Notification

×

Iklan

Iklan

Alek Kapalo Banda Tradisi Adat yang Tak Pernah Pudar

06 Juli 2017 | 09:04 WIB Last Updated 2017-07-06T02:04:46Z

Tanah Datar -- Alek Kapalo Banda atau syukuran masyarakat di Nagari Batipuah Baruah tepatnya di Jorong Pincuran Tujuah Tanah Datar, merupakan tradisi yang turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu, hingga saat ini masih tetap dilaksanakan, ibaratnya tidak pernah pudar seiring bertukarnya waktu.

Jorong Pincuran VII Nagari Batipuah Baruah tidak memiliki aliran irigasi atau tali bandar, karena jorong ini terletak diwilayah ketinggian dan lereng. Hanya ada sebuah mata air yang terdapat di dekat sebuah masjid satu satunya di jorong tersebut yaitu Masjid Nurul Qalbi dan airnya tidak pernah mati atau mengalir terus sekalipun musim kemarau panjang.

Mata air tersebutlah yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat dan sekaligus untuk mengaliri puluhan hektar sawah. Di lokasi mata air tersebut dibuat bak penampungan dan diberi pancuran sebanyak tujuh buah yang dipergunakan untuk kebutuhan air bersih, mandi, mencuci dan untuk kebutuhan lainya.

Wali Jorong Pincuran VII Joni Afrianto menuturkan, Jorong Pincuran VII salah satu dari tiga jorong yang terdapat di Nagari Batipuah Baruah dengan jumlah penduduk 850 jiwa lebih dan 156 KK. Usaha penduduk pada umumnya bertani sawah dan berkebun kopi.



Untuk kegiatan pertanian jorong ini mengandalkan sumber air dari air mancur yang terdapat di dekat masjid tersebut dan dapat mengaliri areal persawahan masyarakat lebih kurang 80 ha, pungkas Joni.

Untuk mensyukuri nikmat Tuhan inilah warga disini selalu mengadakan syukuran memotong sapi setiap tahun dan para ibu-ibu membawa dulang yang berisi makanan. Syukuran tersebut dikenal dengan alek kapalo banda dan tradisi ini sudah dilakukan sejak nenek moyang ratusan tahun lalu dan berlanjut turun temurun hingga saat ini, tuturnya.

Wakik Bupati Zuldafri Darma, yang hadir pada saat alek kapalo banda tersebut ucapkan rasa syukurnya atas tetap dilaksanakannya prosesi adat tersebut. Ini tradisi dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah.SWT, dan memperlihatkan hubungan silaturrami yang kuat sesama masyarakat, setiap tahun berkumpul bersama, duduk bersama dan makan bersama dengan memotong sapi pula.

Hal itu disampaikannya pada saat alek kapalo banda yang dilaksanakan masyarakat Jorong Pincuran VII Nagari Batipuah Baruah, Rabu (05/07) di SDN 12 Batipuah.

Lebih jauh ia sampaikan betapa harmonisnya hubungan silaturrahmi yang terjalin, tingginya rasa syukur kepada Sang Pencipta sebagai ungkapan atas rahmat yang diterima masyarakat, tidak mengemukan ego masing-masing untuk kebutuhan air yang hanya memiliki satu sumber mata air saja, pungkasnya.

Untuk menjaga karunia yang besar dari Allah. SWT ini wabup himbau untuk menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik baiknya, jangan terjadi perselisihan diantara masyarakat.

Menjawab keluhan masyarat, soal jalan penghubung tiga jorong Pincuran VII , Jorong Payo, dan Jorong Gunung Bungsu yang saat ini tidak bisa dilalui kendaraan, Wabup Zuldafri langsung perintahkan OPD terkait via telepon untuk segera dikerjakan.


Untuk tradisi Alek Kapalo Banda ini Wabup sangat terharu dan harapkan agar tradisi ini terus dilaksanakan, jangan sampai pudar dimakan waktu, harapnya.

Turut hadir pada acara alek kapalo banda tersebut, Camat Batipuah Arianto, Wali Nagari Batipuah Baruah H. Mardalis, Forkopimca, tokoh masyarakat dan tamu udangan lainnya (Hadi/Irfan F).

×
Kaba Nan Baru Update