Limapuluh Kota - Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Junjungan Tambunan, mengatakan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB mempunyai tugas pengkajian secara cepat dan tepat di lokasi bencana.
Hal tersebut dikatakan Junjungan Tambunan, saat penutupan peningkatan kapasaitas TRC Daerah tahun 2017 angkatan II, dihadapan 120 orang peserta TRC dari 24 Propinsi se Indonesia di Hotel Mason Pine Bandung Barat, Selasa (11/7) malam.
Dijelaskan Junjungan, pada waktu tertentu, dalam rangka mengidentifikasi cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi pelayanan umum dan pemerintahan serta kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
“Saran yang tepat dalam upaya Penanganan Bencana dengan tugas tambahan membantu Satkorlak PB/BPBD Provinsi/Satlak PB/BPBD Kabupaten/Kota, untuk mengkoordinasikan sektor yang terkait dalam penanganan darurat bencana, “sebutnya.
Selama melaksanakan kegiatan, tentu sudah banyak pengalamana yang dipetik dari nara sumber dan panitia, pengalaman yang didapat TRC daerah ini, tentunya mempunyai fungsi pengkajian awal segera setelah terjadi bencana pada saat tanggap darurat.
TRC adalah ujung tombak BPBD dalam bertugas dan memperlancar koordinasi dengan seluruh sektor yang terlibat dalam PB dan menyampaikan saran yang tepat untuk upaya PB. “Kemudian petugas memberikan laporan awal setelah tiba di lokasi bencana. Laporan tersebut di update secara berkala (pemutakhiran data.Red) dan laporan akhir penugasan,”ujar Junjungan.
Sebelumnya, ketua panitia Wing Prasetyo Ardi mengatakan, via selulernya kepada pasbana.com, sejak hari pertama, hingga malam penutupan, penyelenggaraan pelatihan kapasitas TRC daerah, keseluruhan materi pelatihan telah disampaikan dan diikuti oleh peserta dengan baik dan penuh semangat.
Dengan berakhirnya acara pelatihan ini, kami seluruh panitia penyelenggara, mengucapkan terima kasih kepada para nara sumber, fasilitator, para peserta pelatihan, serta pihak Mason Pine hotel.
Dalam acara penutupan malam itu, terlihat Wing Prasetyo Ardi berat melepaskan peserta ke tempatnya masing-masing. Semua itu ditandai dengan akrapnya seluruh peserta bersamanya terdiri dari Aceh sampai ke Papua Flores, bersama-sama membagi suka duka, pengalaman, berdiskusi bersama dan berpeluh bersama.
“Kami berharap tetaplah, jagalah kekompakan dan kebersamaan ini, tetap jalinlah persahabatan diantara kalian, karena kita adalah satu bangsa yang kita cintai ini, demi panggilan kemanusian. Sampaikan salam kami kepada keluarga, orang tua, suami/istri, anak yang telah teman-teman tinggalkan untuk mengikuti pelatihan ini, “ujar Wing.
Selanjutnya, pada kesempatan ini pula kami penyelenggara, menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan kami. Mulai dari persiapan sampai berakhirnya pelatihan ini.
Segala masukan yang kami terima dari semua pihak, akan kami jadikan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan kegiatan serupa di masa akan datang. Diakhir sambutannya, Wing membacakan sebait pantun “Hati gembira berbarengan teman, bergembira ria di bawah jembatan. Seandainya kita diijinkan Tuhan, tentu bersua di hari kemudian, “ujarnya seraya gemuruh tempuk tangan.
Usai penutupan secara resmi oleh Junjungan Tambunan dan penyampaian ketua panitia. Kegiatan diisi dengan beragam hiburan, sekaligus penyerahan sertifikat, penerimaan penghargaan terbaik kepada kelompok Pelampung dan pembacaan puisi oleh sekretaris BPBD kabupaten Lima Puluh Kota Nur Akmal dengan judul Tangguh.
Tidak sampai disitu saja, sebelumnya, 2 peserta yakni Kalak BPBD Minut Forsman dan Kabid KL BPBD kabupaten Aru Propinsi Palu Ochyi, menyampaikan pesan dan kesan serta harapan. Dikatakan Forsman, dengan banyak suka duka, ilmu pengetahuan, kami harap agar di tahun berikutnya diundang lagi.
Sementara itu, Ochyi menyebutkan, kebersamaan ini, tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan tentang TRC, akan tetapi juga berbagi pengalaman sesama kawan, mulai dari Propinsi Aceh sampai ke Papua.
"Tak menyangka, capek bisa hilang dimalam penutupan, “ujarnya. (Bayu Denura)