Notification

×

Iklan

Iklan

SISWA KERACUNAN, DIDUGA ADA “KONGKALIKONG” PENYEDIAAN CATERING DI SMAN 1 SUMBAR

15 Juli 2017 | 19:13 WIB Last Updated 2017-07-15T12:25:56Z
Rapat wali murid bersama Komite Sekolah



PADANG PANJANG - Pasca peristiwa gejala keracunan yang dialami belasan siswa SMA Negeri 1 Sumbar di Padang Padang, Selasa (11/07) lalu, yang mengakibatkan beberapa siswa harus dilarikan dan dirawat inap di RSUD Padang Panjang, kini menimbulkan banyak pertanyaan dari orangtua siswa.

Salah satu orangtua siswa yang anaknya ikut dilarikan ke Rumah Sakit, mengaku, sangat terkejut dan menyesalkan sikap pihak sekolah yang tidak memberitahunya tentang kejadian yang menimpa anaknya tersebut.

"Itulah yang sangat saya sesalkan, disaat anak saya terkena keracunan, pihak sekolah tidak memberitahu saya," ujar Safril, orangtua siswa Kelas X, yang anaknya ikut dilarikan ke RSUD Padang Panjang.

Lebih lanjut, Safril menyebut tidak seharusnya kejadian yang dialami putrinya tersebut didiamkan dan terkesan ada yang tidak beres dan sengaja ditutupi oleh pihak Sekolah.

"Kesannya sekolah sengaja menutupi permasalahan ini. Tadi saya tanya sama anak, dia mengaku dibawa kerumah sakit dan disuntik. Saya disuruh datang hari ini oleh anak kesekolah untuk rapat orangtua, kalau tidak datang saya kesekolah ini, tentu tidak tau juga apa yang sedang dialami anak saya," sebutnya lagi usai pelaksanaan rapat komite bersama walimurid, Sabtu (15/07).

Dia juga berharap, pihak sekolah hendaknya terbuka akan persoalaan tersebut dan jangan menimbulkan banyak pertanyaan besar dikalangan para orangtua siswa.

Sementara itu, Ketua Komite SMAN 1 Sumbar, Kade Sisman yang ikut didampingi oleh Pengawas Komite, JJ. DT. Gadang menyebutkan, bahwa tentang dugaan keracunan yang di alami siswa SMA unggul tersebut, jangan langsung divonis sebelum jelas akar permasalahannya.

"Semua kemungkinan bisa saja terjadi, bukan harus kita fokuskan dari Catering karena anak-anak kita ini ada juga yang berbelanja keluar, secara safety sudah kita tegaskan bahwa tidak ada lagi yang jualan didepan sekolah, dan ternyata masih ada yang berjualan mana tau ini juga bisa sebagai penyebab, jadi kalau mengatakan ini dari catering sekolah belum bisa diambil kebenarannya," sebut JJ. Dt. Gadang yang ikut diaminkan Ketua komite.

situasi rapat komite bersama orangtua siswa


Disinggung mengenai pengelolaan Catering Sekolah, Ketua Komite mengatakan, bahwa pihaknya bersama orangtua siswa telah sepakat menentukan serta mengelola Catering tersebut dan bukan berdasarkan keinginan komite saja.

"Yang dikelola secara Mandiri, dananya dari iuran orangtua siswa, iuran tersebut sebanyak Rp. 27 ribu satu hari. Komite mengelola atas kesepakatan orangtua siswa dan ini bukan maunya komite. Menu makanan ditentukan atas masukan orang tua siswa maupun anak", Ucap kade menjelaskan.

Namun, apa yang disampaikan Ketua Komite tersebut, berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan oleh salah satu pengurus Komite lainnya.

"Saya sendiri sebagai pengurus komite tidak mengetahui tentang pengurusan permasalahan catering ini, ya seperti inilah, kita sendiri tidak pernah rapat komite tentang perumusan siapa yang ditunjuk untuk mengelola catering ini, banyak diantara pengurus yang lain tidak mengetahui persoalan catering ini. Hanya selesai oleh ketua komite saja, komite katanya kontrak rekanan, tapi rekanan ini sendiri merupakan istri dari ketua komite," sebut Eri salah satu anggota Komite SMAN 1 Sumbar.

Sebelumnya, salah seorang siswa yang ikut dilarikan ke IGD RSUD Padang Panjang yang mengalami gejala mual, muntah dan sakit perut yang disertai diare mengaku, dirinya sebelumnya menyantap Soto Ayam yang dihidangkan Catering Sekolah.

"Saat saya makan soto ayam tersebut, ayam terasa kurang enak, namun saya tidak berfikiran yang lain, saya tetap lanjut makan soto ayam itu, dan tidak lama setelah sarapan tersebut, perut saya mulas dan mual," ungkap Venny siswa Kelas X, sambil terbaring di IGD.

Sementara itu, Direktur RSUD Padang Panjang, Ardoni membenarkan ada belasan siswa SMAN 1 Sumbar yang masuk ke rumah sakit pemerintah itu. Mereka ditangani di ruang gawat darurat.

"Jumlahnya 19 orang. Sebagian besar sudah pulang, tinggal 2 orang lagi yang diobservasi," katanya.

Ditambahkan dr.Iqbal yang bertugas di IGD saat itu mengatakan kondisi para pelajar yang dirawat saat ini ada yang sudah membaik namun perlu dirawat inap

"Ada 19 orang (pelajar) yang dirawat. Diduga mereka keracunan makanan, tapi penyebab utamanya belum tahu," kata Iqbal sambil mengatakan pihaknya tidak mempunyai sampel makanan tersebut. Selasa (11/7) lalu.”

Hingga berita ini di turunkan, hasil dari sampel makanan yang dibawa, untuk di periksa masih belum bisa di ketahui hasilnya. Dari kejadian ini Puluhan Orang tua siswa merasa kecewa dengan sikap pihak sekolah an dinas terkait yang seakan-akan menutupi permasalahn tersebut. (Ade/Put)


IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update