By Satria Asmal
(Trainer SPECTA dan Guru)
Pasbana.com -- Berdasarkan UUD 1945, Kemerdekaan Indonesia adalah atas berkah rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur agar berkehidupan kebangsaan yang bebas.
Perjuangan dalam mengusir penjajahan Belanda, episodenya memang telah berakhir. Namun menjaga dan merawat Indonesia akan terus berlanjut. Kita yang menikmati kemerdekaan ini memiliki tugas besar yang harus ditunaikan agar negeri yang kita cintai ini merdeka seutuhnya.
Indonesia memiliki potensi besar yang luar biasa yang jika tidak kita jaga dan rawat akan hilang begitu saja.
Potensi besar itu adalah ;
1. Potensi Sumber Daya Alam
Menurut databok.katadata.co.id , Emas terbaik dunia ada di Indonesia tepatnya di Papua, sebanyak 165 ribu ton bijih tambang dikeluarkan setiap hari disini. Namun belum mampu mensejahterakan rakyat terutama di Papua. Kita hanya dapat 1% saja dari kepemilikan emas tersebut. Itupun tidak semuanya menyentuh keseluruh lapisan masyarakat.
Begitu juga dengan keanekaragaman hayati yang terkandung di hutan Indonesia meliputi 12 persen species mamalia dunia, 7,3 persen species reptil dan amfibi, serta 17 persen species burung dari seluruh dunia. Diyakini masih banyak lagi spesies yang belum teridentifikasi dan masih menjadi misteri tersembunyi di dalamnya. Sebuah contoh nyata misalnya, data WWF menunjukkan antara tahun 1994-2007 saja ditemukan lebih dari 400 spesies baru dalam dunia sains di hutan Pulau Kalimantan.
Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Berdasarkan data FAO tahun 2010 hutan dunia – termasuk di dalamnya hutan Indonesia – secara total menyimpan 289 gigaton karbon dan memegang peranan penting menjaga kestabilan iklim dunia.
Sayangnya kerusakan hutan di tanah air cukup memprihatinkan. Berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya. Data Kementerian Kehutanan menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis ditebang.
Kerusakan atau ancaman yang paling besar terhadap hutan alam di Indonesia adalah penebangan liar, alih fungsi hutan menjadi perkebunan, kebakaran hutan dan eksploitasi hutan secara tidak lestari baik untuk pengembangan pemukiman, industri, maupun akibat perambahan. Kerusakan hutan yang semakin parah menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem hutan dan lingkungan disekitarnya.
Contoh nyata yang frekuensinya semakin sering terjadi adalah konflik ruang antara satwa liar dan manusia. Rusaknya hutan habitat satwa liar menyebabkan mereka bersaing dengan manusia untuk mendapatkan ruang mencari makan dan hidup, yang sering kali berakhir dengan kerugian bagi kedua pihak. Rusaknya hutan telah menjadi ancaman bagi seluruh makhluk hidup.
Belum lagi potensi laut yang dimiliki oleh negara kita. Indonesia memiliki maritim yang sangat luas dan belum terkelola dengan baik. Masih banyak terjadi penangkapan ikan ilegal yang terjadi di wilayah Indonesia. Jika potensi kelautan ini dijaga dan dimaksimalkan tentu akan mampu mensejahterakan nelayan Indonesia.
Dan begitu banyak potensi alam lainya yang menjadi episentrum keunggulan Indonesia yang mesti dijaga dan dipelihara bersama.
2. Potensi Sumber Daya Manusia
Indonesia memiliki keunggulan dari sisi jumlah penduduk dan tenaga kerja yang besar. Berdasarkan Data Kependudukan Dunia (World Population Data Sheet, 2013), jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk mencapai 249 juta jiwa.
Berdasarkan data dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2013, Indonesia memiliki penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 176.662.097 orang. Jumlah penduduk yang besar selain menjadi potensi namun jika tidak berkualitas justru menjadi permasalahan tersendiri.
Mempersiapkan generasi muda yang masih berusia produktif tidak boleh diabaikan karena generasi muda akan menjadi wajah peradaban Indonesia masa depan. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan, yang akan menjadi estafet perjuangan didalam mengisi kemerdekaan. Menjaga generasi muda berarti merawat Indonesia.
Belum lagi jumlah perokok yang ada di Indonesia. Merujuk kepada data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan prevalensi perokok dari 27% pada tahun 1995, meningkat menjadi 36,3% pada tahun 2013. Artinya, jika 20 tahun yang lalu dari setiap 3 orang Indonesia 1 orang di antaranya adalah perokok, maka dewasa ini dari setiap 3 orang Indonesia 2 orang di antaranya adalah perokok.
