Asro Sikumbang Minangkabau
Sebuah Catatan Perjalanan, Pengalaman dan Analisa menelusuri/menggali Kekayaan Minangkabau dan Nusantara.
Terlahir sebagai bangsa yang memiliki jati diri bangsa sendiri merupakan sesuatu yang sangat membanggakan. Dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa anugerah yang sangat berlimpah patut kita syukuri sehingga kita dikenal luas oleh bangsa lain. Itulah Indonesia.
Bangsa yang diturunkan anugerah yang sangat luar biasa. Mulai dari Alam dengan pesona dan potensinya, kebudayaan yang beragam serta masyarakat pewaris dan keturunan dari nenek moyang yang memiliki salah satu peradaban bangsa yang tinggi serta generasi yang karyanya diakui dunia . Indonesia yang terdiri dari 13.466 Pulau dengan potensi dan pesona keindahan alam yang melimpah dan beragam menjadi rumah bagi 1.128 suku bangsa yang didukung oleh 746 bahasa didukung oleh kebudayaan adiluhung dan beragam warisan leluhur nenek
Salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia adalah suku bangsa Minangkabau. Suku bangsa ini merupakan salah satu suku bangsa yang dikenal dunia di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga Minangkabau dikenal oleh dunia.
Kebudayaan Masyarakat Minangkabau menjadi salah satu faktor yang membuat suku ini dikenal. Minangkabau yang salah satunya sangat dikenal masyarakat luas karena keunikan satu – satunya suku bangsa di Indonesia sebagai penganut garis keturunan melalui ibu ini serta menjadi satu – satunya dari beberapa suku didunia penganut garis keturunan melalui ibu yang paling berkembang menjadikan Minangkabau dengan sistem garis keturunan yang biasa disebut sistem “Matrilineal1”. Selain itu, suku yang wilayah basis utama masyarakatnya berada di wilayah administratif Sumatera Barat ini juga dikenal masyarakat luas oleh faktor keindahan alam Minangkabau yang luar biasa. Minangkabau yang telah dikenal sebagai salah satu suku dengan keanekaragaman ini juga diwarisi oleh nenek moyangnya kebudayaan yang juga beragam dan berlimpah. Mulai dari warisan kebudayaan adiluhung kearifan lokal, adat istiadat, seni tradisi dan kebudayaan lainnya yang menjadikan Minangkabau semakin dikenal oleh dunia.
Hal yang paling dikenal dari warisan nenek moyang masyarakat Minangkabau mulai dari Kearifan Lokal serta adat istiadat masyarakatnya yang beraneka ragam, rumah adatnya yang dikenal dengan “Rumah Gadang2” yang merupakan arsitektur unik dan telah ditetapkan sebagai rumah anti gempa. “Silek3” sebagai beladiri asli Minangkabau lengkap dengan senjata pertahanan sebagai kelengkapan beladiri ini yang dianggap sebagai senjata paling mematikan didunia yang dikenal dengan “Kurambiak4”. Kuliner yang beraneka ragam dengan cita rasa tinggi yang menjadikan masakan Minangkabau menjadi incaran banyak orang dan ditandai dengan banyaknya berdiri rumah makan kuliner khas Minangkabau yang hampir tersebar di seluruh dunia yang dibawa oleh masyarakat Minangkabau yang juga dikenal sebagai salah satu suku di Indonesia dan dunia yang paling banyak memiliki masyarakat dengan pola diaspora perantau. Warisan kebudayaan seni tradisi Minangkabau juga menjadikan suku bangsa ini dikenal oleh masyarakat luas, mulai dari seni musik, seni tari, seni rupa, sastra dan bentuk kesenian lainnya yang beragam dan berlimpah. Etnis Minangkabau yang juga mewarisi sistem sub suku dengan terdapatnya ratusan sub suku ini memiliki keragaman warisan nenek moyang ini dipengaruhi oleh faktor filosofi yang telah diturunkan pendahulu yaitu ”Alam Takambang5 Jadi Guru” dimana alam menjadi guru dan pelajaran baik alam dalam artian umum maupun khusus ini. Selain itu etnis yang telah mengenal sistem demokrasi dan komunal dari sejak zaman nenek moyang ini memiliki keragaman warisan kebudayaan dipengaruhi oleh faktor sistem otonomi yang diberikan kepada Nagari sebagai wilayah adat dan budaya yang terdapat di Minangkabau dengan sistem yang disebut dengan “Adaik Salingka Nagari6” dimana setiap nagari memiliki kewenangan untuk mengembangkan adat dan kebudayaan yang tetap berlandaskan kepada adat dan kebudayaan induk Minangkabau. Sehingga Minangkabau saat ini dikenal sebagai salah satu etnis yang memiliki keragaman warisan nenek moyang yang tinggi.
