Mentawai - Suku Saguguran di Dusun Terekan Hulu Desa Malancan Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Mentawai meminta pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan dalam Hutan Alam (UPHHK-HA/HPH) PT. Salaki Summa Sejahtera membongkar jembatan yang dibuat di Simemek guna melewatkan mobil pengangkut kayu dari RKT 2016 yang ada di Sikole.
Pembongkaran jembatan ini dilakukan karena tertutupnya aliran sungai Simemek yang merupakan batas lahan antara Suku Saguguran dan Sapongaroiroi.
"Secara adat Mentawai itu sangat bertentangan. Perusahaan sudah menimbun aliran sungai yang menjadi batas sempatan tanah ulayat sehingga nantinya karena air tidak mengalir ke jalur yang seharusnya akan membuat aliran sungai yang baru dan berimbas pada batas lahan," kata Timon, Kepala Dusun Terekan Hulu, Minggu, 9 Juli 2017.
Lebih lanjut dikatakan Timon, persoalan ini sudah disampaikan kepada pihak PT. SSS untuk segera dibongkar.
"Kita sudah sampaikan dan kita mau lihat realisasinya beberapa hari kedepan, atau perusahaan kita larang melewati lahan Saguguran," katanya.
Manager Harian PT. SSS, Gobby, dalam pertemuan dengan pihak Kepala Dusun dan Desa Malancan mengatakan untuk melihat ke lokasi.
"Bila itu nantinya benar di lapangan, maka jembatan akan kita perbaiki agar aliran sungai berjalan dengan baik," katanya.
Sementara Kepala Desa Malancan, Barnabas Saerejen mengatakan penimbunan badan sungai untuk dijadikan perlintasan kendaraan perusahaan merupakan sebuah pelanggaran.
"Itu jelas menyalahi aturan dan kita akan mengambil sikap bersama pemilik lahan bila itu tidak ada itikad baik dari perusahaan," katanya.
Seharusnya, jelas Barnabas, di lokasi Simemek tidak ada lagi aktifitas untuk melewatkan kayu milik perusahaan karena RKT 2017 HPH PT. SSS mulai dari petak 243 sekitar KM 14 hingga KM 0 perusahaan atau wilayah Sigapokna. Sementara posisi jembatan Simemek ada di antara RKT 2014 dan 2015.
"Kecurigaan kita mereka sedang menumbang dan mengangkut kayu di RKT 2016 yang ada di Sikole yang lahannya bersengketa sejak 2015 lalu dan belum selesai sampai sekarang antara Sikaraja dan Samongilailai," katanya.( Sumber: MentawaiKita )