PADANG - Kota Padang berulangtahun hari ini, 7 Agustus 2017. Hingga saat ini, 348 tahun sudah usianya. Berbagai kemeriahan sebagai wujud kesyukuran digelar. Seperti apa wajah Padang sekarang?
Jika dibanding-bandingkan dengan sepuluh tahun belakangan, Padang sudah jauh berubah. Kalau ingin melihatnya dengan bingkai utuh, tengok saja setiap sudut kota. Bisa dikatakan, pembangunan sudah hampir merata.
Tak bisa dipungkiri, sejak Padang dipimpin Walikota H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo bersama Wawako Emzalmi, ada warna tersendiri di Kota Padang. Paling mencolok yakni objek wisata andalan, Pantai Padang. Pantai sudah ditata sedemikian rupa. Pedagang yang biasa mangkal di pinggir pantai dan menutup pandangan ke pantai, dipindah ke Lapau Panjang Cimpago (LPC). Sehingga pandangan ke arah Pantai tak lagi tertutup. Pemindahan pedagang ini pun berlangsung tertib dan kondusif.
Selain menata pedagang, kawasan Pantai juga diperancak. Kawasan pedestrian dibangun. Di Muaro Lasak juga ada Tugu Merpati Perdamaian. Tugu IORA juga berdiri, penanda kalau Padang pernah menjadi tempat pelaksana pertemuan negara-negara yang berada di sepanjang Samudera Hindia. Sekaligus mempertegas Padang sebagai pintu gerbang di bagian barat Indonesia. Praktis, Pantai Padang menjadi destinasi wisata bagi wisatawan saat libur dan hari besar.
Kawasan perekonomian, Pasar Raya juga semakin rapi. Pasar yang dulunya semrawut, kini berubah baik. Terlebih dengan telah dibangunnya beberapa blok. Wajah pasar tidak lagi usang, berubah seperti mall. Setiap bangunan blok, berdiri menjulang. Dikelir warna terang. Walikota menyulap pasar menjadi pasar modern. Jika tak ada aral melintang, Pasar Raya Padang diresmikan Presiden Joko Widodo, Oktober nanti.
Sebenarnya terlalu panjang jika diurai satu persatu keberhasilan pembangunan Kota Padang dalam kurun waktu tiga tahun belakangan ini. Ada jalur Padang Bypass sudah mendekati rampung. Begitu pula dengan kebersihan kota yang berbuah piala Adipura.
Tepat 2 Agustus 2017 kemarin, Padang meraih Adipura. Kehadiran Adipura seperti kembalinya si anak hilang. Delapan tahun lepas dari genggaman, akhirnya Adipura kembali ke pangkuan. Semua berkat kesadaran warga menjaga kebersihan dan keindahan kota. Ditambah lagi sokongan dari petugas kebersihan. Adipura ini merupakan penghargaan prestisius sepanjang kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Padang.
Sepuluh program unggulan Walikota Padang sudah berjalan cukup baik. Bahkan menjelang akhir masa kepemimpinan, presentase realisasi program unggulan mencapai 73,10 persen. Ini semua berkat kinerja personil di lingkup Pemerintah Kota Padang.
Program unggulan pertama terkait perbaikan drainase, pengendalian banjir, dan genangan sudah terlaksana baik. Hingga akhir 2016, program ini sudah mencapai 36,59 persen. Untuk perbaikan trotoar terealisasi 33,94 persen. Termasuk pengaspalan dan betonisasi jalan lingkungan sebesar 76,33 persen. Jika ditotal, program ini sudah berjalan sebesar 48,88 persen.
Program unggulan kedua berupa pendidikan pesantren Ramadan dan kegiatan keagamaan sudah mencapai 100 persen. Begitu halnya dengan pembangunan terminal dan pembenahan sistem transportasi. Dimana saat ini realisasi untuk terminal angkot di samping Balaikota lama sudah dilakukan. Meski saat ini belum dibangun terminal type A di Anak Air karena kewenangan berada di tangan pemerintah pusat. Realisasi capaian program unggulan ketiga mencapai 39,33 persen.
Program unggulan keempat, merehab 1000 unit rumah tidak layak huni sudah mencapai 74,24 persen lebih. Hingga saat ini sebanyak 3.712 rumah telah dibedah. Sisanya akan dikerjakan dalam dua tahun terakhir.
Begitu pula layanan kesehatan gratis di puskesmas dan RSUD mencapai 100 persen. Serta ambulance gratis bagi warga miskin dengan realisasi 100 persen. Total realisasi program keempat ini mencapai 85,60 persen.
Program unggulan lain berupa pembangunan Pasar Raya dan pasar satelit juga sudah terealisasi sebesar 45,60 persen. Begitu pula realisasi program unggulan pemberian dana operasional kecamatan yang sudah mencapai 65,28 persen.