Dengan beragam dan tingginya warisan leluhur pendahulu menjadi tanggung jawab dan beban yang harus tetap dipertahankan bagi penerus untuk dapat mempertahankan hasil peradaban nenek moyang, salah satunya yang terdapat dalam etnis Minangkabau. Warisan leluhur yang menjadi jati diri masyarakat, menghadapi sebuah tantangan dalam perkembangan zaman. Diantaranya pengaruh kebudayaan luar dengan pendukung teknologi yang menjadikan informasi dan komunikasi budaya asing sangat cepat berkembang menjadi suatu ancaman terhadap kebudayaan bangsa yang dikenal masyarakat luas sebagai kebudayaan yang memilki keragaman dan peradaban yang tinggi.
Mengingat hal tersebut saat ini para penggerak kebudayaan dan seni tradisi, pihak pemerintah dan masyarakat luas berupaya untuk mempertahankan warisan nenek moyang yang merupakan jati diri bangsa.
Salah satunya penggerak kebudayaan dan seni tradisi, pihak pemerintah dan masyarakat luas etnis Minangkabau yang terdapat di Sumatera Barat.
Dibulan kemerdekaan bangsa Indonesia ini, direntang waktu yang hampir mulai dari tanggal 23 Agustus hingga 30 Agustus 2017 ini bersamaan dilaksanakan tiga kegiatan kebudayaan dan kesenian sebagai upaya mempertahankan warisan nenek moyang, memperkenalkan kepada masyarakat luas serta menjadi daya tarik kunjungan. Pelaksanaan tiga kegiatan kebudayaan dan kesenian ini dilakukan oleh lapisan penggerak kebudayaan dan seni tradisi, pihak pemerintah dan masyarakat luas yang berbeda, kota / kabupaten yang berbeda dan tentunya konsep yang berbeda dengan skala internasional .
Alek7 Minangkabau Silek8 Retreat
Padangpanjang, 23 – 30 Agustus 2017
Kegiatan Alek Minangkabau Silek Retreat merupakan kegiatan pertama yang diawali pada tanggal 23 Agustus 2017 dilaksanakan di Kota Padang Panjang dan akan berakhir pada tanggal 30 Agustus 2017. Kegiatan ini merupakan sebuah kegiatan yang berkonsep perhelatan sebagai upaya untuk menelusuri kembali jati diri serta kearifan Silek. Bentuk dari kegiatan Alek Minangkabau Silek Retreat adalah berupa penelitian, fasilitasi, pengkajian, acara silaturahmi dan salah satunya alek Minangkabau Silek Retreat yang direncanakan akan menjadi agenda satu tahun sekali untuk kedepannya. Kegiatan yang berupaya kembali mengangkat Silek sebagai beladiri, jati diri dan salah satu kearifan masyarakat Minangkabau ini juga mengundang peserta Internasional dari negara Inggris, Amerika, Jerman, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Pelaksanaan kegiatan Minangkabau Silek Retreat yang pertama kali diadakan ini dan merupakan pengembangan kegiatan sebelumnya yang telah dilaksanakan beberapa kali ini di Kabupaten Solok dengan tema Silek Summer Camp ini dijelaskan oleh inisiator Silek Summer Camp dan Minangkabau Silek Retreat ini diagendakan dengan beberapa item acara yaitu Galanggang9 Silek Lanyah10 (baca : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/10/06/silek-lanyah-inovasi-warisan-nenek-moyang-untuk-jati-diri-dan-kekayaan ) yang akan berlangsung pada tanggal 24 – 25 Agustus 2017, Minangkabau Summer Silek Camp pada tanggal 26 – 29 Agustus 2017 dan Seminar pada tanggal 29 Agustus 2017.