Keadaan ini semakin mengkhawatirkan, karena perokok perempuan turut ikut memberi andil dan meningkat dari 4,2% pada tahun 1995 menjadi 6,7% pada tahun 2013. Dengan demikian, pada 20 tahun yang lalu dari setiap 100 orang perempuan Indonesia 4 orang di antaranya adalah perokok, maka dewasa ini dari setiap 100 orang perempuan Indonesia 7 orang di antaranya adalah perokok.
Lebih memprihatinkan lagi adalah kebiasaan buruk merokok juga meningkat pada generasi muda. Data Kemenkes menunjukkan bahwa prevalensi remaja usia 16-19 tahun yang merokok meningkat 3 kali lipat dari 7,1% di tahun 1995 menjadi 20,5% pada tahun 2014. Dan yang lebih mengejutkan, lebih mengejutkan adalah usia mulai merokok semakin muda (dini).
Perokok pemula usia 10-14 tahun meningkat lebih dari 100% dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, yaitu dari 8,9% di tahun 1995 menjadi 18% di tahun 2013.
Sungguh fantastis dan mencengangkan!
Padahal di usia produktif seperti itu mestinya remaja Indonesia bisa berkontribusi positif dalan mengisi kemerdekaan. Namun jika sudah terjebak kepada prilaku yang membahayakan dirinya bagaimana mungkin akan mampu merawat Indonesia.
Itu baru data perokok, belum lagi data generasi muda yang terlibat narkoba dan pergaulan bebas tentu akan menambah deretan angka dan data yang sangat mencemaskan.
3. Potensi Bahasa,Seni,suku dan Budaya
Dari waktu ke waktu, telah terjadi kepunahan bahasa,seni suku dan budaya di Indonesia. Ini dikarenakan globalisasi yang datang tak terbendung menghantam seluruh sisi kehidupan berbangsa dan bernegara. Semuanya akan hilang tak bersisa jika kita tidak sigap mengantisipasinya.
Begitu besarnya kekhawatiran kita akan kondisi bangsa ini tentu tidak cukup hanya dengan menampilkan data dan fakta tanpa solusi. Maka dengan kondisi tersebut, setidaknya ada bebarapa solusi yang bisa kita siapkan untuk merawat Indonesia:
a. Menyiapkan generasi muda yang tangguh dan berkualitas
Tidak bisa tidak, pelanjut estafet perjuangan bangsa ini adalah generasi mudanya. Maka menjaga generasi muda adalah merawat Indonesia. Mempersiapkan mereka secara intelektual, emosional dan spiritual untuk merawat Indonesia adalah sebuah kemestian.
Maka setiap orang tua mesti berfikir mempersiapkan anak anak mereka dengan cara terbaik, pola terbaik, dan usaha terbaik, sehingga Indonesia memiliki generasi berkualitas dimasa depan. Berkualitas intelektualnya, berkualitas emosionalnya dan berkualitas spiritualnya. Generasi seperti inilah yang akan mampu merawat Indonesia.
Seluruh potensi besar yang dimiliki Indonesia tersebut akan dititipkan kepada mereka, jika generasi muda lemah dan tidak berkualitas maka seluruh potensi itu tidak akan memberikan arti apa apa.
b. Menumbuhkan kembali kecintaan ber-Indonesia
Kita semua sepakat bahwa mencintai tanah air adalah sebuah kewajiban. Ketika cinta telah hadir maka pengorbanan juga akan datang. Cinta tanah air lahir dari kebanggaan menjadi bagian dari sebuah bangsa. Merasa Bertanggung jawab menjaga dan merawatnya.
Kita sebagai anak bangsa sudah mulai berfikir apa yang bisa saya persembahkan untuk Indonesia bukan sebaliknya apa yang bisa saya dapat dari Indonesia. Jika kita berfikir demikian maka sebagai apapun kita karena sudah didasari atas cinta maka akan hadir pengabdian terbaik. Kita tidak akan menyia nyiakan pengorbanan para pahlawan meraih kemerdekaan hingga bisa kita nikmati hari ini.
c. Berkontribusi positif membangun bangsa
Apapun Profesi dan pekerjaan kita maka merupakan kewajiban semua untuk menjaga dan merawat Indonesia. Karena kewajiban ini tidak mungkin hanya dilakukan oleh satu orang saja, namun perlu kontribusi positif semua pihak.
Ketika kita adalah guru maka mempersiapkan anak didik menjadi insan yang cerdas dan bertaqwa adalah bentuk kontribusi positif dalam merawat Indonesia.
Jika kita adalah pengusaha, mempersiapkan Indonesia yang mandiri dan sejahtera adalah tanggung jawab kita.
Ketika kita adalah pejabat pengambil kebijakan, menghadirkan kebijakan yang pro rakyat, jujur, amanah dan memiliki integritas itulah yang harus dijaga sebagai bentuk pengabdian pada negeri.
Berkontribusi positif membangun negeri, jujur dan amanah serta bertanggungjawab apapun profesi kita, adalah cara kita menjaga dan merawat Indonesia.(*)