Rapat wali murid bersama Komite Sekolah |
PADANG PANJANG - Pasca peristiwa gejala
keracunan yang dialami belasan siswa SMA Negeri 1 Sumbar di Padang Padang,
Selasa (11/07) lalu, yang mengakibatkan beberapa siswa harus dilarikan dan
dirawat inap di RSUD Padang Panjang, kini menimbulkan banyak pertanyaan dari
orangtua siswa.
Salah satu orangtua siswa yang anaknya
ikut dilarikan ke Rumah Sakit, mengaku, sangat terkejut dan menyesalkan sikap
pihak sekolah yang tidak memberitahunya tentang kejadian yang menimpa anaknya
tersebut.
"Itulah yang sangat saya sesalkan,
disaat anak saya terkena keracunan, pihak sekolah tidak memberitahu saya,"
ujar Safril, orangtua siswa Kelas X, yang anaknya ikut dilarikan ke RSUD Padang
Panjang.
Lebih lanjut, Safril menyebut tidak
seharusnya kejadian yang dialami putrinya tersebut didiamkan dan terkesan ada
yang tidak beres dan sengaja ditutupi oleh pihak Sekolah.
"Kesannya sekolah sengaja menutupi
permasalahan ini. Tadi saya tanya sama anak, dia mengaku dibawa kerumah sakit
dan disuntik. Saya disuruh datang hari ini oleh anak kesekolah untuk rapat
orangtua, kalau tidak datang saya kesekolah ini, tentu tidak tau juga apa yang
sedang dialami anak saya," sebutnya lagi usai pelaksanaan rapat komite bersama walimurid, Sabtu (15/07).
Dia juga berharap, pihak sekolah hendaknya
terbuka akan persoalaan tersebut dan jangan menimbulkan banyak pertanyaan besar
dikalangan para orangtua siswa.
Sementara itu, Ketua Komite SMAN 1 Sumbar,
Kade Sisman yang ikut didampingi oleh Pengawas Komite, JJ. DT. Gadang menyebutkan,
bahwa tentang dugaan keracunan yang di alami siswa SMA unggul tersebut, jangan
langsung divonis sebelum jelas akar permasalahannya.
"Semua kemungkinan bisa saja terjadi,
bukan harus kita fokuskan dari Catering karena anak-anak kita ini ada juga yang
berbelanja keluar, secara safety sudah kita tegaskan bahwa tidak ada lagi yang
jualan didepan sekolah, dan ternyata masih ada yang berjualan mana tau ini juga
bisa sebagai penyebab, jadi kalau mengatakan ini dari catering sekolah belum
bisa diambil kebenarannya," sebut JJ. Dt. Gadang yang ikut diaminkan Ketua
komite.
situasi rapat komite bersama orangtua siswa |
Disinggung mengenai pengelolaan Catering
Sekolah, Ketua Komite mengatakan, bahwa pihaknya bersama orangtua siswa telah
sepakat menentukan serta mengelola Catering tersebut dan bukan berdasarkan
keinginan komite saja.
"Yang dikelola secara Mandiri,
dananya dari iuran orangtua siswa, iuran tersebut sebanyak Rp. 27 ribu satu
hari. Komite mengelola atas kesepakatan orangtua siswa dan ini bukan maunya
komite. Menu makanan ditentukan atas masukan orang tua siswa maupun anak",
Ucap kade menjelaskan.
Namun, apa yang disampaikan Ketua Komite
tersebut, berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan oleh salah satu
pengurus Komite lainnya.
"Saya sendiri sebagai pengurus komite
tidak mengetahui tentang pengurusan permasalahan catering ini, ya seperti
inilah, kita sendiri tidak pernah rapat komite tentang perumusan siapa yang
ditunjuk untuk mengelola catering ini, banyak diantara pengurus yang lain tidak
mengetahui persoalan catering ini. Hanya selesai oleh ketua komite saja, komite
katanya kontrak rekanan, tapi rekanan ini sendiri merupakan istri dari ketua
komite," sebut Eri salah satu anggota Komite SMAN 1 Sumbar.
Sebelumnya, salah seorang siswa yang ikut
dilarikan ke IGD RSUD Padang Panjang yang mengalami gejala mual, muntah dan
sakit perut yang disertai diare mengaku, dirinya sebelumnya menyantap Soto Ayam
yang dihidangkan Catering Sekolah.
"Saat saya makan soto ayam tersebut,
ayam terasa kurang enak, namun saya tidak berfikiran yang lain, saya tetap
lanjut makan soto ayam itu, dan tidak lama setelah sarapan tersebut, perut saya
mulas dan mual," ungkap Venny siswa Kelas X, sambil terbaring di IGD.
Sementara itu, Direktur RSUD Padang
Panjang, Ardoni membenarkan ada belasan siswa SMAN 1 Sumbar yang masuk ke rumah
sakit pemerintah itu. Mereka ditangani di ruang gawat darurat.
"Jumlahnya 19 orang. Sebagian besar
sudah pulang, tinggal 2 orang lagi yang diobservasi," katanya.
Ditambahkan dr.Iqbal yang bertugas di IGD
saat itu mengatakan kondisi para pelajar yang dirawat saat ini ada yang sudah
membaik namun perlu dirawat inap
"Ada 19 orang (pelajar) yang dirawat.
Diduga mereka keracunan makanan, tapi penyebab utamanya belum tahu," kata
Iqbal sambil mengatakan pihaknya tidak mempunyai sampel makanan tersebut.
Selasa (11/7) lalu.”
Hingga berita ini di turunkan, hasil dari
sampel makanan yang dibawa, untuk di periksa masih belum bisa di ketahui
hasilnya. Dari kejadian ini Puluhan Orang tua siswa merasa kecewa dengan sikap pihak
sekolah an dinas terkait yang seakan-akan menutupi permasalahn tersebut.
(Ade/Put)