Padangpanjang - Allahu Akbar… Allahu Akbar… Al-Aqsha milik siapa ? Milik Umat Islam…! Umat Islam milik siapa…? Milik saya…!
Itulah kata-kata yang terdengar saat masuk ke Aula SMP Darul Hikmah Islamic Boarding School (IBS) Padangpanjang , Sabtu (26/8).
Teriakan tersebut terdengar saat para santri dan guru SMP Darul Hikmah IBS Padangpanjang tengah menggelar Tabligh Akbar dan penggalangan infak untuk masjid Al-Aqsha, Palestina.
Tabligh Akbar tersebut langsung didatangi seorang Syech kelahiran Al-Aqsha, yaitu Syech Ammar Al-Qolaq, ia datang bersama rombongannya dari Internasional Aqsha Institute (IAI).
Saat Tabligh Akbar, Syech Ammar Al-Qolaq menceritakan bagaimana keadaan Palestina disana saat ini. Dan ia juga menceritakan bagaimana pertama kali Israel masuk dan menyerang Negerinya.
Mulai masyarakat dilarang melaksanakan sholat di Masjid Al-Aqsha, serta peran anak-anak yang tinggal di sekitaran Masjid Al-Aqsha dan melakukan perlawanan kepada tentara Israel.
Syech Ammar Al-Qolaq juga melontarkan beberapa pertanyaan kepada santri yang berada di Aula Sekolah. Salah satu pertanyaannya merupakan “Peran apa yang akan kamu perbuat untuk Masjid Al-Aqsha”.
“Saat ini kami memang tidak bisa membantu secara fisik disana, tapi Insha Allah kami akan membantu dengan do’a, dan kami juga akan memberikan bantuan, mungkin sedikit materil yang telah kami kumpulkan, semoga bermanfaat untuk saudara kami disana,” ungkap Andre salah seorang santri SMP Darul Hikmah IBS.
Saat dikonfirmasi Pasbana.com, H. Muhammad Ramadhan, Dosen IAIN Lampung, yang merupakan pemandu dari Rombongan IAI khususnya Syech Ammar Al-Qolaq, mengatakan, Palestina saat ini terbagi dua, diantaranya jalur Ghaza dan tepi Barat, dan penduduk Palestina lebih kurang 10 juta jiwa.
Ramadhan menambahkan, ekonomi saat ini dikuasai oleh Israel, dan semua barang masuk ke Palestina harus melalui Israel. Dan untuk mata uang disana juga menggunakan mata uang Israel.
“Sementara, untuk pertanian di Ghaza tidak dikendalikan Israel. Namun, barang masuk harus lewat Israel dan Mesir. Sedangkan, untuk tepi Timur seluruh pertanian dikuasai oleh Israel,” terangnya.
Dari tahun ke tahun tanah Palestina menyusut, pada tahun 1917 seluruh tanah Palestina 100% milik Palestina, pada tahun 1946 Yahudi masuk, dan tahun 1947 yahudi telah menguasai 50% dari tanah Palestina.
“Saat ini tanah Palestina hanya tinggal 5% dari wilayah yang ada,” ucap Ramadhan.
Sementara, Muhammad Harrist, Kepala SMP Darul Hikmah IBS, mengatakan kepada Pasbana.com, kegiatan tabligh akbar dan penggalangan infak untuk masjid Al-Aqsha ini lebih kearah mengajarkan santri untuk memiliki rasa empati dan tolong menolong.
“ Tujuan kita mengadakan ini memang betul-betul agar siswa menunjukkan rasa empati, tolong menolong, dan kepedulian terhadap sesama saudaranya yang mengalami musibah, " ucap Muhammad Harrist.
Dan penggalangan dana untuk Al-Aqsha telah dikumpulkan santri dan guru SMP Darul Hikmah IBS sejak hari Senin (22/8) lalu. Dan para santri sangat antusias menggalang dana untuk Al-Aqsha, Palestina. (Delma)