Pasbana.com -- Hari ini (2/5) bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Bagaimana makna Hardiknas bagi Kita ?
Tema Hardiknas tahun ini adalah Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas. Artinya, setiap insan bangsa ini berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Termasuk anak-anak berkebutuhan khusus atau inklusi. Dan salah satu yang terpenting adalah bangkitnya budaya literasi di tengah masyarakat kita.
Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2017 sangat tepat untuk me-recharge kembali gerakan Literasi yang sangat mulia dan pemerataan pendidikan khususnya pendidikan inklusif. Sebuah gerakan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan tentunya.
Kegiatan literasi ini tidak hanya membaca, tetapi juga dilengkapi dengan kegiatan menulis yang harus dilandasi dengan keterampilan atau kiat untuk mengubah, meringkas, memodifikasi, menceritakan kembali, dan seterusnya. Lebih luas lagi menurut Deklarasi Praha pada tahun 2003 yang menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat, literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003).
Mari kita bertanya; Sudahkah indikator-indikator "Gerakan Literasi" tumbuh kembang (ada) di lingkungan kita?
Hardiknas merupakan hari kesadaran tentang pentingnya kualitas manusia. Garis kebijakan Presiden Jokowi untuk menjadikan bangsa Indonesia yang disegani dunia dan akan berhasil dalam berbagai kompetisi global jika tinggi kualitas Sumber Daya Manusianya harus kita dukung bersama. Salah satu tugas dan kunci keberhasilan ini ada di tangan kita, para guru-guru luar biasa dari seluruh pelosok negeri, dari Sabang sampai Merauke. Di tangan kitalah bola keberhasilan pencetakan generasi bangsa yang berkualitas. Kemanakah arah bola ini akan kita gulirkan. Kitalah yang menjadi ujung tombak dari pembentukan manusia berkualitas ini.
Di taman-taman pendidikan, kita tanamkan keterampilan-keterampilan inti yang diperlukan di abad 21. Bukan saja hard skills , tetapi juga soft skills yang harus kita utamakan dan seimbangkan. Termasuk yang tidak kalah penting adalah spiritual skills.
Berikan yang terbaik untuk anak-anak generasi penerus bangsa Indonesia. Tampilkan sosok pribadi teladan yang baik di hadapan anak-anak kita. Pribadi-pribadi yang layak untuk diteladani. Terkadang kita lupa bahwa setiap ucapan dan tingkah laku kita akan mewarnai kehidupan mereka di masa yang akan datang. Setiap proses pembelajaran yang kita lalui bersama anak-anak akan membentuk mereka menjadi generasi bangsa yang berkualitas, atau malah sebaliknya.
Hari ini, stimulus perubahan peradaban didominasi oleh revolusi di bidang teknologi. Revolusi teknologi telah merubah mindset dan tingkah generasi bangsa ini. Perubahan-perubahan yang terjadi berjalan dalam deret ukur. Cukup sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi sebulan yang akan datang. Yang perlu kita pikirkan dan lakukan bersama adalah memastikan bahwa apa yang kita berikan kepada anak-anak didik adalah keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjawab tantangan-tantangan di abad 21 ini. Keterampilan utuh yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia mencakup tiga komponen yaitu kualitas karakter, kemampuan literasi, dan kompetensi.
Kualitas karakter mencakup karakter-karakter yang berakar dari budaya bangsa dan agama. Tanamkan mereka karakter-karakter yang merefleksikan nilai-nilai budaya tinggi yang kita pegang dan nilai-nilai agama luhur yang kita anut. Budaya dan adat ketimuran masih sangat relevan di abad 21 ini. Nilai-nilai agama masih sangat penting untuk dipegang agar kehidupan tidak pincang.
Kemampuan literasi tidak hanya diartikan dalam pengertian membaca dan menulis .Ada kemampuan literasi lain yang perlu diberikan ruangnya , yaitu literasi mendengar (listening literacy) dan literasi berbicara (speaking literacy).
Anak-anak kita harus mulai kita tanamkan literasi mendengar yang baik. Tanamkan kepada mereka bahwa mendengar merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan. Literasi mendengar dan berbicara harus mulai kita wujudkan dalam suatu gerakan agar generasi bangsa Indonesia menjadi generasi yang lembut hatinya dan tentram jiwanya.
Momentum Hardiknas ini juga mengingatkan kita bahwa setiap anak lahir sebagai pembelajar, tumbuh sebagai pembelajar. Hal ini sejalan dengan fitrah manusia sejak kelahirannya sampai akhir hayatnya. Manusia dalam melalui proses kehidupannya senantiasa belajar dan belajar.
Di hari pendidikan Nasional tahun 2017 ini , marilah seluruh elemen bangsa, untuk menggelorakan semangat anak-anak mewujudkan cita-citanya dengan segala keterbatasan yang ada, dengan menerapkan pendidikan inklusi secara benar dan baik. Dan budaya literasi haruslah mampu membumi di negeri tercinta ini.
Selamat Hari Pendidikan Nasional !
Maju terus Manusia Indonesia ...
Inyong Budi
( Diolah dari berbagai sumber)