Padang Panjang - Sebuah pertunjukan musik berjudul Galuik Balam akan digelar dalam rangka
ujian tertutup dan terbuka Program Doktoral (S3) Pascasarjana ISI Surakarta, di Gedung
Hoeridjah Adam pada hari Senin, 10 Juli 2017, pukul 20.00 WIB sampai dengan
selesai.
Dalam hal ini mahasiswa yang
teruji atau Komposernya adalah Rafiloza. " Pertunjukan ini didukung oleh 109
penggiat seni dan akademisi baik sebagai
tim Artistik maupun tim produksi, ” tutur Ferry Herdianto, Pimpinan
Produksi, saat ditemui (5/6) di ruang kerjanya Dekanat Fakultas Seni
Pertunjukan ISI Padangpanjang.
Sulaiman Juned, Koordinator Humas
mengatakan, bahwa Pertunjukan Musik Galuik
Balam Komposer Rafiloza dosen pada prodi Karawitan ISI Padangpanjang pada
malam tersebut akan diuji oleh 9 (Sembilan) Guru Besar dari ISI Surakarta, Jawa
Tengah.
Rafiloza dalam garapannya meminjamkan dendang anak balam sebagai media ekspresi untuk melahirkan musikalitasnya. " Dalam proses ujian meraih doktornya, kandidat Doktor Rafiloza di bimbing oleh Promor Prof. Dr. Pande Made Sukerta, S.Kar., M.Si, Co Promotor I Dr. Bambang Sunarto, S.Sen., M.Sn dan Co Promotor II Ediwar, M.Hum., Phd, ” tutur penyair dan Sutradara teater ini saat ditemui di kampus ISI Padangpanjang.
Rafiloza sang Komposer saat di temui di sela-sela proses latihannya mengatakan ”Konsep anak balam sebagai ekspresi musikal yang juga dimaknai sebagai ekspresi ritual. Namun pada karya ini, dendang Anak balam dipinjam jadi media ekspresi, karena memiliki ekspresi yang unik dalam ekspresi musikal , " tuturnya.
Rafiloza menambahkan, Jadi, Galuik Balam dalam konteks penciptaan ini, estetika yang
melekat dalam realitas (kenyataan),
dendang Balam-balam, ritual Anak balam menjadi materi dalam proses
kreatif penciptaan karya “Galuik Balam”. Kedua materi tersebut dijadikan
sasaran kreatif secara audio-visual.
Hal ini merupakan realitas estetis yang secara empiris dapat berfungsi menjadi objek hayatan. Satu keyakinan yang sangat penting dalam penciptaan ini adalah objek hayatan dapat menjadi materi dalam mewujudkan suatu karya seni," paparnya.
Rafiloza memaparkan lebih rinci “Orientasi
kreatif dalam mencipta karya Galuik Balam adalah memnciptakan bentuk-bentuk musik baru,
mengunakan unsur bunyi dalam kandungan suara burung balam. Mengolah suara
burung balam melalui nyanyian anak balam dengan berbagai karakter suara, baik
yang berasal dari suara perut, kerongkongan dan mulut.
Selanjutnya, tentu
membangun kesadaran estetis, bunyi-bunyian yang bersumber dari alam dapat
dijadikan sumber penciptaan musik, ” ucap
dosen Prodi Karawitan ISI Padangpanjang. (***)