Notification

×

Iklan

Iklan

PENYADAPAN GETAH PINUS TERUS DILAKUKAN, ANCAMAN LONGSONG KEMBALI DI RASAKAN WARGA

30 Mei 2017 | 11:22 WIB Last Updated 2017-05-30T04:38:44Z


SOLOK,– Proses penyadapan getah pinus diluar batas kewajaran menimbulkan kekhawatiran beberapa masyarakat. Kondisi Hutan Pinus yang berada tepat di atas pusat pemukiman penduduk Nagari Sungai Janiah, Kec. Gunung Talang, Kab. Solok saat ini sangat memprihatinkan Selasa (30/5). Pasalnya puluhan Hektare lahan pinus ini disadap oleh orang yang tidak diketahui identitasnya. Bukan itu saja, proses penyadapannya pun dinilai juga diluar batas kewajaran. Pohon yang diperkirakan berdiameter 20cm itu bisa di lobangi sebanyak belasan lobang. Hal ini dirasa akan merusak dan mempersingkat umur pinus tersebut.

Yos Karel, salah satu aktivis lingkungan yang juga merupakan salah satu dewan kehormatan KPA Guntala menyayangkan hal ini terjadi. Seperti yang dikutip dari sumbartoday.com, beberapa waktu lalu di kediamannya, Yos menyampaikan kekecewaannya. Menurutnya, aktifitas penyadapan ini sudah diluar batas kewajaran, dikhawtirkan ini akan membunuh tanaman penghisap air ini.

“Kita sangat menyayangkan aktifitas ini, jika ini dibiarkan, kita khawatir akan membunuh tanaman ini. Jika itu terjadi, pemukiman penduduk yang berada dibawah area ini terancam akan terkena imbas longsornya. Karena saat ini, pinus tersebut merupakan salah satu tanaman yang berperan penting untuk mengatur siklus air yang lumayan besar di wilayah pegunungan ini”, ungkapnya.

Puluhan hektar pinus ini sengaja ditanam di lereng pegunungan untuk mengatur siklus air didaerah itu. Daerah disekitar Gunung, Talang Kab. Solok ini memang dikenal memiliki banyak kandungan air. Pada 2010 lalu, Nagari Sungai Janiah mengalami musibah banjir bandang (Galodo) yang merusak ratusan hektare lahan pertanian masyarakat. Tak hanya itu, ternak dan harta benda lainnya juga raib dilibas oleh lahar dingin yang menerjang wilayah itu. Jika hal ini tidak segera ditindak lanjuti, tentu ancaman bencana yang lebih besar akan kembali terjadi di salah satu nagari yang berdampingan langsung dengan pemandian air pans Bukik Gadang.

Iwan salah satu masyarakat sekitar tempat tersebut juga mengaku khawatir akan ancaman ini. Ia mengaku sangat trauma akan kejadian 2010 lalu. Ia juga membenarkan bahwa jika penyadapan ini dibiarkan begitu saja, bencana Galodo yang lebih besar bukan tidak mungkin akan kembali terjadi di Sungai Janiah.

“Hingga saat ini saya masih trauma atas kejadian 2010 lalu. Jika penyadapan seperti ini dibiarkan, tentu akan membunuh pinus – pinus itu. Jika pinus ini mati, tentu tidak ada lagi yang akan menahan tanah di lereng gunung tersebut. Bukan tidak mungkin Galodo yang lebih besar akan terjadi di kampung kami ini”, keluhnya. (Tirta/ AMOI)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update