PADANG, -- Jelang gelaran Liga 3 PSSI Zona Sumbar, pergerakan PSP belum menunjukkan trend membaik. Hal ini terlihat dari capaian turnamen pramusim yang mereka ikuti di Sungayang, Tanah Datar, awal pekan ini. PSP gagal melangkah ke final setelah dikalahkan PS GAS Sawahlunto melalui adu tendangan penalti.
Hal ini membuat pecinta tim ini gerah, tudingan pun mengarah kepada Ketum PSP Mahyeldi yang sudah menjabat posisi tersebut sejak masih jadi Wakil Walikota Padang.
“Tujuh Tahun Mahyeldi memimpin PSP, lebih banyak gagalnya. Kami selaku pecinta tim sekaligus berasal dari Kota Padang tak ingin PSP terus terpuruk. Karenanya, lebih baik Mahyeldi mundur dan konsentrasi mengurus Kota Padang,” kata tokoh muda sepakbola nasional, Andre Rosiade.
Andre yang juga pengurus PSSI Pusat itu menyebutkan, dari sejumlah momen penting di Liga yang digelar PSSI, PSP tak kunjung berhasil beranjak dari kasta terbawah sepakbola Indonesia. Tahun 2014 lalu, saat masuk berada di Divisi I, PSP gagal di babak 6 besar nasional, sehingga mereka gagal ke Divisi Utama.
Setelah itu, dalam gelaran Liga Nusantara TSC tahun 2016 lalu, PSP malah cuma mampu mencapai partai final Zona Sumbar. Di final, mereka juga dikalahkan PS GAS Sawahlunto. Dan kini, dalam ajang persiapan terakhir, Pandeka lagi-lagi dihadang PS GAS lewat fase adu penalti.
“Miris melihat perjalanan PSP yang nyaris begitu-begitu saja. Harusnya ada perubahan, dan pengurus yang mengelola PSP saat ini mundur saja jika gagal lagi pada gelaran Liga 3 ini. Jika gagal, PSP malah akan semakin terpuruk, karena berdasarkan regulasi PSSI, tim di liga 3 yang gagal promosi ke Liga 2 tahun ini, akan tergabung dalam kasta terendah, Liga 4 tahun 2018 nanti. Tim-tim liga 3 PSSI tahun 2018 nanti, merupakan tim yang terdegradasi dari Liga 2,” katanya.
Belum lagi di fase persiapan ini. Beberapa kali tim ini ikut turnamen yang kelasnya bisa dikatakan Tarkam, justru tak mampu mengangkat PSP ke posisi terhormat. “Masa harus kalah dengan tim-tim kecil di turnamen setingkat tarkam. Ini malah makin membuat PSP terpuruk. Saya kira, ada yang tak tepat dalam pengelolaan tim ini,” katanya.
Karena, Andre menyebut Mahyeldi lebih layak mundur dari posisi Ketum PSP Padang, dari pada terus memaksakan diri ada di posisi itu. Lebih baik, sebagai Walikota Padang, Mahyeldi konsentrasi persoalan kota yang memang butuh perhatian lebih besar. (Mm/Ps)