Alek Minangkabau Silek Retreat dilatarbelakangi oleh perkembangan dari masa ke masa hingga saat ini. Aktivitas silek tradisi pun sudah melampui batas lokal dan nasional hingga telah sampai ke tingkat internasional. Sehingga dalam perkembangannya terjadi kegamangan – kegamangan akan pakem – pakem silek yang telah lari dari jati dirinya. Contoh kecilnya adalah penggunaan Galembong11(galumbuak12) sebagai pakaian silek dan bahasa Minangkabau yang sudah mulai berkurang dikalangan pelaku silek Minangkabau, khususnya pelaku silek internasional. Dalam kegiatan yang terbuka untuk masyarakat umum dan tidak berbayar ini, juga diagendakan sebuah gerakan “Bangga Pakai Galembong” yaitu bangga memakai kembali simbol identik pakaian tradisi Minangkabau utamanya pakaian dalam silek sebagai salah satu bentuk jati diri silek tradisi dan pakaian tradisi minangkabau.
Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan untuk berbagai lapisan masyarakat diantaranya sebagai ruang silaturahmi pelaku silek tradisi, menjadi wadah melestarikan dan mengembangkan silek tradisional Minangkabau di dunia sebagai warisan budaya bangsa, sarana melahirkan atlet silat yang tangguh, wadah pembentuk sifat dan sikap kesatria dari generasi penerus sebagai pewaris dan pemegang tampuk pemimpin bangsa, menghadirkan pelaku silek tradisi dari luar Minangkabau dan luar Indonesia untuk mengetahui perkembangan Silek Tradisional diluar Minangkabau, Menjadi Fasilitator silaturahmi pelaku silek internasional dengan pelaku silek tradisional Minangkabau di Sumatera Barat, wadah untuk masyarakat umum untuk mengenal dan mengetahui kembali silek tradisi dan Mendukung Misi serta media promosi serta daya tarik dalam mendorong Budaya , Pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pasa13 Harau Art & Culture Festival 2017
Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota
25 – 27 Agustus 2017
Ditempat yang berbeda, tepatnya diantara keindahan tebing – tebing batu yang tinggi di Kabupaten Lima Puluh Kota tepatnya di Lembah Harau. Pada tanggal 25 Agustus 2017 dan berakhir pada tanggal 27 Agustus 2017 dilaksanakan kegiatan Pasa Harau Art & Culture Festival yang merupakan sebuah gerakan dan upaya yang menggabungkan berbagai unsur dan menjadikan sebagai sebuah konsep yang berdampak luas. Konsep yang terdiri dari alam serta kebudayaan dan kesenian yang dikemas menjadi satu paket kegiatan yang berbentuk festival sehingga semakin menjadi daya tarik akan keindahan alam serta kesenian dan kebudayaan Minangkabau. Serta menjadi satu daya tarik destinasi pariwisata baru di Sumatera Barat yang akan memberikan dampak langsung dalam perkembangan pariwisata Sumatera Barat, ekonomi masyarakat, serta upaya pelestarian dan pengembangan serta menjadi ruang dalam kebudayaan dan kesenian utamanya kebudayaan dan kesenian tradisional Minangkabau serta kebudayaan dan kesenian lainnya yang berkembang di Sumatera Barat. Sebuah pergerakan yang diwujudkan dalam bentuk konsep sebagai upaya pengembangan dan pengenalan Alam Minangkabau baik alam alaminya maupun hasil karya alam seperti kebudayaan dan kesenian tradisi. Konsep yang menjadi salah satu bentuk destinasi alternatif yang menggabungkan alam, kebudayaan dan kesenian, masyarakat dan aspek kehidupan yang terdapat di lingkungan kegiatan ini sebagai satu konsep yang kemudian terwujud menjadi Pasa Harau Art & Culture Festival mengambil kata ‘pasa’ yakni kata Minangkabau untuk‘pasar’ sebagai konsep dasar, yang juga dapat berarti keramaian.
