Notification

×

Iklan

Iklan

Perkotak-kotakan Akan Semakin Marak Tanpa Persatuan

10 Agustus 2017 | 19:59 WIB Last Updated 2017-08-10T12:59:06Z



Limapuluh Kota - Peringatan Khaul Muhammad Hatta 115 tahun dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 di kabupaten Limapuluh Kota, Pemerintah setempat menggelar Dialog kebangsaan bersama Putri Bung Hatta, Kamis (10/8).

Dalam sambutannya, wakil bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan mengucapkan terimakasih atas kedatangan rombongan untuk silahturahmi sekaligus menggelar Dialog Kebangsaan bertujuan sebagai bentuk pengoptimalan pembangunan dan pelaksanaan nilai kesadaran berbangsa dan bernegara.

"Tujuannya, bagaimana meningkatkan kesadaran kita sebagai warga Negara Kesatuan Republlik Indonesia (NKRI).
Wawasan kebangsaan ini perlu dimantapkan sebagai semangat mempererat persatuan, serta mengingat bagaimana perjuangan Bung Hatta dalam memerdekakan Republik Indonesia"ujarnya.

Dijelaskan Ferizal Ridwan,"bagaimana kabupaten Limapuluh Kota yang sudah berdiri 176 tahun lalu ikut andil dalam kemerdekaan Republik Indonesia. "Disini sangat banyak potensi yang kita miliki, dimana lahir pejuang-pejuang bangsa seperti bapak Republik Indonesia, Tan malaka, termasuk bung Hatta yang merupakan keturunan daerahnya dari kabupaten Limapuluh Kota,"jelasnya.

Sementara itu, putri Bung Hatta, Gemala Hatta, mengataka,"sungguh suatu kehormatan bagi kami, karena acara ini dekat dengan ulang tahun Bung Hatta dan juga peringatan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia yang beliau proklamirkan. Untuk itu perkenalkan saya sebagai anggota keluarga mengajak semua agar mengenal buah pikirannya yang menunjukkan kepedulian bung hatta kepada NKRI.

Dikatakannya," musuh kita saat ini adalah kemiskinan, pengangguran,kejahatan, terorisme dan kejahatan lainnya, kita tidak bisa mengatasi musuh bersama ini bila tidak bersatu antar bangsa Indonesia," ulasnya.

"Maka seharusnya kita bisa mencegah semua bentuk kekerasan dan kesedihan dengan berdasarkan prinsip bung hatta, agar kita hidup dalam kebersamaan dan saling tolong sebagaimana yang terdapat dalam budaya Minangkhabau", tambahnya,"imbuhnya.

“Sejak zaman 1930an telah diingatkan bung hatta bahwa yang harus dibangun adalah persatuan hati,bukan persatuan orang sesaat. Jadi janganlah persatuan hanya sekedar berkumpul tetapi tidak terjadi persatuan hati," katanya.

“Kondisi sekarang terasa sekali kata-kata bung hatta itu, kalau kesatuan tanpa persatuan maka perkotak-kotakan akan semakin marak, ini bahaya karena kitalah sebagai bangsa harus melindungi negara kita secara bersama-sama,"jelasnya.



Kaum birokrat dan kaum akademisi mereka harus memahami desain pembangunan indonesia yang disusun para pendiri bangsa demi tercapainya kesejahteraan rakyat. "Rakyat berhak mendapatkan pekerjaan dan hidup layak, tanpa itu mustahil mereka dapat meraih pendidikan tinggi untuk bisa menyadari haknya untuk menjadi warga negara yang handal,"katanya.

Saat ini, yang dirasakan krusial untuk dilakukan adalah menanamkan kesadaran pada para pengambil keputusan,untuk mendorong terbentuknya gerakan yang dapat menggagalkan pola pikir terjajah menjadi pola pikir bangsa yang merdeka di lingkungan masyarakat."Melemahnya rasa kebersamaan dan persatuan di lingkungan masyarakat karena yang mengambil keputusan belum cukup paham bahwa pembangunan nasional dan pembangunan daerah ditujukan untuk pembangunan manusia agar lebih sejahtera. Terjadinya hal itu, terkait adanya kondisi bahwa pelajaran sejarah kurang tersusun dengan baik,"pungkasnya. 

Kesempatan itu, ikut hadir wakil bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, Kepala OPD se kabupaten Limapuluh, pelajar, mahasiswa, tokoh masyarakat, Keluarga Aziz Haili, beserta keluarga Mohhamad Hatta dan rombongan, diantaranya putri Menteri Kesehatan RI 1950, Nuryani,  Putri Desalwi, putra angkatnya bung Hatta beserta lainnya. (Bayu Denura)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update