Notification

×

Iklan

Iklan

GALUIK BALAM, MEDIA EKSPRESI MUSIKAL KOMPOSER RAFILOZA

05 Juli 2017 | 09:16 WIB Last Updated 2017-07-05T02:32:23Z

Padang Panjang  - Sebuah pertunjukan musik berjudul Galuik Balam akan digelar dalam rangka ujian tertutup dan terbuka Program Doktoral (S3)  Pascasarjana ISI Surakarta, di Gedung Hoeridjah Adam pada hari Senin, 10 Juli 2017, pukul 20.00 WIB sampai dengan selesai. 

Dalam hal ini mahasiswa yang teruji atau Komposernya adalah Rafiloza. " Pertunjukan ini didukung oleh 109 penggiat seni dan akademisi baik sebagai  tim Artistik maupun tim produksi, ” tutur Ferry Herdianto, Pimpinan Produksi, saat ditemui (5/6) di ruang kerjanya Dekanat Fakultas Seni Pertunjukan ISI Padangpanjang.

Sulaiman Juned, Koordinator Humas mengatakan, bahwa Pertunjukan Musik Galuik Balam Komposer Rafiloza dosen pada prodi Karawitan ISI Padangpanjang pada malam tersebut akan diuji oleh 9 (Sembilan) Guru Besar dari ISI Surakarta, Jawa Tengah.

Rafiloza dalam garapannya meminjamkan dendang anak balam sebagai media ekspresi untuk melahirkan musikalitasnya. " Dalam proses ujian meraih doktornya, kandidat Doktor Rafiloza di bimbing oleh Promor Prof. Dr. Pande Made Sukerta, S.Kar., M.Si, Co Promotor I Dr. Bambang Sunarto, S.Sen., M.Sn dan Co Promotor II Ediwar, M.Hum., Phd, ” tutur penyair dan Sutradara teater ini saat ditemui di kampus ISI Padangpanjang.

Rafiloza sang Komposer saat di temui di sela-sela proses latihannya mengatakan ”Konsep anak balam sebagai ekspresi musikal yang juga dimaknai sebagai ekspresi ritual. Namun pada karya ini, dendang Anak balam dipinjam jadi media ekspresi, karena  memiliki ekspresi yang  unik dalam ekspresi musikal , " tuturnya.

Rafiloza menambahkan, Jadi, Galuik Balam  dalam konteks penciptaan ini, estetika yang melekat dalam realitas (kenyataan), dendang Balam-balam, ritual Anak balam menjadi materi dalam proses kreatif penciptaan karya “Galuik Balam”. Kedua materi tersebut dijadikan sasaran kreatif secara audio-visual.  

Hal ini merupakan realitas estetis yang secara empiris dapat berfungsi menjadi objek hayatan. Satu keyakinan yang sangat penting dalam penciptaan ini adalah objek hayatan dapat menjadi materi dalam mewujudkan suatu karya seni," paparnya.

Rafiloza memaparkan lebih rinci “Orientasi kreatif dalam mencipta karya  Galuik Balam adalah memnciptakan bentuk-bentuk musik baru, mengunakan unsur bunyi dalam kandungan suara burung balam. Mengolah suara burung balam melalui nyanyian anak balam dengan berbagai karakter suara, baik yang berasal dari suara perut, kerongkongan dan mulut.

Selanjutnya, tentu membangun kesadaran estetis, bunyi-bunyian yang bersumber dari alam dapat dijadikan sumber penciptaan musik, ”  ucap dosen Prodi Karawitan ISI Padangpanjang. (***)

  

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update