLTP/SLTA bahkan anak-anak yang masih belajar di TK dan PAUD.

“Kegiatan ini luar biasa, karena telah memamerkan nilai-nilai budaya lokal yang sepertinya mulai tergerus perkembangan zaman yang semakin modern. Maka dengan itu, hal ini patut diberikan penghargaan sebagai rekor sejarah baru dalam catatan MURI,” sebutnya.



Dalam FSN ke-7 tahun 2017 tersebut, seluruh kesenian, permainan dan kuliner khas daerah Minangkabau turut dilombakan. Diantaranya ada lomba lagu Minang, lomba tari Minang kreasi, lomba randai, lomba sepak rago, lomba petatah-petitih, lomba sendal tampuruang, lomba menulis puisi, lomba foto, serta lomba kuliner seperti malamang, manggiliang lado dan membuat palai bada.

Untuk semua jenis lomba, setiap kecamatan serta kelurahan yang ada di Kota Padang berhak mengikutinya. Sebagaimana hasil pemenangnya dan penentuan juara umum bakal diumumkan pada acara penutupan, Minggu (16/4/2017) malam di lokasi pinggir Danau Cimpago. (hms/***)

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update