Pasa Harau Art & Culture Festival merupakan hasil proses kerja yang dilakukan oleh generasi Minangkabau yang berkeinginan memperkenalkan alam dan kebudayaan serta kesenian yang terdiri dari seniman, budayawan, sastrawan, komunitas lokal seperti Komunitas Harau, Teater Tambologi, dan masyarakat sekitar. Selain itu kegiatan ini juga mendapat dukungan penyelenggaraan dari beberapa pihak yang langsung datang dari Jogjakarta dan Jawa Tengah, yang juga berkeinginan menggali dan mengembangkan potensi Sumatera Barat atau Minangkabau dengan mendukung dan membantu pelaksanaan. Mereka terdiri dari pihak penyelenggara Festival Kebudayaan Dieng yang telah dikenal dikalangan Lokal dan Internasional sebagai salah satu kegiatan festival yang juga memanfaatkan potensi alam dan keberagaman kesenian dan budaya serta lainnya, kemudian dari tanah Jawa tersebut juga hadir dari beberapa perkumpulan di antaranya Yayasan Umar Kayam, Rumah Budaya Joglo Abang, dan Infoseni.
Agenda yang berlangsung selama 3 hari ini diisi dengan berbagai kegiatan penampilan kebudayaan dan kesenian tradisional Minang. Selain juga menampilkan kesenian kontemporer. Terlihat bahwa penyelenggaraan Pasa Harau Art & Culture Festival berupaya sebagai wadah dan ruang dalam membangkitkan dan memperkenalkan kembali kebudayaan dan kesenian Minangkabau serta kesenian yang tengah berkembang saat ini. Selain itu menjadi salah satu alternatif konsep dalam upaya pelestarian kebudayan dan kesenian, promosi alam dan kebudayaan serta kesenian, apresiasi dalam masyarakat terhadap seni dan destinasi wisata yang menarik. Untuk Pelaksanaan tahun ini yang merupakan pelaksanaan kedua Pasa Harau Art & Culture Festival, festival ini telah masuk kedalam agenda Kementerian Pariwisata ditandai dengan launching Pasa Harau Art and Culture dalam ajang Festival Indonesia Festival (Fen In Fest) oleh Menteri Pariwisata pada Januari 2017.
Dalam pergelaran kegiatan Pasa Harau Art & Culture Festival ditampilkan berbagai bentuk kebudayaan dan kesenian. Diantaranya seni bahasa dan sastra, seni musik tradisi, seni gerak tari, teater tradisional dan atraksi beladiri. Juga diisi dengan pertunjukan permainan tradisonal sebgai salah satu bentuk hasil kebudayaan masyarakat Minangkabau. Dan bentuk suguhan lain juga ditampilkan pertunjukan kesenian kontemporer. Pada perdana Pasa Harau Art And Culture Festival terlaksana agenda kegiatan Arak – arakan budaya, batagak kudo-kudo14, Dendang15, Tari , Musik Etnik dan Akustik, Randai16, Silek Lacah17, Festival Layang – Layang, Panjek18Karambia19, Wisata Tracking dan Aneka Kuliner Minangkabau. Untuk pelaksanaan tahun ini yang merupakan pelaksanaan kedua akan diagendakan dengan semakin bertambahnya agenda kegiatan dari yang sebelumnya. Agenda yang akan ditambah untuk melengkapi agenda tahun sebelumnya ini akan dihadirkan agenda pacu jawi20, pacu itiak21, sipak22 rago23, sijobang24, sijontiak25, panjat tebing serta beragam penampilan kebudayaan dan kesenian lainnya serta diagendakan untuk pemecahan rekor MURI yaitu ritual minum kopi kawa26yang merupakan salah satu minuman khas Minangkabau dengan jumlah peserta ditargetkan 1001 orang.
