Padangpanjang –Sebanyak 12 orang warga yang tinggal dalam 4 rumah di lingkungan RT II, Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Padangpanjang Timur, terserang diare.
Pihak Dinas Kesehatan Kota Padangpanjang langsung menerjunkan tim penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB), untuk melakukan investigasi guna mengetahui penyebab diare yang dialami warga Kelurahan Koto Panjang tersebut.
Pihak Puskesmas Koto Katiak, Kecamatan Padangpanjang Timur, melalui pemegang program surveilans Megawati mengungkapkan awal diketahuinya warga RT II terserang diare, saat dikonfirmasi Pasbana.com Senin (7/8).
Bermula dari salah seorang warga yang datang berobat ke Puskesmas Koto Katiak pada hari Jumat (4/8) lalu. Pasien yang didampingi orang tuanya tersebut menyebutkan ada warga lain yang mengalami diare.
“Saat dilakukan pemeriksaan, pasien mengaku baru sekali BAB, karena baru sekali petugas medis bertanya, kenapa baru sekali BAB sudah berobat, namun orang tua pasien khawatir karena tetangganya juga mencret-mencret. Dan dari sinilah kami mengetahui lokasi rumah warga yang terserang diare,” ungkap Megawati.
Megawati juga mengatakan, adanya informasi mengenai 12 orang warga yang terserang diare tersebut, pihak Puskesmas langsung melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kota Padangpanjang pada Senin (7/8).
Mendapatkan laporan dari Puskemas, tim penanganan KLB Dinas Kesehatan Kota Padangpanjang langsung mengunjungi rumah warga untuk mengumpulkan berbagai informasi dan menginvestigasi penyebab diare yang menyerang warga tersebut.
Vita Gusta, Tim Penanganan KLB dari Dinas Kesehatan Kota Padangpanjang, saat mengunjungi salah seorang pasien di RT II Kelurahan Koto Panjang mengatakan, penanganan yang dilakukan Puskesmas Koto Katiak sudah betul, untuk itulah ia langsung mendatangi rumah warga yang terserang diare.
“ Melihat jumlah dan usia, ini sudah bisa dikatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), hari ini kita mengumpulkan berbagai informasi dan menginvestigasi penyebab diare yang menyerang warga ini,” ungkapnya.
Novriza Yulida, juga anggota tim penangan KLB menambahkan, untuk saat ini apa penyebabnya belum bisa diketahui, untuk itu hari ini kami meminta keterangan dari pasien tentang apa saja yang dikonsumsi dan diare yang dialami, termasuk mengumpulkan sampel makanan yang dikonsumsi sebelum warga mengalami diare.
“Untuk penyebab kita belum bisa menyebutkan karena kami masih mengumpulkan data dan sampel, setelah kami dapat tentu nantinya akan dilakukan uji laboratorium, dari situ nanti baru bisa diketahui penyebab diare tersebut,” jelas Novriza Yulida.
Sementara itu, salah seorang warga RT II Koto Panjang, Rosmi (62) saat dikunjungi petugas dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas Koto Katiak, mengungkapkan, gejala diare pertama kali ia alami sejak Rabu malam (2/8) yang kemudian dialami 3 orang keluarganya, namun Rosmi enggan berobat ke Puskesmas dan lebih memilih obat alami yang dibuat sendiri.
“Siang sebelumnya saya nggak makan apa-apa, cuma minum, pada malam harinya saya muntah dan buang air besar sampai keesokan harinya, hanya anak saya pergi berobat, saya hanya membuat obat alami saja,” papar Rosmi yang masih terlihat lemas.
Meskipun 12 warga sudah mendapat penanganan langsung dari Puskesmas Koto Katiak dengan pemberian obat, apapun penyebab diare yang menyerang 12 warga di RT II Kelurahan Koto Katiak Kecamatan Padangpanjang Timur tersebut, Vita Gusta mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan ke higienisan makanan atau minuman yang dikonsumsi sebagai salah satu langkan dan upaya untu melindungi diri dan keluarga dari diare tersebut.
Delma