Padang Panjang - Perkembangan Kota Padang Panjang yang semakin pesat, menjadikan kebutuhan akan pemukiman semakin meningkat juga. Wilayah yang dulu minim pemukiman, lambat laun mulai padat . Kebutuhan infrastruktur pemukiman pun menjadi hal yang perlu dipenuhi.
Saat ini , beberapa permasalahan di beberapa kawasan pemukiman mulai terjadi. Dimulai dari kurangnya air bersih, yang sering terjadi di sebagian Kelurahan Tanah Hitam , Kelurahan Silaing Atas, dan Kelurahan Silaing Bawah.
Yanti , seorang warga di Kelurahan Silaing Bawah menyampaikan keluhan masalah ketersediaan air bersih di tempat tinggalnya. Kepada pasbana.com , Yanti menyampaikan bahwa permasalahan air ini sudah menjadi masalah klise bagi warga di wilayahnya. " Selain air hanya mengalir pada malam hari saja, kualitas air juga terkadang kurang bagus, " keluhnya, Minggu ( 2/7).
Begitu juga dengan akses ketika kondisi darurat seperti akses mobil damkar saat kebakaran dan akses mobil ambulance . Hal ini terbukti ketika beberapa kali terjadi kebakaran di pemukiman warga, mobil Damkar sering mengalami kesulitan untuk menjangkau ke wilayah tersebut. Seperti di kawasan padat penduduk di kelurahan Tanah Hitam beberapa waktu yang lalu.
Terkait dengan perkembangan Kota Padang Panjang , penataan sistem drainase juga menjadi PR tersendiri bagi Pemko. Saat ini, Pemko memang sedang merehab jalan-jalan di pemukiman dengan material tegel berwarna merah dan hijau. Jalanan pemukiman pun menjadi lebih tacelak .
Namun jalanan ini tidak dilengkapi dengan sistem drainase yang baik. Sementara curah hujan di Padang Panjang tergolong tinggi. Sehingga tidak ayal lagi, hujan turun hanya beberapa menit saja, jalanan di kawasan pemukiman pun digenangi air.Kawasan resapan air pun semakin berkurang, terkait dengan bertambahnya jumlah pemukiman yang ada.
Hal ini bisa ditemui di sekitar kawasan Kelurahan Koto Katiak dan sebagian Kelurahan Tanah Hitam. Saat hujan tiba, air mengalir di sepanjang jalan dengan membawa material butiran pasir dan tanah. Memang, begitu hujan reda maka genangan air pun hilang. Namun akibat aliran air ketika hujan turun tersebut, daya tahan jalan berkurang karena terkikis oleh aliran air.
Sistem drainase sendiri terdiri dari empat macam, yaitu sistem drainase primer, sistem drainase sekunder, sistem drainase tersier dan sistem drainase kuarter. Sistem drainase ini memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Sudah seharusnya bahwa fungsi drainase ini tidak dialihfungsikan atau berfungsi ganda sebagai saluran irigasi atau limbah domestik, yang kini marak terjadi.
Alih fungsi ini tidak hanya menimbulkan satu permasalahan saja, tetapi nantinya akan timbul kekacauan dalam penanganan sistem drainase pula.
Sepanjang aliran drainase banyak ditemukan bangunan pendukung serta pelengkapnya. Bangunan-bangunan pendukung drainase dibagi menjadi dua, yaitu bangunan struktur dan bangunan non struktur. Sedangkan bangunan pelengkap saluran drainase adalah catch basin, inlet, headwall, shipon, manhole, gorong-gorong, bangunan terjun, dan bangunan got miring.
Pada sistem drainase dan bangunan pelengkap saluran drainase banyak ditemukan permasalahan yang terjadi. Permasalahan-permasalahan ini terjadi akibat adanya peningkatan debit pada saluran drainase, biasanya dari curah hujan yang tinggi. Penyebab lainnya adalah karena peningkatan jumlah penduduk, amblesan tanah, penyempitan dan pendangkalan saluran, serta sampah di saluran drainase.
Oleh karena itu, sudah seharusnya masyarakat dan Pemkot menyadari pentingnya fungsi saluran drainase, khususnya drainase di perkotaan, serta permasalahan yang terjadi di perkotaan.
Inyong Budi