Payakumbuh - Saluran irigasi mengering akibat pecah dan rusak di tebing Ngalau Indah Payakumbuh, akibatnya petani tidak bisa mengolah lahan sawah dan ladang pertanian lainnya. Hal tersebut dikeluhkan kelompok tani (Keltan) Sawah Kareh kelurahan Pakan Sinayan, yang tanamannya terancam gagal panen karena kekeringan.
Di kota Payakumbuh kelurahan Pakan Sinayan lebih kurang 3 haktare lebih ladang pertanian mulai dilanda kekeringan selama 2 tahun terakhir ini, hal tersebut diungkapkan Yusran Kamal ketua kelompok tani Sawah Kareh kepada media online pasbana.com, Senin (28/8).
Kami para petani mulai merasa khawatir karena padi, jagung dan tanaman lainnya terancam tidak berkembang. Sumber Air kali yang biasanya mengalir dari arah tebing bukit Ngalau Indah mulai turun drastis, katanya.
Mau ditanami apa kalau air tidak ada. Air kali yang selama ini kami andalkan untuk menyirami tanaman terus berkurang dan nyaris mengering. Kami mengalami kerugian hingga puluhan juta, ulasnya.
Memang belakangan hujan turun. Namun curah hujan tidak mencukupi kebutuhan sawah yang ditanami padi. “Hujan kan tidak terus-terusan,” lanjut Yusran.
Menyikapi hal tersebut, Lurah Pekan Sinayan, kecamatan Payakumbuh Barat, Sandiko Buana,SSTP, kepada media pasbana.com, Pemerintah kota Payakumbuh akan segera mencarikan solusi agar beberapa hektare ladang pertanian ini dapat terairi dengan menata ulang saluran irigasi yang sebagian besar rusak dan hancur akibat faktor alam, imbuhnya.
Sementara itu kita harus berusaha dan kreatif, jangan jadikan sumber air masalah untuk menghentikan kita melakukan bercocok tanam. Banyak jenis tanaman yang bisa ditanam disaat kita kekurangan air. Untuk mengatasi ancaman gagal panen, para petani di kelurahan ini bisa beralih ke tanaman lain, tegas Sandi.
Sementara itu, Dinas Pertanian kota Payakumbuh lakukan demplot kaji terap Varietas Unggul Baru (VUB) jagung melalui penyuluh pendamping, Zulkifli dengan narasumber Joni Saputra terhadap masalah yang menimpa kelompok tani di kelurahan Pakan Sinayan.
Dijelaskan Joni Saputra, SE pemilik pabrik mini Coklat Cokato di kelurahan Kapalo Koto Ampangan, selaku narasumber, ada berbagai cara mengatasi tanaman tanpa air. Salah satunya menanam jagung dengan menerapkan metode tanpa olah tanah (TOT). Pengertian tanpa olah tanah di sini adalah cara penanaman tanpa perlakuan persiapan lahan seperti pembalikan dan penggemburan tanah terlebih dahulu, hanya diperlukan lubang untuk membenamkan benih kedalam tanah.
Dijelaskan Joni, kelebihan TOT ini adalah menyingkat waktu budidaya karena petani tidak perlu melakukan pengolahan tanah terlebih dahulu, menghemat ongkos tenaga kerja,
menghindari kerusakan tanah, karena tanah yang terlalu sering dibalik dan digemburkan akan mengalami pengerasan dalam jangka panjang. Selain itu tanah yang dibajak atau digemburkan akan terbuka, sehingga ada potensi hilangnya mineral tanah dan
Mengurangi erosi lapisan hara tanah bagian atas karena proses pengolahan, jelas Joni.
Sementara itu, Popi Yulia Ningsih bidang penyuluhan, menyebutkan, saat ini kami memberikan bantuan kepada kelompok tani Sawah Kareh berupa, bibit jagung sebanyak 5kg, pestisida 1 botol dan pembelian pupuk organik, sebutnya (Bayu Denura)