Pelaksanaan Pasa Harau Art And Culture yang tahun ini telah mengalami perkembangan di tahun kedua ini. Diantaranya dengan telah konfirmasinya Fariz Rustam Munaf untuk mengisi sebagai bintang tamu, selain itu juga dikabarkan Maudy Koesnady dan penggiat film lainnya akan ikut hadir dalam semaraknya kegiatan kebudayaan dan kesenian ini. Dalam perkembangan penonton, kegiatan yang terbuka umum dan gratis ini panitia optimis akan dihadiri oleh 3000 penonton yang pada pelaksanaan perdananya hanya dikunjungi 1500 orang. Sedangkan wisatawan Mancanegara yang sudah membeli tiket Pasa Harau Art and Culture Festival sudah mencapai angka 500 orang seperti yang dikabarkan Dewan Pasa Harau Art And Culture Festival. Hal ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dari pelaksanaan Pasa Harau Art And Culture Festival
Pasa Harau Art & Culture Festival merupakan sebuah gerakan dan upaya yang menggabungkan berbagai unsur dan menjadikan sebagai sebuah konsep yang berdampak luas. Konsep yang terdiri dari alam serta kebudayaan dan kesenian yang dikemas menjadi satu paket kegiatan yang berbentuk festival sehingga semakin menjadi daya tarik akan keindahan alam serta kesenian dan kebudayaan Minangkabau. Dengan tujuan menjadi salah satu daya tarik destinasi pariwisata baru di Sumatera Barat yang akan memberikan dampak langsung dalam perkembangan pariwisata Sumatera Barat, ekonomi masyarakat, serta upaya pelestarian dan pengembangan serta menjadi ruang dalam kebudayaan dan kesenian utamanya kebudayaan dan kesenian tradisional Minangkabau serta kebudayaan dan kesenian lainnya yang berkembang di Sumatera Barat.
Sawahlunto Internasional Songket Carnival (SISCa) 2017
Kota Sawahlunto, 25 – 27 Agustus 2017
Ditempat berbeda lainnya di Sumatera Barat masih dalam balutan kebudayaan warisan nenek moyang Minangkabau, pada tanggal pelaksanaan yang sama dengan kegiatan Pasa Harau Art And Culture Festival yang diadakan di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Pada tanggal 25 Agustus 2017 dan berakhir pada 27 Agustus 2017, di Kota Sawahlunto yang dikenal dengan sebagai kota tambang,kota arang, kota kuali, kota tua, kota multikultur, kota festivalnya Sumatera Barat dilaksanakan perhelatan dengan konsep karnaval. Sawahlunto Internasional Songket Carnival atau lebih dikenal dengan SISCa untuk yang ketiga kalinya. Festival yang masuk dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2017 ini mengangkat sebuah konsep karnaval yang mengangkat warisan nenek moyang masyarakat Minangkabau yaitu kain songket sebagai salah satu kain tradisional masyarakat Minangkabau. Perhelatan yang pernah meraih rekor MURI sebagai peserta dengan songket terbanyak ini akan menampilkan Songket Silungkang sebagai salah satu jenis songket di Minangkabau. Dengan mengangkat tema untuk tahun ini Heritage for Sustainability yang berarti warisan untuk keberlanjutan , karnaval yang telah didukung oleh berbagai instansi diantaranya Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Badan Ekonomi dan Kreatif Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Sumbar dan Pemerintah Kota Sawahlunto ini bertujuan untuk melestarikan, mengangkat dan memperkenalkan kembali kain songket utamanya songket silungkang sebagai salah satu kain tradisional masyarakat Minangkabau kepada masyarakat dan khalayak luas, menjadi ruang kreasi dan promosi pengerajin serta desainer, dan sebagai upaya untuk mendukung daya tarik pariwisata serta pengembangan ekonomi kreatif yang turut mendukung perkembangan pariwisata.
