Notification

×

Iklan

Iklan

Cuaca Buruk, Beberapa Pesawat Terbang Alami Keterlambatan Hampir 5 Jam

21 Agustus 2017 | 17:58 WIB Last Updated 2017-08-21T10:58:55Z
   
PADANG PARIAMAN - Curah hujan yang cukup tinggi di beberapa wilayah Provinsi Sumatera Barat, ternyata berdampak pada terganggunya lalu lintas penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau. Disebabkan jarak pandang yang pendek akibat cuaca buruk, Senin (21/8) membuat penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sementara ditutup. Selain itu, ada beberapa pesawat gagal landing dan masih berputar menunggu cuaca baik untuk segera landing.

Humas PT AP II BIM, Fendrik Sondra menyebutkan, selain masih holding (berputar) beberapa pesawat juga dialihkan landimgnya ke bandara terdekat BIM. Kemudian, jika cuaca masih belum membaik hingga malam hari maka penerbangan daerah asal sementara tidak diberangkatkan.

“Terpantau, ada sekitar empat pesawat yang tengah melakukan holding selama lebih dari 30 menit. Dua pesawat Garuda Indonesia (GA 148 dan GA6315) dan satu pesawat Batik Air (BTK6818) serta satu pesawat Sriwijaya Air (SJY020),” terangnya.

Dikatakannya, untuk GA 148 divert atau dialihkan ke Pekanbaru untuk rute CGK- PDG. 

“Jarak pandang normal untuk penerbangan yaitu kisaran 800 namun akibat cuaca buruk jarak pandang tidak memungkinkan untuk penerbangan. Kira akan terus melajukan pemantauan,” pungkasnya.

Akibat cuaca yang kurang bersahabat ini, beberapa maskapai penerbangan mengalami keterlambatan sekitar lima jam, saat ini Bandara Internasional Minangkabau (BIM) telah beroperasi normal kembali. GA 148 yang dialihkan mendarat di Pekanbaru telah mendarat kembali di BIM.

Humas PT AP II BIM, Fendrik Sondra, pada Haluan, Senin (21/8) pukul 17.00 WIB menyampaikan meski cuaca di BIM masih berawan namun keadaan telah kembali normal. 

" Per pukul 15.00 WIB bandara sudah beroperasi normal. Yang mendarat di Pekanbaru sudah kembali mendarat di BIM. Keterlambatan nya sekitar lima jam,” ujarnya.

Cuaca yang hingga saat ini masih hujan sedang masih menyisakan awan gelap. Akan tetapi, angin kencang disertai badai sudah berlalu sekitar satu jam yang lalu.


“Kita terus standby dan berharap cuaca akan terus membaik. Take off dan landing sebenarnya tidak begitu berpengaruh jika masing-masing armada berani. Namun, demi keselamatan penumpang tentu saja harus mengambil jalan yang terbaik,” pungkas Fendrik. (Sumber: haluan.com)


×
Kaba Nan Baru Update