LIMA PULUH KOTA - Kasi Evakuasi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Wing Prasetyo Arda, selaku ketua panitia, mengatakan, materi pelajaran kegiatan peningkatan kapasitas Tim Reaksi Cepat (TRC). selama 6 hari berturut 7-12 Juli 2017 bertempat di hotel Mason Pine Bandung Barat meliputi 14 materi pelajaran.
“Sebanyak 14 materi pelajaran di transfer BNPB itu, diantaranranya manajemen penanganan darurat, peran TRC dan kaji cepat, koordinasi multipihak dalam penanganan darurat bencana," Ujar Wing Praseyo Arda ketika menyampaikan laporannya kepada kepala BNPB Willem Rampangilei diwakli Deputi Bidang Penanganan Darurat Tri Budiarto, Jum’at (7/7) malam.
Setelah itu, publik speaking, pertolongan dan evakuasi medik korban, standar kompetensi untuk personil penanggulangan bencana, penanggulangan korban massal, dukungan keuangan untuk operasional TRC PB, perundanggan dalam mendukung kegiatan TRC PB.
Usai beberapa kegiatan itu, juga dilanjutkan dengan materi kegiatan yakni, pelatihan sistem komando penanganan darurat, pengenalan cobo collect, manajemen DVI, pengenalan radio komunikasi dan GPS dan simulasi serta lain sebagainya.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas TRC yang akan melakukan penanganan bila terjadi bencana. Metode kegiatan peningkatan kapasitas ini, menekankan pada upaya yang mendorong peran serta aktif peserta secara penuh.
“Peran peserta penuh penuh itu, antara lain melalui tatap muka di kelas, diskusi kelompok, praktek lapangan, presentasi, evaluasi dan sebagainya. Dalam kempatan ini, dibuka kran selebar-lebarnya bagi peserta untuk tanya jawab," ujar Wing.
Sementara itu, salah seorang nara sumber Yus Rizal kepada media online pasbana.com via selulernya, Minggu (9/7) malam, menyebutkan, "minimnya fasilitas/peralatan, semua daerah tidak harus menjadi alasan untuk tidak bisa bekerja. Dengannya, sumber daya serta teknik-teknik yang dimungkinkan, harus bisa dimanfaatkan untuk menolong orang. Tanpa harus dengan peralatan canggih," sebutnya.
Dalam pelatihan tersebut, Yus Rizal ingin agar peserta yang tergabung dalam TRC dapat memahami manajemen penanganan darurat bencana. Sebab penanganan bencana diatur melalui satu sistem komando, yang berbeda dengan penanganan-penanganan lainnya.
“Mereka (TRC.Red) harus bisa melakukan kaji cepat dan bagaimana penanganannya. Penanganannya juga tidak hanya cepat, tapi harus tepat. Karena ini menyangkut nyawa orang. Untuk menyelamatkan manusia, manusia juga menyelamatkan manusia,” jelasnya.
Sebelumnya, Tri Budiarto, mengatakan, pelatihan TRC diperlukan kesiapsiagaan personil serta peralatan yang memadai. Terkait dengan itu, melalui BPBD yang mengadakan pelatihan penanggulangan bencana. Pelatihan tersebut difokuskan untuk peningkatan kemampuan TRC kedepannya, ujar dia. (Bayu Denura)