Program unggulan ketujuh berupa santunan kematian telah terealisasi dengan optimal. Realisasi program ini mencapai angka 100 persen. Sedangkan program unggulan kedelapan berupa mencetak wirausahawan baru dan lainnya sudah tercapai di angka 83,33 persen.
Termasuk program unggulan kesembilan berupa revitalisasi objek wisata yang mencapai angka 63 persen. Serta pemberian tunjangan daerah bagi ASN Pemko Padang yang terealisasi sebesar 100 persen.
Realisasi sepuluh program unggulan itu hampir mencapai angka 100 persen. Berdasarkan data dari Bappeda Kota Padang, realisasi seluruh program unggulan yakni 73,10 persen.
Semuanya itu tak terlepas dari kepiawaian Mahyeldi dan Emzalmi dalam menjalankan roda pemerintahan. Kerja keras yang dilakukan, menggerakkan seluruh lini sehingga pekerjaan selesai dengan yang diharapkan.
Tengok saja setiap hari. Walikota hampir selalu bersentuhan dengan masyarakat. Turun ke tengah masyarakat. Bergotongroyong, ikut memungut sampah, melihat warga yang kurang mampu. Hari-harinya dihabiskan untuk bekerja. Pun begitu dengan Wawako yang seorang pemikir. Merencanakan pembangunan kota.
Kini, masyarakat telah merasakan pembangunan itu. Padang sudah menjadi kota metropolitan. Perekonomian bergerak kencang. Di sejumlah titik terjadi kepadatan jumlah kendaraan. Semua itu praktis karena telah majunya Padang dan menjadi daerah kunjungan bagi warga lain. Ibaratnya, Padang kini seperti gula tang dikerubungi semut. Tempat yang pas untuk berinvestasi dan singgah untuk melihat keindahan kota. Mahyeldi dan Emzalmi mampu menciptakan sekeping 'surga' di Padang.
Sejarah Singkat Berdirinya Padang
Kota Padang sebenarnya merupakan kawasan rantau. Wilayah ini dihuni oleh perantau Minangkabau yang berasal dari dataran tinggi atau lebih dikenal dengan darek. Pada awalnya, mereka menempati wilayah perkampungan yang berada di pinggiran selatan, Batang Arau. Pada saat ini, wilayah tersebut diberi nama Seberang Pebayan.
Pada zaman dahulu, wilayah ini berada di bawah pengaruh kekuasan Pagaruyung. Namun, sekitar abad ke-17, wilayah ini masuk ke dalam kedaulatan kesultanan Aceh. Hadirnya pendatang ke kota ini membawa perkembangan yang sangat pesat. Para pendatang ini, menetapkan dan memajukan perekonomian kota padang. Perkembangan tersebutlah yang pada akhirnya mendorong untuk terbentuknya sebuah struktur pemerintahan.
Akan tetapi, kedatangan penjajah Belanda menghapuskan pengaruh Kesultanan Aceh di wilayah tersebut. Pada tahun 1663 VOC datang ke Padang dan kemudian tertarik untuk membangun pelabuhan serta permukiman baru di patai barat Sumatera. Hal tersebut bertujuan agar mempermudah akses masuknya perdagangan dengan kawasan pedalaman di Minangkabau. Pada akhirnya, Belanda secara perlahan-lahan berhasil menanamkan pengaruhnya di sepanjang pantai Barat Sumatera.
Selain itu, Belanda juga ingin melanjutkan hubungan kerjasama dalam hal perdagangan dan pendistribusian emas ke kota tersebut dengan mengirimkan surat kepada Raja Pagaruyung. Pada tanggal 7 Agustus 1669 sempat terjadi pergejolakan antara masyarakat Pauh dan Koto Tangah. Tanggal tersebutlah yang kemudian dijadikan sebagai dasar lahirnya Kota Padang. Namun, pada akhirnya pergejolakan tersebut dapat diatasi oleh VOC yang membuat keadaan kembali aman dan terkendali.
Kota Padang kemudian berkembang dengan semakin pesat dan ramai. Sehingga membuat wilayah tersebut menjadi cocok untuk tempat mendistribusikan hasil bumi dari pedalaman Minangkabau. VOC terus melakukan usaha agar mendapatkan keuntungan lebih besar. Salah satunya adalah dengan mengadakan kontrak dengan pemerintah Padang dan kemudian pada akhirnya berhasil memonopoli serta memperoleh keuntungan. Dengan kontrak tersebut membuat Belanda mendapatkan keuntungan besar. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya catatan sejak tahun 1770 diberangkatkannnya 0.3 miliar pikul lada dan 0.2 miliar gulden emas pertahunnya dari Pelabuhan Muara.
Setelah proklamasi kemerdekaan RI, Mr. Abubakar Jaar diangkat menjadi walikota pertama kota Padang dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau merupakan seorang pamong sejak zaman Belanda yang kemudian menjadi residen di Sumatera Utara.(hms/ril)