Pelaksanaan untuk ketiga kalinya ini akan diagendakan dengan item acara yaitu Pameran Songket Internasional (25-27 Agustus 2017), Fashion Show Cilik (25 Agustus 2017), SISCa Night (26 Agustus 2017), Konferensi Songket Nusantara (26 Agustus 2017), Karnaval Songket Silungkang (27 Agustus 2017).
Sangat luar biasa, hampir diwaktu yang bersamaan di bulan kemerdekaan untuk tahun ini. Di Sumatera Barat sebagai basis utama masyarakat Minangkabau dilaksanakan kegiatan yang mengangkat kembali warisan peradaban nenek moyang Minangkabau yang merupakan jati diri dengan kegiatan kebudayaan dan kesenian yang berbeda tempat, berbeda penggerak kebudayaan dan kesenian, berbeda pihak pemerintah , berbeda kota / kabupaten yang berbeda dan tentunya konsep yang berbeda.
Luangkan waktu untuk datang dan berkunjung ke Sumatera Barat.
Dan apabila sedang berada di Sumatera Barat pada tanggal 23 – 30 Agustus mari kunjungi dan saksikan 3 kegiatan yang hampir bersamaan dilaksanakan kegiatan kebudayaan dan kesenian yang berbeda tempat, berbeda penggerak kebudayaan dan kesenian, berbeda kota / kabupaten yang berbeda dan tentunya konsep yang berbeda.
23 – 30 Agustus 2017 Pelaksanaan Minangkabau Silek Retreat di Kota Padang Panjang yang merupakan sebuah kota yang dikenal dengan sebagai kota hujan , kota pendidikan, kota pergerakan, kota perlintasan Dengan jarak tempuh 1,5 jam dari Ibukota Padang. Kota ini dilewati apabila menuju ke berbagai arah daerah di Sumatera Barat. Kota ini berada pada posisi yang cukup strategis karena terletak pada lintasan regional antara Kota Padang dengan Kota Bukittingi, juga dengan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten/ Kota Solok.
25 – 27 Agustus 2017 Pelaksanaan Pasa Harau Art And Culture Festival di Kabupaten Lima Puluh Kota tepatnya diadakan diantara hamparan lembah batu karang yang berusia 30 – 40 Juta tahun yaitu Lembah Harau yang telah dikenal oleh dunia luas dan merupakan warisan alam tersendiri bagi daerah Luhak26 Limo Puluah Koto (Kabupaten Lima Puluh Kota Sekarang) khususnya dan Minangkabau umumnya. Dengan jarak 120 km dari Ibukota Padang, 47 km dari kota Bukittinggi atau sekitar 18 km dari kota Payakumbuh dan 2 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Limapuluh Kota dan juga dapat masuk dari kota Pekanbaru dengan jarak 188 km.
25 – 27 Agustus 2017 Pelaksanaan Pasa Harau Art And Culture Festival di Kota Sawahlunto kota tambang,kota arang, kota kuali, kota tua, kota multikultur, kota festivalnya Sumatera Barat. Kota yang masih meninggalkan jejak belanda dengan bangunan arsitektur khas kolonial belanda yang masih banyak berdiri kokoh ini merupakan salah satu cikal bakal penambangan batu bara pertama di Indonesia. Kota ini berjarak 97,5 km dari Ibukota Padang dengan jarak tempuh 1,5 Jam dari Ibukota Provinsi Sumatera Barat.
Indonesia sangat begitu kaya. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman dan kekayaan alam, kearifan lokal, adat istiadat, sejarah, kebudayaan, kesenian tradisi. Sehingga bangsa ini dikenal oleh dunia dan menjadi destinasi untuk berbagai tujuan diantaranya destinasi pariwisata, penelitian dan lainnya.
