Dandim 0307 Tanah Datar Letkol Inf. Nandang Dimyati, SIP |
TANAH DATAR - Program pemerintah dalam membangun ketahanan pangan merupakan program yang harus didukung oleh semua pihak karena kedepannya masalah pangan akan menjadi fokus perhatian bersama.
Dikatakan Dandim 0307 Tanah Datar, Sumatera Barat, Letkol Inf. Nandang Dimyati, SIP bahwa Keterlibatan TNI saat ini yaitu ikut serta meningkatkan produksi pangan disuatu daerah terutama mengenai tanam padi dan mengamankan pendistribusian pupuk.
"Kedepan Swasembada Pangan harus terus dikembangkan untuk ketahanan pangan dalam arti luas, apalagi dengan didukung oleh teknologi pertanian. Hingga nantinya sangat mungkin ketahanan pangan menjadi sesuatu yang pasti dapat dicapai, " ujar Letkol Inf. Nandang, Kamis (20/7/2017).
Lanjut Dandim, saat ini tugas TNI yaitu membantu dan mensupport program pemerintah mewujudkan Swasembada Pangan. Sesuai perjanjian TNI dengan pemerintah terutama dalam mewujudkan swasembada Padi, jagung dan kedelai.
"Kita lebih menitik beratkan pada Varietas Padi. Untuk Padi, Teknologi padi Salibu yang telah lama muncul di Tanah Datar cukup menjadi perhatian kami. Walaupun pelaksanaan Teknologi Padi Salibu masih dalam tahap Riset, namun berbagai percontohan sebanyak puluhan Hektar telah diterapkan Kementrian Pertanian, dibeberapa kecamatan di Tanah Datar, " Jelas Dandim.
Ilistrasi |
Diterangkan Letkol. Inf Nandang, bahwa saat ini Tercatat Teknologi Padi Salibu yang dikembangkan di Tanah Datar, telah menjadi perhatian semua Pihak baik dari provinsi tetangga maupun pihak Luar negeri.
Dandim menyampaikan demi tercapainya Target Swasemda Pangan khususnya Tanah Datar, pengembangan Teknologi Padi Salibu harus terus dikembangkan dan didukung, karena terbukti sangat efesien dan memiliki banyak kelebihan.
"Selain hemat dalam biaya Tani, Teknologi padi salibu memiliki beberapa kelebihan yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani. Karena pada budidaya Teknologi Padi Salibu, telah terbukti biaya produksi berkurang namun hasil meningkat. Hemat tenaga kerja, dan di perkirakan jika kabupaten Tanah Datar mengembangkan teknologi Salibu sebanyak 5000 HA, maka akan terjadi peningkatan pendapatan petani sebesar lebih kurang 100 M per tahun, dan otomatis ini akan meningkatkan kesejahteraan para petani , " jelasnya.
Untuk itu Dandim Letkol Inf. Nandang, mengharapkan pemerintah Tanah Datar dapat terus mendukung pengembangan Teknologi Padi Salibu. Hingga kedepan dapat menjadikan komunitas unggulan bagi Tanah Datar dalam mengembangan Pertanian guna mencapai Target Swasemda Pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Sementara itu, terpisah Nelita Yelda Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanah Datar didampingi penyuluh Tanaman Pangan Kabupaten, Rumsyah SP saat di hubungi membenarkan bahwa Teknologi Padi Salibu saat ini di Tanah Datar menjadi pusat perhatian hampir seluruh Provinsi yang ada di Indonesia.
"Untuk Teknologi Padi Salibu khususnya, Tanah Datar telah menjadi tempat untuk Study banding beberapa daerah di Indonesia dalam rangka mempelajari tentang bagaimana penerapan teknologi Salibu, " ucap Nelita Yelda.
Kabid Tanaman Pangan ini mengatakan bahwa Dinas Pertanian dengan dukungan penuh Kodim 0307/TD, saat ini terus mengejar target luas tambah tanam untuk wilayah Tanah Datar, dengan target Tanam 55.945 HA, dengan luas lahan 22.945 HA dan Tadah Hujan 5000 HA.
"Selain itu TNI khususnya Kodim 0307/TD, juga sangat berperan dalam pendampingan atau pengawalan petani, serta dalam mensukseskan program pemerintah untuk dalam mewujudkan swasembada pangan. Di bawah komando Letkol Inf. Nandang Dimyati sampai saat ini TNI terus ikut ambil bagian membantu pengembangan budidaya Teknologi Padi Salibu di 14 kecamatan yang ada " ujar Yelda.
Ditambahkan Penyuluh Kabupaten Tanah Datar Rumsyah, bahwa beberapa daerah yang telah melakukan Studi banding dan mempelajari Teknologi Salibu yang telah di kembangkan Tanah Datar antara lain : Dinas Pertanian Kabupaten Kerawang Jawa barat pada Maret 2017, Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar Bali Juli 2017, Pemda Provinsi Jawa Barat pada juli 2017.
"Peneliti senior Serealea dari Jepang dan Myanmar juga sudah pernah ke Tanah Datar untuk meneliti dan mempelajari pengembangan teknologi Salibu. Termasuk Mentri Pertanian, Pemda Kalimantan Timur dan hampir Seluruh Propinsi pernah datang untuk melakukan studi Banding ke daerah kita, kecuali Papua, " terang Rumsyah.
Dijelaskannya pengembangan Teknologi salibu telah diterapkan di 14 kecamatan yang ada. Dari data yang ada perkembangan Padi Salibu sejak awal dikembangkan pada tahun 2013 di Tanah Datar, sampai 2017 ini telah mencapai angka 3876,6 HA dengan Provitas 5,40 (TON/HA) dari 14 Kecamatan yang ada.
"Saat ini, Untuk target APBN budidaya Salibu di harapkan mencapai angka 500 Hektar dan untuk APBD sebanyak 400 Hektar serta ditambah swadaya lebih kurang 500 Hektar, " ujar Rumsyah.(romeo / AMOI)