Padangpanjang – Memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke 109, dilangsungkan Upacara peringatan pada Senin (22/5) dilapangan Anas Karim. Hari yang menjadi momentum perjuangan seluruh rakyat Indonesia, ditandai dengan kelahiran organisasi Budi Oetomo pada tahun 1908.
Kebangkitan Nasional merupakan bangkitnya semangat Nasionalisme, persatuan, kesatuan dan kesadaran sebagai sebuah bangsa untuk memajukan diri melalui gerakan organisasi yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan. Sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial yang menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Dalam Amanatnya Wakil Walikota Padangpanjang, dr. Mawardi, mengatakan, sejalan dengan semangat dan jiwa kebangkitan nasional, peringatan hari kebangkitan nasional ke 109 mengusung tema “ Maknai kebangkitan nasional melalui kerja nyata dalam suasana keharmonisan dan kemajemukan bangsa”.
dr, Mawardi mengatakan, tema Harkitnas kali ini, mengandung berbagai makna, yang sekaligus menjadi instrumen ukuran, sejauh mana nilai-nilai Nasionalisme terimplementasi dalam karsa, cipta dan karya kekinian kita secara nyata.
“Nasionalisme bukan sekedar diskusi dan wacana yang sorak sorai, makna Nasionalisme kekinian bukan lagi kamuflase kerinduan romantisme perjuangan masa lalu, tetapi bagaimana kita mengimplementasikan romantisme perjuangan tersebut kedalam pola piker, pola sikap dan prilaku kebangsaan selaras dengan tuntutan zaman” ungkap Mawardi.
Tambah Mawardi, sebagai negara yang kaya akan keragaman etnis, suku, budaya dan agama, menyadari, bahwa Kohesivitas kesadaran akan keragaman senantiasa harus terjaga secara terus menerus, dan berkesinambungan.
“Nilai Toleransi akan perbedaan, serta nilai-nilai kemajemukan yang tumbuh dan berkembang, atas dasar komitmen dan kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tidak boleh luntur sampai kapanpun” ungkapnya.
Lanjutnya, fenomena kemajemukan yang bergulir akhir-akhir ini, tampaknya sedikit mengalami penggerus nasionalisme itu sendiri. Semangat persatuan demi menjunjung tinggi sikap nasionalisme yang dulu didambakan dan dibanggakan, kini menjadi kekhawatiran bersama.
”Seperti halnya, konflik antar etnis, antar agama, tawuran antar pelajar, tawuran antar warga, sikap prasangka antar kepentingan, konflik horizontal dan gangguan keamanan, yang masih sering terjadi adalah fenomena kebangsaan yang perlu kita sikapi secara hati-hati,” terangnya.
Demikian pula sikap dan prilaku yang mengutamakan kepentingan perorangan dan golongan, narkoba, pornografi, menjamurnya prilaku koruptif, dan bentuk-bentuk sekat pemisah antara we and them adalah pola pikir, pola sikap, dan prilaku yang harus kita hilangkan.
Setelah pelaksanakan upacara, kegiatan dilanjutkan dengan ziarah ketaman makam pahlawan Kusuma Bhakti yang berada di Kebun Sikolos, yang dipimpin langsung oleh Kapolres Padangpanjang, AKBP Cepi Noval SIK, ditandai dengan peletakkan karangan bunga di monumen Taman Makam Pahlawan dan tabir bunga (ade)