Sudah saatnya kita bangga menjadi jati diri bangsa ini. Dengan tetap bangga dan mempertahankan, menjaga, melestarikan dan memperkenalkan diri dengan jati diri bangsa yang dikagumi oleh dunia. Serta melakukan inovasi dan kreasi tanpa meninggalkan landasan kepada warisan yang telah diciptakan oleh nenek moyang pendahulu yang telah membuat bangsa ini dikenal.
Indonesia its not perfect but awesome
Indonesia its rich, unique and mysterious
Kata Kunci :
Warisan Nenek Moyang, Jati Diri, Kebudayaan, Minangkabau, Sumatera Barat , Nusantara, Indonesia
Pergerakan, Pariwisata
Minangkabau Silek Retreat, Pasa Harau Art And Culture Festival 2017, Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2017
Glosarium :
- Matrilineal : Garis Keturunan Melalui Ibu
- Gadang : Besar
- Silek : Silat
- Kurambiak: Salah satu Pisau Khas Minangkabau. Senjata Paling Mematikan Didunia
- Takambang: Terkembang / Terbuka
- Adaik Salingka Nagari : Dimaksud nagari memiliki wewenang aturan sendiri termasuk dalam pengembangan adat serta kesenian dan kebudayaan yang menjadikan keberagaman salah satunya keragaman bentuk kesenian dan kebudayaan.
Nagari : Desa/ Wilayah administratif adat dan budaya di Minangkabau
- Alek : Perhelatan / Perayaan
- Silek : Silat
- Galanggang: Arena
- Lanyah: Lumpur
- Galembong : Pakaian Tradisi Khas Minangkabau. Utamanya dipergunakan untuk Silek
- Galumbuak : Pakaian Tradisi Khas Minangkabau. Utamanya dipergunakan untuk Randai
- Pasa:Pasar
- Batagak kudo-kudo : Batagak : Mendirikan , Kudo Kudo : Tiang – Tiang
Batagak Kudo – Kudo : Mendirikan Tiang – Tiang
- Dendang : Alunan
- Randai : Teater Tradisional Masyarakat Minangkabau
- Lacah : Lumpur
- Panjek : Panjat
- Karambia : Kelapa
- Jawi : Sapi
- Itiak : Itik
- Sipak: Sepak
- Rago: Sejenis Bola Takraw
- Sijobang: merupakan sejenis nyanyian atau dendang khas etnis Minangkabaukaba (sastra lisan) yang diiringi oleh alat musik seperti saluang, rebab dan lainnya
- Sijontiak: merupakan sejenis nyanyian atau dendang khas etnis Minangkabaukaba (sastra lisan) disertai alunan musik dari kotak korek api yg dibenturkan ke meja atau tangan
- Luhak : merupakan daerah awal bermukim / tanah asa (tanah asal) masyarakat Minangkabau
Referensi :
- Catatan Asro Sikumbang Minangkabau (Publikasi Minangkabau Silek Retreat & Volounter / Publikasi Pasa Harau Art And Culture)
- Wawancara dengan Panitia Minangkabau Silek Retreat
- Wawancara dengan Panitia Pasa Harau Art & Culture Festival
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/10/06/silek-lanyah-inovasi-warisan-nenek-moyang-untuk-jati-diri-dan-kekayaan : Asro Sikumbang Minangkabau
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/09/26/alam-takambang-jadi-guru-sebuah-cerita-pasa-harau-art-culture-festival : Asro Sikumbang Minangkabau
- http://www.sumbarprov.go.id/details/news/8524
- https://lifestyle.sindonews.com/read/1226997/156/pasa-harau-art-and-culture-festival-digelar-25-27-agustus-2017-1501781823
- http://agustinadewic.blogspot.co.id/2011/04/budaya-sebagai-pemersatu-bangsa.html
Foto :
- Publikasi Panitia Alek Minangkabau Silek Retreat
- Publikasi Panitia Minangkabau Pasa Harau Art & Culture Festival 2017
- Publikasi Panitia Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2017
- Koleksi Edwardo Guci
Sumber: www.goodnewsfromindonesia.id