Notification

×

Iklan

Iklan

IWLJ JABODETABEK GELAR HALAL BI HALAL

24 Juli 2017 | 23:24 WIB Last Updated 2017-07-24T16:24:16Z

Jakarta -- Dalam rangka menjalin silaturahmi antar warga terutama di perantauan, Ikatan Warga Lubuk Jantan (IWLJ) Jabodetabek menggelar acara halal bi halal Idul Fitri 1438 H, yang berlangsung pada Minggu (23/07/17) di Aula RM Sederhana Jl. Juanda Jakarta. 

Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Darma beserta Ny. Retry Zuldafri, Bupati Tanah Datar Masa Bhakti 2000-2005 Masriadi Martunus, Pj. Wali Nagari Lubuk Jantan Riki Afrizaldi, Ketua BPRN beserta tokoh masyarakat Lintau. Terlihat hadir dari tokoh masyarakat Lintau Mantan Wakil Menteri Pendidikan Prof. Dr. Fasli Djalal beserta istri, Prof. Dr. Jose Rizal Batubara, H. Bustamam yang juga pemilik RM. Sederhana dan Ketua IKLB Jabodetabek Kolonel Mufril.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Darma mengatakan hikmah halal bi halal merajut silaturahmi dan silaturahmi itu sendiri bisa memperpanjang umur. “Halal bi halal sebuah tradisi yang positif, jalinan silaturahmi sesama masyarakat di perantauan akan semakin kuat, agama pun mengajak umatnya menjalin silaturahmi dengan sesama karena bisa memperpanjang umur yang berarti umur yang berkah dan melapangkan rezeki,” ujarnya.

Zuldafri pun berharap dengan momentum halal bi halal bisa melahirkan ide dan sumbangsih yang bermanfaat bagi pembangunan kampung halaman. “Dukungan perantau sangatlah berarti untuk kemajuan Tanah Datar secara keseluruhan,” lanjutnya.

Pada kesempatan ini, Zuldafri juga mendukung rencana perantau Lubuk Jantan yang telah bermusyawarah dengan masyarakat di kampung halaman untuk membangun Masjid Raya Lubuk Jantan. “Pemerintah daerah mengucapkan terima kasih kepada perantau Lubuk Jantan yang sangat peduli terhadap kehidupan keagamaan di kampung halaman tercinta,” sebut Zuldafri di hadapan 1.000 an perantau Lubuk Jantan yang memenuhi Aula RM Sederhana ini.

“Ini sebuah kerja besar dan kerja mulia yang membutuhkan pengorbanan, kerjasama dan kebersamaan seluruh masyarakat, tapi saya yakin, dengan potensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki, Insya Allah dengan niat yang ikhlas akan dimudahkan oleh Allah SWT,” katanya lagi.


     
Zuldafri katakan saat ini dengan dukungan perantau di berbagai nagari, dilaksanakan pembangunan masjid-masjid baru atau renovasi masjid atau surau yang sudah ada. Ini berarti turut membantu misi pertama dari pemerintah daerah yakni meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama, adat dan budaya di Kabupaten Tanah Datar Luak Nan Tuo.

“Tugas berat lain yang tak kalah pentingnya, jika sudah berdiri dengan megah dan indah Masjid Raya Lubuk Jantan nantinya, bagaimana seluruh unsur masyarakat memakmurkan masjid dengan meramaikan setiap shalat berjamaah dan menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan dan pembinaan keagamaan bagi masyarakat nagari,” pesannya.

Sementara Ketua IWLJ Jabodetabek Amril Arief yang juga didaulat sebagai Ketua Panitia Pembangunan Masjid Raya Lubuk Jantan menyampaikan pembangunan masjid Raya Lubuk Jantan sangat mendesak dilakukan mengingat bangunan masjid yang ada sekarang sudah tidak layak pakai kerena bangunan yang dibangun pada tahun 1965 ini sudah rapuh dan tidak memungkinkan bertahan lama lagi.

“Pembangunan Masjid Raya Lubuk Jantan sudah harus dilakukan dengan mempertimbangkan resiko yang ada terhadap bangunan maka masyarakat Lubuk Jantan sudah sepakat untuk membangun yang baru yang letaknya di bagian Masjid Raya sekarang,” jelasnya. “Bangun masjid yang baru bukan latah karena nagari-nagari lain juga bangun masjid,” tegas Amril Arief.

Lebih lanjut Amril sampaikan Masjid Raya Lubuk Jantan merupakan simbol bagi nagari Lubuk Jantan dan menjadi masjid utama dalam nagari yang memiliki 8 masjid di 11 jorong ini. Umumnya masjid raya merupakan masjid utama dan masjid pertama dibangun merupakan tempat ibadah shalat sehari-hari, juga untuk shalat Jum’at, shalat Idul Fitri dan Idul Adha dan kegiatan untuk mensyiarkan agama Islam dalam nagari. Ada falsafah dalam masyarakat Minang bahwa nagari baampek suku, dalam suku babuah paruik, basawah, baladang, babalai (pasar) dan mamusajik (bermasjid), balabuah batapian.


Masjid Raya Lintau yang berlokasi di Jorong Nusa Indah seperti yang dijelaskan Amril direncanakan akan dibangun bertingkat dua dengan bangunan utama seluas 21,5 m x 21,5 m, dengan 5 kubah yang mempunyai makna 5 unsur di tengah-tengah masyarakat, umara’ (pemerintah), ninik mamak, cerdik pandai, alim ulama dan bundo kanduang yang saling mendukung. 

“Untuk waktu pelaksanaan diperkirakan membutuhkan biaya Rp. 7 Milyar dengan memakan waktu 3 tahun dan untuk perencanaan dan design masjid dipercayakan kepada tenaga muda asal Lubuk Jantan Ir. Yuskal dan Ir. Farid yang sudah punya pengalaman di bidang arsitektur termasuk pembangunan masjid,” terang Amril.

Untuk itu Amril ajak seluruh masyarakat tidak hanya asal Lubuk Jantan, juga dibuka kesempatan bagi kaum muslimin turut membantu pembangunan Masjid Raya Lubuk Jantan. Sudah dibentuk panitia baik panitia pusat maupun panitia di beberapa wilayah di Indonesia dan panitia di kampung halaman menghimpun seluruh potensi yang ada.

“Saat ini sudah terkumpul Rp. 377 juta sumbangan warga dan 1.200 zak semen ditambah dengan hasil sumbangan halal bi halal yang kita kumpulkan hari ini dan tahapan yang telah dilakukan berupa pembersihan lahan dan pengukuran kekuatan tanah dan awal September 2017 ini akan dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunannya,” terangnya.

“Mudah-mudahan kita bersama-sama dengan motto Baiyo-iyo Membangun Kampung apa yang menjadi impian bersama bisa terwujud,” tutup Amril. (Hadi)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update